Tri Rismaharini (Risma), Walikota Surabaya sudah ‘menyerah’ dengan bujukan PDIP. Runtuh sudah kukuhnya pendirian untuk tetap melanjutkan menjadi Walikota Surabaya sampai masa jabatan selesai. Jika selama ini Risma ogah mengkhianati amanah warga Surabaya, tetapi kali Risma terlihat telah pasrah dan ‘menyerah’ dengan bujukan, ‘paksaan’ dari PDIP, parpol yang mengusungnya.
Secara tersirat, Risma telah meminta maaf kepada warga Kota Surabaya. Pernyataan maaf disampaikan pada acara launching Kampung KB di RW XII Sidotopo Jaya, Semampir, hari ini, Kamis (4/8/2016).
Risma meminta maaf sekaligus pamitan kepada warga Surabaya, "Ini adalah hari-hari terakhir, hari-hari penghabisan, oleh karena itu saya meminta maaf atas nama pribadi maupun semua pegawai dari kelurahan, kecamatan sampai SKDP. Mohon maaf bila ada kekhilafan dan kesalahan saya selama ini.” (tribunnews).
Meskipun tidak secara lugas menyatakan ingin berhenti dan bertarung di Pilgub DKI Jakarta 2017, tetapi pernyataan Risma menjadi pertanda bahwa ia memang berniat untuk bertarung melawan Ahok.
Risma Siap Melawan Ahok
Jika diawal-awal mendapatkan desakan dari PDIP, Risma terlihat tidak berminat maju Pilgub DKI Jakarta, menurut saya tidak hanya karena ia ingin memegang komitmenya memimpin warga Surabaya.
Selama ini, bisa jadi Risma juga tergerak, tertarik dan ingin menjajal kemampuan bertarung memperebutkan kursi DKI Jakarta 1. Siapa sih yang tidak tertarik menjadi Gubernur? Di Jakarta lagi. Tetapi Risma yang sudah belajar banyak menjadi politisi, menyelami dunia politik dan belajar banyak dari Megawati, tidak mau gegabah dengan mudah mengiyakan desakan untuk maju di Pilgub DKI Jakarta.
Meskipun terlihat diam, pasif dan tidak tertarik, Risma sejatinya menunggu respon publik atas rumor pencalonan dirinya. Ia tidak tergesa-gesa mengiyakan agar tidak terlihat ambisius. Ibaratnya jinak-jinak merpati, malu-malu kucing.
Nah, setelah melihat respon publik yang sepertinya memperhitungkan keberadaanya dan mempunyai kans besar untuk bersaing dengan Ahok, ia mulai mantap dan percaya diri.
Apalagi saat Laboratorium Psikologi Politik UI mengumumkan hasil surveinya jika Risma lebih unggul untuk sejumlah hal dari Ahok. Sehingga Risma dianggap berpeluang menang di Pilgub DKI 2017 apalagi jika memilih pasangan yang tepat.
Meskipun di lihat dari segi elektabilitas, Ahok memang masih menempati posisi unggul, tetapi sekali lagi Risma juga dinilai mempunyai keunggulan lainnya.
Permintaan maaf dan ‘pamitan’ Risma bisa jadi memang menegaskan bahwa ia tidak akan melanjutkan menjabat Walikota Surabaya dan memilih maju di DKI Jakarta tahun depan. Dan Ahok-pun bersiap mendapatkan petarung yang juga berkualitas seperti dirinya. Psttt...mudah-mudahan sih Bu Risma nggak jadi maju di Jakarta. Tokoh-tokoh berkualitas biar tersebar dari Sabang sampai Merauke-lah. **
_Brastagi, 4 Agustus 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H