Jelas, dari awal wacana pencalonan Ahok mengemuka, suara internal PDIP terpecah. Di satu sisi mendukung Ahok dengan dalih cukup berhasil dan satu sisi banyak pengurus PDIP yang menolak dengan tegas bahkan berkoar-koar tidak akan memilih Ahok dan mengajukan kader PDIP lainnya.  Mau tidak mau perpecahan tersebut membuktikan kalau Ahok memang  mampu mengobrak-abrik internal PDIP
Ketiga, strategi dukungan 1 juta KTP buat Ahok, hanyalah  strategi Ahok untuk memancing parpol besar mendukungnya. Untuk yang satu ini, urusan dukungan KTP, menurut saya, sejatinya Ahok sudah merencanakan tidak akan maju lewat jalur independen. Tetapi ia segaja memancing dan ‘pamer’ kekuatan kepada parpol. Saat dukungan tercapai bahkan melebihi 1 juta, ia bisa tersenyum penuh kemenangan dan membusungkan dada, membuat  parpol belingsatan ingin meminangnya.
Setidaknya ketiga  hal itulah membuktikan  kepiawaian dan kelihaian seorang Ahok.  Jadi, memang Ahok bukan politisi kemarin sore, bukan politisi karbitan juga bukan lawan tanding main-main.
Tinggal menunggu parpol penantang Ahok yang kebat-kebit  membahas strategi untuk menandingi pasangan Adjo tersebut . **
_Solo, 21 September 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H