Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Para Penantang Ahok, Bersainglah Secara Jujur

6 Mei 2016   12:05 Diperbarui: 6 Mei 2016   12:07 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

foto : kupang.tribunews.com

Tinggal menghitung bulan, gelaran Pilgub DKI Jakarta 2017  sudah di depan mata. Tak ayal, para bakal calon Gubernur sudah toto-toto, persiapan segala macam strategi guna  menarik simpati warga, meraup suara, mendulang dukungan dan mendapatkan kepercayaan untuk memimpin Jakarta selama lima tahun kedepan.

Meski terlihat awal Mei ini adem ayem, perang statement di media  massa agak berkurang, tetapi saya yakin, para petarung tersebut tetap bersiap, siaga dan terus menambah daya gedor untuk ancang-ancang bertarung, setidaknya untuk meyakinkan parpol agar bersedia mengusung mereka.

Bagi parpol, saat ini tengah menimbang-nimbang, mengamati, memperbincangkan , menakar dan memperhitungkan banyak hal untuk bersedia menyokong dan mengandeng bakal calon gubernur yang terus merapat  mengharapkan di pinang.

Para bakal calon gubernur yang  tengah mempersiapkan diri untuk melawan Ahok (yang hampir dipastikan akan maju), jauh-jauh hari sudah banyak yang persiapan untuk menganjal Ahok , salah satunya dengan senjata yang menurut mereka  senjata ampuh yaitu mengumbar isi SARA.

Ya, isu SARA diharapkan paling joss, ampuh untuk menahan laju Ahok yang sejauh ini bakal calon Gubernur non muslim sendiri.  Sementara calon penantangnya, Yusril Izha Mahendra, Sandiaga Uno, Ahmad Dhani, Wanita Emas Hasnaeni Moein,  (mungkin) Lulung, Adhyaksa Dault, adalah muslim.

Beberapa waktu lalu, para petarung Ahok sudah menyebut-nyebut pemimpin muslim, tak lain adalah untuk menampar Ahok yang kebetulan dari kalangan non muslim.

Meskipun, menurut saya,  isu SARA sepertinya sudah tidak terlalu laku  dijual untuk saat ini, tetapi sejumlah pihak masih yakin bahwa itu strategi yang thok cher untuk diusung jelang Pilgub nanti.

Bersainglah Secara Jujur "SAY No SARA"

Menarik apa yang disampaikan Romo Bratakarna, pastor di Gereja Katedral , Jakarta.  Meskipun ia jelas seorang pemimpin agama (non islam), tetapi ia tidak mengharuskan umatnya untuk memilih pemimpin yang seagama dengan mereka.

Seperti yang ia sampaikan  kemarin, (5/5/2016), ia mengajak warga Jakarta memilih pemimpin yang terbaik.  "Untuk warga Jakarta, khususnya umat Katolik, pilihlah pemimpin yang sederhana, baik. Apa pun agamanya, apa pun sukunya, yang jelas pemimpin yang baik," katanya(tempo.co) .

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa  seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang kehidupan sosial dan ekonomi warganya dan  tidak terbatas pada ras, suku, dan agama.

Bisa dipahami bahwa sosok roma Bratakartana  sangatlah demokratis, berpikiran luas dan jauh untuk masa depan Jakarta.  Ia sangat menghargai perbedaan , tidak  membawa isu SARA untuk kepentingan kelompoknya sendiri. Sependek pengetahuan saya, Romo Bratakartana hanya salah satu contoh, karena masih banyak sosok pemimpin agama lain, juga islam, yang tidak setuju dengan isu SARA dibawa dalam politik. 

Untuk itu, alangkah baiknya jika para bakal calon Gubernur DKI Jakarta, menelaah sikap dan pandangan pastor gereja Katedral tersebut. Tak perlu lagi membawa isu SARA demi terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta. Toh, warga Jakarta sudah sangatlah cerdas untuk memilih pemimpin yang baik, bijak, jujur,  dan mampu menjalankan amanat warganya.

Lebih baik berkompetisi, berkampanye secara jujur, kalau memang mempunyai kelebihan yang bisa di tawarkan dan dijanjikan kepada warganya, itulah yang diusung. Soal SARA tidak lagi pada tempatnya untuk di bawa-bawa dan di gaungkan ke sana kemari. Biarkan rakyat memilih secara jernih tanpa ada embel-embel karena muslim atau non muslim, jawa atau cina.

_Solo, 6 Mei 2016_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun