Mohon tunggu...
suci sahr
suci sahr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Banjir Melanda Kota Sukabumi: Menyoroti Krisis Sampah di Drainase

5 April 2024   11:20 Diperbarui: 5 April 2024   11:23 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Banjir menjadi momok yang menakutkan bagi warga Kota Sukabumi. Tiap musim hujan, kota ini terendam air, menyebabkan kerugian besar baik dari segi materi maupun keselamatan jiwa. Namun, di balik fenomena alam tersebut, terdapat masalah yang lebih dalam, yaitu krisis sampah di drainase.

Krisis sampah di drainase merupakan masalah yang meruncing di banyak kota di seluruh dunia, termasuk Kota Sukabumi. Drainase yang seharusnya menjadi saluran air bersih untuk mengalirkan air hujan, kini seringkali terhambat oleh tumpukan sampah yang menumpuk. Fenomena ini tidak hanya mengganggu aliran air, tetapi juga menjadi penyebab utama banjir yang melanda kota-kota, termasuk Kota Sukabumi.

Tumpukan sampah yang berada di dalam drainase tidak hanya terdiri dari sampah plastik, tetapi juga sampah organik, kayu, dan bahan-bahan lainnya. Ketika musim hujan tiba, air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar karena terhalang oleh sampah-sampah tersebut. Akibatnya, air meluap ke permukaan jalan, pemukiman, dan daerah lainnya, menyebabkan banjir yang merugikan bagi warga dan infrastruktur kota.

Krisis sampah di drainase bukan hanya menjadi ancaman terhadap kebersihan lingkungan, tetapi juga menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat serta ekonomi lokal. Oleh karena itu, penanganan masalah ini menjadi sangat penting dalam upaya menjaga kualitas hidup dan keberlangsungan kota-kota di masa depan. Artikel ini akan menyoroti akar permasalahan tersebut dan mencari solusi untuk mengatasi banjir yang berulang kali melanda Kota Sukabumi.

Himbauan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi kepada Warga

Data terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar banjir yang terjadi di Kota Sukabumi disebabkan oleh penumpukan sampah di sistem drainase atau saluran pembuangan air. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, hingga 70% saluran air terblokir oleh sampah, mulai dari plastik, kayu, hingga limbah organik. Hal ini menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar, sehingga meluap ke permukaan jalan dan pemukiman warga.

“Dari hasil evaluasi penangan kasus banjir di Kota Sukabumi yang terjadi sejumlah kecamatan beberapa waktu lalu, ternyata penyebabnya sama yakni terjadi penyumbatan saluran air dan pendangkalan sungai oleh sampah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat di Kantor BPBD Kota Sukabumi, Kamis.

Seperti bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabandungan, Kecamatan Gunungpuyuh dan Gang Djuli, Kecamatan Cikole. Petugas di lapangan selain harus membantu korban terdampak, juga berjibaku membersihkan saluran air yang dipadati oleh sampah plastik.

“Kota Sukabumi hingga saat ini masih berpotensi turun hujan deras, untuk itu kami menghimbau kepada warga rutin membersihkan sampah yang berada di saluran air agar tidak terjadi penyumbatan,” tambahnya.

Sebelum, pada Senin (25/3) hujan deras yang turun dari siang hingga malam memicu terjadinya banjir seperti di Jalan Kabandungan, Kecamatan Gunungpuyuh yang mengakibatkan enam rumah terendam termasuk satu rumah di Gang Djuli, Kecamatan Cikole.

Adakah cara untuk mengatasi masalah tersebut?

Menyadari pentingnya mengatasi masalah sampah di drainase, pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya, mulai dari program pembersihan rutin hingga kampanye sadar lingkungan. Namun, tantangan besar tetap ada karena masyarakat perlu didorong untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. Krisis sampah di drainase Kota Sukabumi bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dalam semalam. Dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Berikut ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penumpukan sampah di sistem drainase antara lain:

1. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan dampak negatif dari penumpukan sampah di drainase. Yaitu dengan mengadakan kampanye penyuluhan dan edukasi di sekolah-sekolah dan komunitas lokal tentang dampak negatif penumpukan sampah di drainase, serta cara-cara untuk mencegahnya.

2. Pengimplementasian program pembersihan rutin. Yaitu dengan menetapkan jadwal rutin untuk membersihkan drainase secara berkala dengan melibatkan relawan dari masyarakat setempat, organisasi non-pemerintah, dan petugas kebersihan.

3. Edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Yaitu dengan mengadakan workshop atau seminar tentang pengelolaan sampah yang baik, termasuk cara memisahkan sampah organik dan non-organik, serta mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

4. Peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah, termasuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah yang ramah lingkungan. Yaitu dengan membangun fasilitas pengolahan sampah yang modern dan ramah lingkungan, seperti tempat pembuangan akhir yang terkelola dengan baik dan fasilitas daur ulang.

5. Pengembangan kebijakan yang mengatur pembuangan sampah secara bertanggung jawab, termasuk larangan pembuangan sampah sembarangan ke sistem drainase.

6. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dalam mengatasi masalah penumpukan sampah di drainase. Yaitu dengan mengadakan pertemuan dan diskusi antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan untuk mencari solusi bersama dalam mengatasi masalah penumpukan sampah di drainase, serta menyediakan dana dan sumber daya untuk implementasi langkah-langkah yang dibutuhkan.

Krisis sampah di drainase bukanlah masalah yang dapat diabaikan. Ini adalah tantangan yang membutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk diselesaikan. Dengan lebih mengutamakan kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih, kita dapat memastikan bahwa Kota Sukabumi tidak lagi menjadi korban banjir yang disebabkan oleh penumpukan sampah di drainase. Mari bersama-sama kita berkomitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan demi kesejahteraan kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun