Mohon tunggu...
Suci Kurnia Ramadani
Suci Kurnia Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blog pribadi

Mencari pengetahuan untuk dapat berfikir kritis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemaparan masalah yang dialami oleh para pemilik UMKM di Jombang akibat diberlakukannya PPKM

8 September 2021   21:37 Diperbarui: 8 September 2021   21:37 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi wawancara langsung di lapangan

Biaya yang dikeluarkan saat ini terhitung lebih banyak dari kegiataan pembelajar kala masih normal seperti bisa, seperti kuota data dll. Tentu saja ini menjerumus ke aspek ekonomi juga dimana para orang tau mau tidak mau harus lebih giat mencari rupiah di saat pandemi Covid 19 sedang meledak, tentu saja itu sangat sulit bagi mereka, terutama para penggiat UMKM yang hanya dapat memanfaat kan pendapat harian mereka.

Dari riset yang telah saya lakukan di bebera pemilik UMKM di Jombang, banyak dari mereka mengeluh sejak diterapkannya kebijakan pembatasan sosial ini, pasalnya rata-rata dari pemilik UMKM mengeluh sepinya pelanggan sejak pemberlakuan baru ini diterapkan dan penutupan jalan atau akses dibeberapa tempat di setiap daerah, juga jam atau waktu yang terbatas hingga banyak dari mereka yang mengaku jika omset atau perputaran uang yang didapat tidak dapat mengembalikan modal awal atau bahkan tidak mendapatkan laba, otomatis banyak dari mereka merugi dan bahkan tidak sedikit yang memilih  gulung tikar.

Dokumentasi wawancara langsung di lapangan
Dokumentasi wawancara langsung di lapangan

Saat ini juga banyak perusahaan yang mau tidak mau harus mengurangi jumlah karyawan karena tidak dapat membayar gaji mereka ataupun lain sebagainya, maka banyak dari karyawan atau buruh yang harus di PHK karena kebijkan dari perusahaan. Ini membuat orang-orang yang terkena PHK juga memilih menjadi penggiat UMKM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal ini juga membuat persaingan dagang para penggiat UMKM semakin besar, karena banyak bermunculannya para pemilik UMKM baru dan sedangkan konidisi saja tidak memungkinkan untuk mendapat pelanggan.

Masyrakat pun sekarang lebih memilih memanfaatkan uang se-eifisien mungkin demi menghemat pengeluaran, masyarakat banyak yang memilih untuk memasak sendiri di rumah yang dalam hal ini itu lebih hemat dari pada membeli di luar, masyarakat juga sekarang sangat jarang menggunakan jasa atau layanan seperti laundry, cuci motor, dan lain-lain

Para penggiat UMKM di bidang kuliner saja sangat sulit mendapat pelanggan, meskipun itu adalah kebutuhan manusia yang harus selalu dipenuhi setiap harinya, lalu bagaimana dalam bidang jasa? Tentu saja lebih sepi daripada di bidang kuliner karena hal ini masih dapat dikesampingkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Tetapi tidak semua dampak dari PPKM ini buruk ini buruk, tetapi ada juga dampak ba8ik yang ditimbulkan. Setelah Indonesia mengalami lonjakan kasus yang pada puncaknya yakni antara bulan Juni higga Juli, kini karena pemberlakuan PPKM angka kasus Covid-19 berangsur turun dikutip dari laman www.cnnindonesia.com jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 94.375 kasus. Namun selama periode 30 Agustus hingga 5 September kasus Covid-19 dalam sepekan turun menjadi 55.189 kasus, atau apabila dirata-rata 7.884 kasus dalam sehari.

Jadi adapula dampak baik dari pemberlakuan ini, tentu saja Indonesia dapat mencapai keberhasilan ini berkat kesadaran masyarakat sendiri akan bahaya Covid-19 dan selalu mematuhi kebijakan pemerintah demi melawan virus Covid-19.
         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun