Polemik calon Kapolri kini  terjawab sudah. Jokowi  telah menentukan pilihan, memilih Komjen Tito Karnavian yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)  menjadi Kapolri.  Komjen Tito juga sudah diajukan ke DPR untuk mengantikan posisi Kapolri Badrodin Haiti.
Ada delapan  nama yang diajukan Kompolnas  Kompolnas kepada presiden. Yaitu Wakapolri Komjen Budi Gunawan, Kepala BNN Komjen Budi Waseso, Kabaharkam Komjen Putut Bayu Seno, Irwasum Komjen Dwi Priyatno, Kalemdikpol Komjen Syafrudin, Sestama Lemhanas Komjen Suhardi Alius, Kabareskrim Ari Dono, dan Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian.
Ternyata Komjen Tito –lah yang dipilih Jokowi .
Terpilihnya Komjen Tito diluar dugaan karena Kompolnas sempat menilai kalau Komjen Tito  belum akan diajukan karena masa jabatan Tito masih panjang  jika dibanding dengan jenderal bintang tiga lainnya.  Masa jabatan Tito masih enam tahun lagi. Hal ini menjadi pertimbangan utama Kompolnas tak menyaring namanya. Kompolnas beranggapan Komjen Tito masih terlalu muda untuk menjabat Kapolri. Karena bisa dianggap memotong generasi
Tentu Jokowi memilih Komjen Tito sudah dengan pertimbangan masak. Karena rekam jejak Komjen Tito memang luar biasa. Tito lulusan terbaik , tercatat mempunyai karier yang bagus , dia menjadi perwira pertama di angkatan Akpol 1987 yang menyandang tiga bintang.
Perjalanan kariernya banyak menyematkan prestasi. Pernah membongkar jaringan terorisme di Indonesia dan melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya  yang membawanya mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa.
Tito juga berprestasi menangkap Tommy Soeharto dalam kasus pembunuhan hakim agung Syarifudin di tahun 2001.
Tito juga tercatat gemilang membongkar  konflik Poso . Saat itu ia bersama timnya juga berhasil  meringkus orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut serta meringkus puluhan tersangka yang sebelumnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Dengan rekam jejak Komjen Tito tersebut, rasanya memang Jokowi sudah pas dalam memilihnya. Dan saya rasa terpilihnya nama Tito tidak akan menimbulkan kegaduhan seperti manakala nama BG sempat direstui DPR kala itu.
KIni, nama Komjen Tito sudah ada di meja DPR dan tinggal  menunggu menentukan jadwal fit dan proper test.**
_Solo, 15 Juni 2016_