Mohon tunggu...
Suci Ramadhani
Suci Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Ilmu Politik, Universitas Malikussaleh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media Sosial dalam Memengaruhi Persepsi Publik terhadap Berita Politik di Indonesia

23 Juni 2024   17:37 Diperbarui: 23 Juni 2024   19:32 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: forbes.com 

1. Penguatan Keyakinan

Dalam echo chamber, pengguna cenderung terpapar pada sudut pandang yang konsisten dan tidak banyak dipertanyakan.

2. Kurangnya Pluralitas

Echo chamber bisa mengurangi keberagaman perspektif dan informasi, karena anggota grup cenderung setuju satu sama lain dan mungkin menolak atau mengabaikan sudut pandang yang berbeda.

3. Resistensi terhadap Informasi Baru

Ketika pengguna terjebak dalam echo chamber, mereka mungkin menjadi kurang responsif terhadap informasi baru atau fakta yang bertentangan dengan keyakinan yang ada.

 

Penyebaran Misinformasi dan Desinformasi

Selain itu, media sosial juga telah menjadi tempat utama untuk penyebaran misinformasi dan desinformasi politik. Berbagai penelitian, termasuk yang dilakukan oleh Universitas Oxford, menunjukkan bahwa konten politik yang tidak benar atau hoax memiliki tingkat keberhasilan penyebaran yang lebih tinggi daripada konten yang faktual dan akurat. Studi yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa lebih dari 60% pengguna media sosial di Indonesia pernah menyebarkan informasi palsu atau tidak terverifikasi terkait dengan politik. Hal ini mengakibatkan penyebaran informasi yang salah atau manipulatif yang dapat memengaruhi persepsi publik terhadap berbagai isu politik, termasuk dalam konteks pemilu.

Dampak Media Sosial terhadap Persepsi Publik

Persepsi publik terhadap berita politik dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk bagaimana informasi tersebut disajikan dan disebarluaskan di media sosial. Pertama, verifikasi Informasi yang kurang. Salah satu masalah utama dengan penyebaran berita politik di media sosial adalah kurangnya verifikasi dan validasi informasi. Banyak informasi yang tersebar tanpa sumber yang jelas atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan, yang dapat mempengaruhi keakuratan persepsi publik terhadap suatu isu atau tokoh politik. Kedua, efek viralitas di mana berita atau narasi yang kontroversial atau menarik sering kali lebih mudah menjadi viral di media sosial. Hal ini dapat mengarah pada pembentukan opini publik yang dipengaruhi oleh sentimen viral saat itu, bukan berdasarkan pada fakta atau konteks yang lebih mendalam. Ketiga, partisipasi politik yang lebih aktif, di sisi lain  media sosial juga telah meningkatkan partisipasi politik di kalangan masyarakat. Platform seperti Twitter sering digunakan untuk diskusi politik langsung antara warga dan para pemimpin politik, yang dapat memperkuat keterlibatan publik dalam proses politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun