Mohon tunggu...
Suci Nur Rahayu
Suci Nur Rahayu Mohon Tunggu... Human Resources - MAHASISWA IAIN JEMBER

terus mencoba sampai bisa dan luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Memilih Menjadi Guru?

1 Maret 2020   22:55 Diperbarui: 16 Juni 2021   22:51 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini yang kita tahu dari sosok guru adalah seseorang yang berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi, kemudian memberikan soal untuk diselesaikan, terkadang memberikan motivasi dengan membagikan pengalamannya. 

Setelah banyak hal yang diberikan guru kepada siswanya, lantas apa timbal balik yang diberikan?

 Tak jarang siswa tersebut melanggar aturan yang dibuat, tidak melaksanakan nasehat-nasehatnya, menggunjingkan kejelekan-kejelekan guru tersebut, tentang cara mengajarnya yang tidak disuka, tentang soal ujian yang sulit dan masih banyak lagi.  

Sebagai anak didik sering kali menilai guru sesukanya, tanpa mau tahu bagaimana perjuangan dan usaha seorang guru agar dapat memberikan suatu hal terbaik.

Baca juga : Pembelajaran Daring Berkendala Bagi Siswa, Dimanakah Peran Orangtua Serta Guru?

Sebagian dari kita mungkin pernah berpikir profesi menjadi guru lebih mudah jika dibandingkan dengan profesi lain seperti dokter, ahli fisika, ahli kimia, arsitek, atau orang-orang yang bekerja dibagian teknik dan lain sebagainya. 

Jika membandinngkan dengan profesi lain, dari segi proses menjadi guru dianggap lebih mudah dijalani. Kuliah di bidang keguruan tidak banyak membutuhkan biaya dibandingkan dengan bidang teknik atau yang lain. 

Dari segi tuntutan bekerja menjadi guru adalah pekerjaan yang paling fleksibel dan lebih banyak memiliki waktu luang, guru akan libur jika siswanya libur. Berbeda dengan seorang pilot, arsitektur atau profesi lain yang akan tetap bekerja selama project yang dikerjakan belum selesai.

Tapi dibalik semua anggapan itu, kita perlu menyadari bahwa menjadi guru bukanlah suatu hal yang mudah. 

Baca juga : Menjauhkan Diri dari "Keteladanan Retorika" Caraku Membangun Personal Branding di Antara Sesama Guru

"Dalam undang-undang No. 14 Tahun 2005 guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah."

Menjadi seorang pendidik harus sadar bahwa ia harus menyampaikan ilmu dan materi pelajaran yang akurat dan benar agar dapat dijadikan pedoman bagi anak didiknya. 

Seorang guru harus mampu mempengaruhi hal-hal baik terhadap anak didiknya, harus mampu memahamkan seluruh anak didiknya walaupun setiap setiap anak didik memiliki daya tangkap yang berbeda-beda. 

Sebagai manusia biasa tentu memiliki keterbatasan, tetapi seorang guru berusaha tahu dan mengingat setiap materi dengan baik agar yang disampaikan adalah suatu kebenaran sehingga tidak akan menjerumuskan anak didiknya.

Seorang guru harus menjadi seorang pengajar, pembimbing dan pelatih. Artinya seorang guru adalah orang yang dapat menuntun kepada perbuatan-perbuatan baik dan membentuk sikap dan akhlak yang baik anak didiknya. 

Baca juga : Peranan Pemerintah, Guru, Siswa dan Orangtua dalam Menghadapi Kendala Pembelajaran Daring akibat Pandemi Virus Corona

Maka dari itu seorang guru harus terlebih dulu mampu bersikap dan berakhlak baik agar dapat menjadi contoh. Walaupun, sebagai manusia biasa guru pun ingin bertingkah sesukanya, tapi harus tertahan agar tidak ada keburukan yang tampak lalu ditiru oleh anak didiknya.

Tapi mengapa sampai saat ini begitu banyak orang yang ingin menjadi guru? Mungkin akan muncul berbagai jawaban yang beragam. Tetapi ada satu hal yang perlu diketahui dibalik segala perjuangan seorang guru, yaitu Allah telah menyiapkan kemuliaan tersendiri bagi seorang pengajar. 

Sebagaimana pesan Rasulullah kepada Abu Darda,"Jadilah engkau sebagai orang berilmu, atau pembelajar, atau penyimak ilmu, atau pecinta ilmu. Namun jangan jadi yang kelima, niscaya engkau celaka," (HR Al-Baihaqi) (sumber: islam.nu.or.id). Ilmu yang bermanfaat adalah salah satu amalan jariyah. 

Jika seseorang menjalankan satu ilmu yang diajarkan oleh guru kepadanya, maka guru tersebut akan terus memperoleh pahala sampai seseorang tersebut berhenti mengamalkan.

Tidak ada profesi yang buruk di dunia ini kecuali profesi tersebut menimbulkan suatu keburukan dan merugikan. Setiap profesi yang baik dan diniatkan kepada Allah akan membawa keberkahan dan bernilai ibadah. Maka dari itu, syukuri dan cintai setiap profesi yang dijalani agar sampai pada keberkahan Ilahi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun