TANGERANG - Widi Astuti, seorang pengusaha yang merintis karir sejak tahun 1990. Ia berusia 63 tahun yang sekarang memiliki 3 cabang usaha kue di Kediri, Jakarta dan Jogja. Ia lulusan Universitas Pembangunan jurusan teknik kimia. "Kuncinya adalah konsisten. Jika kamu tidak bisa konsisten dengan apa yang kamu mau, maka kamu tidak bisa menjadi apapun. Sekecil apapun langkahmu itu, ya Mulailah. Semangat terus buat generasi muda yang sedang merintis bisnis apapun. Saya tahu perjuangannya. tetap semangat terus ya dan pastinya selalu konsisten" Ucap Widi Astuti dalam wawancaranya pada Kamis 01/08/2022
Usaha yang dirintisnya dimulai pada tahun 1990 saat ia masih kuliah di UPN Yogyakarta, berawal dari coba-coba membuat kue dan menjualnya ke depan rumahnya yang banyak anak-anak kost, tak disangka semua menyukai kuenya. Sejak saat itu, ia memulai memperkenalkan kuenya ke teman-teannya di kampusnya, karena dari teman ke teman ia mendapat pesanan dari kantor perdagangan. Semenjak saat itu ia memulai karirnya di dunia bisnis makanan.
Ia membuat berbagai jenis kue dari yang kue basah maupun kue kering seperti brownis, pastel, lemper, risol, lumpia, kroket, bolu kukus, bakpao, pie susu, dadar gulung, onde-onde, klepon, kue lapis dan masih banyak lainnya. Pada saat hari raya ia juga membuat kue lebraran seperti kue putri salju, kue nastar, kue kastengel, kue kacang, kue choco chip dan masih banyak yang lainnya.
Bisnis yang ia jalankan buka setiap hari dari jam 10.00 WIB sampai dengan jam 19.00 WIB. Modal awal yang ia gunakan untuk membuat kue senilai Rp 1.000.000 pada saat itu. Dalam sehari, ia mampu memproduksi hingga 50 box dalam setiap cabangnya, dalam satu boxnya berisi 15 kue dengan menjual per boxnya dari Rp 25.000 sampai dengan 45.000 ribu. Omzet yang ia dapatkan selama sebulan sekitar Rp 50.000.000 per cabangnya.
Dalam setiap usaha pasti memiliki kesulitan masing-masing. Perjalanan dalam mengelola bisnis makanan sendiri memang penuh dengan suka dukanya. Menjadi kebahagiaan yang luar biasa ketika berhasil mencapai target yang ia inginkan dan makanannya disukai banyak orang. Apalagi memiliki pelanggan tetap menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Dukannya ketika dikejar-kejar pesenan yang menumpuk terkadang ia menolaknya karena tenaganya yang semakin berkurang.
Jatuh bangun dalam dunia bisnis merupakan proses yang akrab terjadi. Bisnis yang sukses tidak akan terlepas dari hambatan-hambatan yang berhasil dilalui. Kendalanya yang selama ini ia khawatirkan yaitu karyawannya yang terkadang tidak masuk kerja dan tidak ada tanggung jawab dalam bekerja sehingga membuatnya kewalahan dalam membuat kue.
Dampak pandemi virus corona Covid-19 sangat terasa di dunia bisnis dan ekonomi. Dalam pandemi ini mempengaruhi perubahan pada tingkat penjualan sebelum dan sesudahnya. Sebelumnya ia mampu memproduksi 50 box dalam sehari namun setelah adanya Covid-19 ini ia mampu memproduksi 100 box dalam sehari. Baginya, sangat menguntungkan untuk meningkatkan peluang bisnis nya ini.
"Itu tadi karena adanya perubahan setelah covid ini sangat menguntungkan bagi saya, Alhamdulillah saya bisa membayar gaji  karyawan-karyawan saya, meskipun saya memiliki karyawan yang setiap cabang ada 3 orang. Alhamdulillah saya bisa membantu karyawan- karyawan saya dan bisa mengcover keuangan yang saya dapatkan" Ucap Widi Astuti dalam wawancaranya pada Kamis 01/08/2022