Mohon tunggu...
Sucipujiati
Sucipujiati Mohon Tunggu... Pengajar -

Life learner, lecturer, stock trader.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kenapa Perlunya Berinvestasi Sedari Dini?

5 September 2018   16:55 Diperbarui: 5 September 2018   16:57 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Apa itu investasi..?

Mungkin sebagian diantara kita sudah banyak yang mengenal bahkan memiliki beberapa instrumen investasi untuk masa depan. Namun, tidak sedikit juga yang masih merasa bingung, ragu bahkan takut untuk memulainya. Ketakutan dan kekhawatiran ini biasanya dikarenakan kurangnya informasi mengenai produk investasi yang akan dibeli atau adanya pengalaman buruk di masa lalu. 

Seperti contoh krisis moneter yang melanda Indonesia ditahun 1998, berdampak pada kejatuhan pasar saham yang cukup dalam, tingginya kurs nilai tukar rupiah, likudiasi bank dan sejumlah catatan kelam dalam dunia investasi. 

Krisis Global di tahun 2008, yang dimulai dari pergeseran kondisi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat hingga mempengaruhi kestabilan ekonomi dunia, dampaknya pun dirasakan di Indonesia. 

Investor asing berbondong-bondong menarik uangnya dari pasar modal Indonesia, bahkan beberapa perusahan besar sudah tak lagi berproduksi. Apalagi saat ini banyak dijumpai investasi palsu atau "bodong" yang mengimingi-imingi imbal hasil yang tinggi dalam waktu yang singkat.

Sebenarnya dalam berinvestasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Didalam bukunya Intelligent Investor, Benjamin Graham menggambarkan Investasi sebagai sebuah tindakan yang melalui analisis secara menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok serta memberikan keuntungan yang memadai. Graham menambahkan bahwa tIndakan yang tidak memenuhi persyaratan ini berarti spekulasi. 

Dari definisi ini, kita bisa menyimpulkan ada tiga yang yang perlu digaribawahi untuk berinvestasi yaitu : analisa, keamanan modal dan ROI (return of Investment) atau imbal hasil.

Tujuan investasi adalah tak lain adalah untuk melipatgandakan keuntungan serta menjamin kebebasan secara finansial. Oleh karena itu kita perlu jeli memilih investasi yang cocok untuk kita simpan, karena tidak semua jenis investasi sesuai dengan kepribadian kita. 

Kita juga harus mempertimbangkan return investasinya, keuntungan yang bisa peroleh dalam jangka panjang dan likuiditas atau kemudahan produk investasi tersebut untuk diuangkan kembali.  

Dulu, orang tua kita banyak memilih sektor properti seperti rumah dan tanah serta logam mulia sebagai bentuk investasi. Sekarang instrumen investasi sudah berkembang jauh. Walaupun properti dan logam mulia masih banyak digandrungi, produk-produk investasi lain juga menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Investasi dapat melindungi nilai uang dari gerusan arus inflasi. Inflasi adalah proses penurunan nilai mata uang secara kontinyu yang diakibatkan oleh peningkatan harga secara umum. Seperti contoh, jika kita memiliki uang sebesar satu juta rupiah lima tahun yang lalu, kita bisa membeli beras merek A sebanyak 125 kg (dengan harga perkilo 8000 rupiah). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun