Mohon tunggu...
suci lintilas
suci lintilas Mohon Tunggu... Mahasiswa - suci

jangan bilang sulit untuk kita menikmati hidup, semua ada waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Berbahasa pada Anak Lewat Media Dongeng

19 Juni 2022   18:56 Diperbarui: 19 Juni 2022   19:08 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesatnya perkembangan teknologi informasi yang ditandai maraknya siaran televisi, game online, internet dan media hiburan lainnya, kian hari merebut perhatian masyarakat khusunya anak-anak. Dalam dunia Pendidikan kegiatan mendongeng sangat jarang bahkan tidak ada dan kegiatan mendongeng yang dulu sering terdengar sekarang sudah jarang dilakukan. 

Kegiatan mendongeng merupakan sarana untuk berkomunikasi dua arah dan merupakan motode yang ampuh dalam menumbuhkembangkan daya nalar, rasa ingin tahu dan kreativitas pada anak. Kegiatan mendongeng yaitu cara paling efektif untuk memperkenalkan buku-buku keoada anak-anak. 

Mendongeng tidak hanya menampah daya kreativitas pada anak, tetapi juga menambah wawasan berpikir pada mereka. Meraka akan lebih mudah memahami dengan cara kita bercerita atau mendongeng, karena dengan cara seperti mereka tidak akan bosan atau jenuh. 

Seperti yang kita ketahui bahwa minat baca pada anak saat ini kondisinya masih belumlah menggembirakan atau masih sangat kurang untuk anak-anak. Tidak hanya minat baca yang menjadi perhatian kita, kemampuan membaca pun turut menjadi perhatian kita. Pada Pendidikan Usia Dini atau TK adalah tahap kedua dalam pengembangan kemampuan membaca dan menulis pada anak-anak, dan tahap pertamanya adalah keluarga. 

Peran keluarga sangatlah penting dalam tumbuh kembang anak, oleh karena itu orang tua harus memberikan pembelajaran mendasar atau pengenal huruf pada anak, sehingga saat anak memasuki dunia Pendidikan tidak akan kaget.

Anak-anak mempunyai daya imajinasi yang lebih beragam dari pada orang yang sudah dewasa. Ketika anak-anak bermain, mereka akan memeran tokoh dari sebuah cerita, maka imajinasinya akan memenghidupkan daya fantasinya sehingga mereka seolah-olah menjadi tokoh yang mereka perankan. 

Selain itu, anak-anak juga memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Oleh karena itu, orang tua perlu melatih kemampuan fisuik dan kemampuan berpikir termasuk mengembangkan imajinasi. Merangsang rasa ingin tahu anak dapat dilakukan dengan melihat gambar, membacakan buku serta membacakan dongeng. Dengan membacakan dongen tidak hanya merangsang rasa ingin tahu pada anak, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan membaca serta berbahasa pada anak.

Mendongeng atau bercerita merupakan salah satu stategi dalam pembelajaran di sekolah, khusus pada tingkat sekolah usia dini. Tidak hanya di sekolah, kegiatan mendongeng juga menjadi alternatif cara belajar yang diterapkan di luar sekolah.

 Dongeng adalah cerita rekaan, khayalan yang dianggap tidak benar-benar terjadi, terdapat beberapa aspek didalamnya yaitu aspek intektual, aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi-seni, fantasi dan imajinasi, tidak hanya mengutamakan otak kiri, tetapi otak kanan. Selain meningkatkan imajinasi, anak yang serng dibacakan dongeng dapat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca. 

Mendongeng sangat penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa pada anak usia dini, karena metode bercerita mampu memberikan pemahaman kepada anak-anak dengan mudah. Cerita adalah cara ampuh untuk mendidik anak agar mampu menerima pesan moral yang disampaikan melalui cerita.

Dalam memberikan sajian bercerita pada anak di usia dini, guru atau pengajar dapat menggunakan media-media yang menarik untuk anak. Mendogeng juga suatu kegiatan berfungsi sebagai sarana hiburan, sebagai media Pendidikan dan sarana meningkatkan berbahasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun