Ratusan Santri yang wawasan akan keadaan sang kiai yang dibawa oleh Jepang menunggu diluar gedung dengan bersimpuh yang dijaga ketat oleh para tentara bersenjata dari Jepang dan mengumandangkan adzan dan juga sholawat untuk keselamatan kiai mereka beberapa saat kemudian sang kiai dikeluarkan dari gedung tersebut dengan keadaan tangannya yang terikat dan bercucuran darah. Disini para Santri senang dan juga khawatir dalam waktu yang bersamaan karena keadaan dari Kiai mereka.
Para santri tidak tinggal diam mengetahui guru mereka ditangkap termasuk sang putra KH. Wahid Hasyim, mereka melakukan segala cara agar KH. Hasyim Asy’ari dapat lepas dari tangan bangsa Jepang, Setelah kebesasan KH. Hasyim Asy’ari penjajah Jepang tidak mundur tetapi malah memaksa rakyat Indonesia untuk melimpahkan hasil bumi dan menggunakan Masyumi yang diketuai KH. Hasyim Asy’ari untuk bercocok tanam dan rakyat wajib menyetor panennya pada penjajah Jepang.
Rakyat Indonesia yang tidak setuju atas perintah Jepang adalah pemicu peperangan antara Jepang dan juga rakyat Indonesia yang kebanyakan pada saat itu adalah Santri dari KH. Wahid Hasyim dan Santri dari Pesantren- pesantren di Jombang. Dan Jepang pun kalah perang dan sekutu mulai datang dan mulai pecahnya resolusi jihad pada 22 Oktober 1945 karena kedatangan sekutu yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Pada tanggal 22 Oktober yang kini menjadi hari Santri Nasional tentu menjadi hari yang sangat istimewa untuk para Santri sebagai pengingat atas pendahulu mereka yang telah berjuang dan membanggakan nama Santri di Indonesia sendiri.Â
Di Jombang pun para santri memperingati hari ini dengan melaksanakan Upacara bendera untuk menghormati perjuangan mereka dan melakukan pengajian dalam rangka mengirimkan do'a dan rasa terimakasih untuk segala yang telah dicurahkan demi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Diharapkan untuk para pemuda dan khusus nya para santri untuk tetap menghargai, menghormati, dan meneladani sikap para santri terdahulu yang memiliki semangat juang yang tinggi dan selalu berjalan di jalan Allah.
    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H