Mohon tunggu...
Inovasi

Penerapan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota) dalam Pembelajaran Matematika KPK dan FPB

8 Agustus 2017   09:14 Diperbarui: 8 Agustus 2017   09:28 24403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar untuk langkah ke-4 dan 5 mencari FPB

Sehingga tidak hanya rendah pada kemampuan aspek mengerti matematika sebagai pengetahuan (cognitive) tetapi juga aspek sikap (attitude) terhadap matematika juga masih belum memuaskan. Sebagian besar siswa masih menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dipelajari dan menakutkan bagi mereka. Hal ini disampaikan oleh Ruseffendi (dalam Puspita, 2009) Pelajaran matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi. Anggapan tersebut sudah melekat pada anak-anak, sehingga berdampak negatif terhadap proses pembelajaran siswa dalam matematika.  Siswa menganggap bahwa pembelajaran matematika yang diikuti di sekolah kurang menarik dan kurang menyenangkan. Mereka merasa tidak termotivasi untuk belajar matematika dan sulit untuk bisa menyenangi matematika sehingga pada akhirnya mengakibatkan hasil belajar matematika menjadi kurang memuaskan.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan matematika siswa di Indonesia sekaligus membahas solusinya dipandang dari empat komponen pembelajaran matematika yakni: a) kondisi siswa, b) kondisi guru matematika di Indonesia, c) fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran, d) kurikulum pendidikan matematika.

Salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika adalah dengan penggunaan Dakota (Dakon Matematika) sebagai implikasi pembelajaran FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil). Dakota adalah suatu media visual dalam pembelajaran matematikan yang merupakan inovasi baru sebagai media pembelajaran matematika. Dakota menggabungkan antara permainan tradisional dan pembelajaran matematika. Sehingga diharapkan selain mampu menjadi media pembelajaran matematika yang menyenangkan dakota juga mampu melestarikan salah satu permainan tradisional yaitu dakon/congklak.

Alat Peraga

Pengertian Alat Peraga

Kata "alat peraga" diperoleh dari dua kata yaitu alat dan peraga. Kata utamanya adalah peraga yang artinya bertugas meragakan atau membuat bentuk raga. Alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran apabila alat peraga tersebut merupakan desain materi pembelajaran yang diperuntukkan sebagai bahan pembelajaran.

Menurut Sudjana (2005 : 90) Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Selain itu, menurut Kochhar (2008 : 214) Alat peraga adalah perlengkapan yang menyajikan satuan-satuan pengetahuan melalui stimulasi pendengaran, penglihatan atau keduanya untuk membantu pembelajaran. Lain halnya menurut Russefendi (1994 : 132) ia memberikan definisi alat peraga yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep pembelajaran.

Dari data di atas dapat disimpulkan alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang bisa digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat para siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar mengajar.

Jenis-Jenis Alat Peraga

Regional Education Centre of Science and Mathematic (RECSAM), rnengelompokkan alat peraga sebagai berikut: 1) Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung untuk membentuk suatu konsep. 2) Alat peraga, adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan memahami suatu konsep secara tidak langsung. 3) Alat pendukung, adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya percobaan atau eksperimen atau kegiatan pembelajaran yang lainnya.

Penerapan Alat Peraga Dakon Matematika dalam Pembelajaran KPK dan FPB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun