Mohon tunggu...
suci sayako
suci sayako Mohon Tunggu... -

hitam.putih.abuabu.warnawarni.itulah hidup.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Persetan dengan Resolusi Akhir Tahun!

31 Desember 2010   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:07 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang bertanya pada saya apa resolusi saya di tahun 2011. Seketika itu merupakan pertanyaan yang menyakitkan dan sulit di jawab. Saya hanya terdiam dan tiba tiba tersedot ke tahun tahun sebelumnya dimana saya getol sekali menancapkan beberapa pernyataan sebagai resolusi awal tahun. Sudahkah semuanya tercapai? Ini pertanyaan mudah dengan jawaban ‘tidak’. Big No, saudara saudara. Dan jawaban ‘BIG NO’ ini membuat saya takut dan malas mengikrarkan resolusi tahun baru saya. Apakah kamu juga begitu?

Saya masih ingat tahun kemarin saya punya resolusi besar dengan mengumandangkan cita cita S2 saya di atas segalanya. Saya gila belajar, dan S2 merupakan impian saya yang tidak bias ditawar tawar pada saat itu. Seiring berjalannya waktu, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah keadaan yang mengajarkan saya untuk bersikap realistis, menerima semua kenyataan tanpa menyalahkan siapa siapa. Ikhlas mengakui kekalahan mimpi saya akan realitas.

Tapi, menurut kamu, apakah resolusi tahun baru itu tidak penting? Dan mengapa hanya pada tahun baru kita menetapkan resolusi? Bukankah hidup kita yang setahun terangkai dari jalinan bulan demi bulan? Bukankah bulan bulan yang kita lewati juga merupakan rangkaian manis dari sekumpulan hari hari?

Saya sekarang punya pertanyaan besar di benak saya. Mungkinkan tidak tercapainya resolusi tahun baru saya karena saya terlalu sombong dengan menetapkan setahun sebagai patokan? Saya terlalu maruk dan sok dengan berusaha meramalkan apa yang bias saya capai dalam setahun? Setahun itu lama loh. Setahun itu 12 bulan atau 52 minggu atau 365 hari atau 8.760 jam atau 525.600 menit atau 31.536.000 detik. Wow, lihat angka yang terakhir. Itulah detik yang saya dan kamu lewati selama setahun. Nah, apakah resolusi yang dibuat setahun ini yang menjadi masalah utama gagalnya resolusi saya. Bias saja dan sangat mungkin. Saya terlalu sok menjadi peramal handal yang bias meramal atas akan apa yang akan terjadi selama setahun mendatang dalam hidup saya. Lalu, apakah kamu juga merasakan apa yang saya rasakan?

Nah, mulailah saya membelokkan haluan resolusi saya. Daily resolution. Resolusi harian karena saya sekarang sadar bahwa hidup saya tahun besok disusun oleh rangkaian hari hari yang tertata setiap harinya. Lalu, inilah saya dengan resolusi harian. My daily resolution.

Jika kamu punya target wisuda tahun besok. Janganlah terus memikirkan tentang wisuda. Mulailah menetapkan apa yang kamu lakukan besok. Misalnya besok harus menemui dosen dan menyelesaikan perbaikan skripsi. Lalu kamu harus mengumpulkan data. Semua bermuara pada target harian. Bukan target tahunan.

Mulailah dari hal yang kecil, karena Tembok Besar Cina sekalipun dibangun dengan memulainya dengan sebuah batu kecil. Tidak langsung besar. Dan sebuah roti besar tersusun atas butiran butiran tepung. Jadi, sekarang saya mengikrarkan janji saya akan menetapkan my daily resolusion. Maka dari itu, saya tidak butuh terompet, petasan, kembang api untuk merayakan tahun baru. Tidak perlu konvoi keliling kota untuk merayakan pergantian tahun. Yang saya lakukan adalah memikirkan hari esok. Karena setiap saya membuka mata di pagi hari, itulah hari baru saya yang saya mulai dengan membaca resolusi yang saya tulis pada hari kemarin dan lalu menetapkan langkah langkah kecil untuk mewujudkannya setiap hari.

Dan lalu, endingnya, tiap tahun saya tidak akan kesal ditanya tentang resolusi tahun baru saya karena saya punya segudang daily resolution yang pasti akan saya wujudkan. Dan saya akan tertawa kecil melihat orang lain pusing dan kesal karena resolusi akhir tahunnya tidak semua yang tercapai.

Keep on lighting your life by having daily resolution!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun