Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Arcandra Tahar Digoyang Isu Kewarganegaraan AS?

15 Agustus 2016   10:19 Diperbarui: 15 Agustus 2016   10:30 5006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa  hari ini nama Arcandra Tahar (AT) menjadi sorotan publik karena saat ini  ia di tuding  menjadi  warga Negara Amerikan Serikat (AS). Tanpa diketahui  sumber yang bisa dipertanggungjawakan, isu kewarganegaraannya di tiupkan lewat medsos, dihembuskan dan dikobarkan sampai  ke media massa.

Tudingan AT adalah warga Negara AS  melalui proses naturalisasi secara cepat menyebar dan mau tidak mausorotan publik langsung mengarah tajam kepada AT dan juga tentunya kepada Presiden Joko Widodo, yang dianggap telah salah pilih.

Kabar kewarganegraan ganda AT dihembuskan untuk menjatuhkan AT dan mendorongnya secara halus untuk mundur dari jabatan Menteri ESDM.

Mengapa ada  kabar kewarganegaraan ganda AT ?

Saya hanya mencoba  melihat  dari sudut pandang saya,  

Pertama,  banyak pihak  marah  saat AT terpilih menjadi Menteri ESDM

Pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memilih Arcandra Tahar (AT)  sebagai Menteri ESDM pada awalnya banyak membuat public terhenyak. Terlebih para politikus dari parpol pendukung pemerintah. Kehadiran Archandra  memang tidak di duga , tidak diperhitungkan dan lolos dari prediksi. Karena tidak banyak  orang di tanah air yang mengenal   AT.

Kekecewaan parpol  jelas beralasan karena kursi di Kementerian ESDM sangatlah basah (bahkan basah kunyup)  dan berpeluang menjadi tambang uang. Salah satunya migas yang sangat potensial untuk menjadi sumber uang yang tidak akan ada habisnya. Maka ketika Kementerian ESDM di duduki  AT yang jelas-jelas bukan dari parpol dan  berasal dari ‘antah berantah’ tentunya membuat mereka meradang. Tetapi tentu saja mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena AT adalah pilihan presiden.

Tetapi mereka juga tidak mungkin  tinggal diam. Dan puncaknya mereka mencari cara untuk menjatuhkan AT dengan mencari  bukti paspor AS yang dimiliki AT. Pastilah karena AT sudah puluhan tahun tinggal di AS, dia punya paspor negeri Paman Sam tersebut. Setelah copian  paspor di dapatkan, segera di publish-lah. Dan benar, publik menjadi bertanya-tanya dan meragukan pilihan Jokowi tersebut

Kedua, Mafia migas terancam dengan kebijakan AT

Setelah dilantik, AT langsung  bergerak cepat. Semboyan kerja , kerja dan kerja dari Jokowi selaras dengan gayanya yang cepat, trengginas dan tegas. Karena sudah cukup  sering berdiskusi dengan Jokowi mengenai sumber daya mineral di Indonesia, dia sudah banyak mengetahui kondisi ESDM di tanah air. AT  segera melakukan evaluasi besar-besaran di internal Kementerian ESDM terkait kebijakan dan kerja-kerja strategis K ESDM.

Di internal Kementerian, AT melakukan efisensi yang gila-gilaan. Misalnya terkait dengan anggaran kunker di Kementerian ESDM yang mencapai  1 trilyun setiap tahun. Begitu AT masuk, ia sangat murka ketika tahu dalam setahun Kementerian ESDM hanya sekitar 8 kali kunker tetapi bisa membutuhkan biaya ratusan milyar. Pada akhirnya AT bisa melakukan efisiensi  dan penghematan uang negara.

AT juga  melakukan berbagai strategi dilakukan guna melakukan penataan  dan memaksimalkan potensi alam di Indonesia yang selama ini banyak digerogoti mafia migas.  AT tidak akan memberikan kesempatan mafia migas kembali mengeruk keuntungan dari kekayaan Indonesia

Ketiga, PT Freeport terancam bangkrut  dengan Re-negosiasi yang ditempuh AT

Salah satu langkah penting dan cepat yang dilakukan AT adalah melakukan Re-negosiasi Freeport. Hingga saat ini proses  renegosiasi perpanjangan Freeport belum dimulai. Pemerintah masih terus mengodok kebijakan tersebut. Terkait dengan renegosiasi dengan Freeport, permintaan pemerintah salah satunya ada pembangunan  smelter  yang harus dipenuhi sebelum renegosiasi tentang kontrak.  Tugas itu dibebankan kepada Sudirman Said( SS) tetapi sampai sekarang, setahun, belum ada hasilnya. Justru kemungkinan besar SS kalah dengan manajemen Freeport.

Nah, inilah yang akan dilakukan oleh AT. Ia akan melakukan renegosiasi terkait dengan kontrak Freeport dengan Indonesia. Kedepan tambang emas di Papua yang selama ini menjadi sumber uang bagi  bangsa lain akan dipangkas. Mau tidak mau kebijakan AT yang menakutkan tersebut membuat pihak-pihak lain  terancam  dan tidak membiarkan pria kelahiran Padang tersebut terus menduduki kursi  Kementerian ESDM

Keempat, Keahlian AT diperebutkan banyak Negara

AT mengambil  kuliah di S2 dan S3-nya diselesaikan di A&M Texas University. Prestasinya yang kinclong membuat  karirnya mulus.  Ia menempuh berbagai jenjang karir dengan spesialisasi bidang perminyakan dan pengeboran. Prestasinya  berkilau  dan menjadi soroton di negeri Paman Sam itu. Berkat keahliannya, ia mempunyai  3 hak paten yang di pegang terkait eksplorasi sumberdaya alam. Tak pelak lagi, banyak Negara yang tergiur dan bersemangat untuk menariknya dan membujuknya menjadi warga Negara. Tidak hanya Amerika Serikat saja.

Seperti pengakuan dari teman dekat  AT, bahwa benar AT memang pernah memegang kewarganegaraan AS namun TIDAK PERNAH. Sekali lagi ia TIDAK PERNAH  melepaskan kewarganegaraan Indonesia.  AT  bahkan tidak sekalipun mengunakan paspor yang dikeluarkan dari AS. Ia selalu bepergian dengan mengunakan paspor Indonesia. Hanya saja karena berdasar Undang-Undang Indonesia tidak mengakui kewarganegaraan ganda secara otomatis kewarganegaraan Indonesianya gugur. Meski demikian Arcandra meyakinkan bahwa sebelum pelantikan dirinya menjadi Menteri, segala proses administrasi sudah dilakukan. Dan itu tentu saja sangat bisa dipercaya. Tidak mungkin seorang Jokowi akan gegabah menunjuknya menteri kalau memang benar AT warga Negara AS.

Kelima, AT menjadi ancaman bagi kerahasiaan  sebuah Negara

Salah satu prestasi gemilang AT adalah mampu menciptakan tehnologi  yang juga digunakan  oleh  salah satu militer di Negara tetangga. Kerahasiaan kekuatan  dan kelemahan militer Negara tetangga  tersebut  jelas diketahui oleh AT yang memang  pembuatnya. Hal ini bukan hal yang dianggap remeh. Negara tersebut berkepentingan untuk mengamankan kerahasiaan atas nama kedaulatan bangsanya. Hingga mau tidak mau, mempunyai alasan untuk berkeberatan jika AT menjadi  menteri di tanah airnya sendiri. Untuk itu  lebih mudah jika AT di todong dan dijatuhkan dengan isu kewarganegaraan ganda seperti saat ini.

Dan sayangnya, justru para anak bangsa sendiri  yang bersemangat memanfaatkan  hal tersebut untuk menekan AT dan berusaha agar AT mundur dari  jabatan Menteri ESDM.  Mereka tidak tahu kalau di balik semua itu, justru pihak Negara tetangga yang tepuk tangan, sorak sorai dengan hembusan paspor AS yang dimiliki AT. Negara tetangga tidak perlu turun tangan langsung karena orang-orang Indonesia sendiri yang diprediksikan akan mengembosi AT. Dan muaranya, AT diharapkan akan lengser dari jabatan Menteri ESDM dan akan balik ke Negara  tetangga tersebut.

Kiranya lima  alasan itu cukup  masuk akal  untuk menunjukkan bahwa sesungguhnya ada yang sedang main-main dengan Negara ini. Ada yang tidak rela keberadaan doctor muda  di Kementerian ESDM akan  menguncang dan mengancam keberadaan mereka.  Maka  ada yang mempersoalkan kewarganegaraan AT.

Padahal AT jelas sangat nasionalis, rela meninggalkan karir gemilang dan  kehidupan mapan di AS demi  berbakti kepada ibu pertiwi.  Yang sikap AT tersebut belum tentu bisa diikuti oleh saya, anda dan banyak orang di Indonesia , jika telah hidup mapan di negeri orang. **

_Solo, 15 Agustus 2016_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun