Tindakan yang asal hantam kromo tersebut jelaslah tidak simpatik bahkan menambah memperberat stigma bahwa ormas tersebut memang suka melakukan tindakan anarkis dan terkesan merasa paling benar.
Belajar dari keberanian IJ
Tanpa disadari, IJ, remaja putri tersebut telah membuka mata dan kesadaran kita. IJ yang masih remaja telah berani  mempertahankan harga diri, bersikap dan mengambil tindakan tegas. Ia tidak takut bakan resiko ‘berhadapan’ dengan ormas yang seringkali lebih suka berbuat daripada bicara dengan kepala dingim tersebut.
Langkah IJ tersebut juga mestinya cukup menampar FPI agar tidak lagi mudah semena-mena, merasa paling benar dan sok-sokan. Jika selama ini ormas  tersebut merasa diatas angina dan bisa berbuat semaunya sendiri, maka kali ini mereka mestinya berpikir dengan kepala dingin sebelum mengambil tindakan apapun yang mengatasnamakan agama.
Apa yang dilakukan IJ juga mestinya mampu mendorong dan memupuk keberanian masyarakat, agar kelak kalau berhadapan dengan FPI dan merasa di rugikan atas tindakan FPI, berani bersikap dan mengambil tindakan tegas. Keberanian masyarakat setidaknya akan membuat FPI berpikir ulang dan tidak lagi dengan gampang main srudak sruduk seenaknya sendiri tanpa memperdulikan hukum di negri ini.
_Solo, 10 Mei 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H