Lebih lanjut ia mengatakan bahwa  seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang kehidupan sosial dan ekonomi warganya dan  tidak terbatas pada ras, suku, dan agama.
Bisa dipahami bahwa sosok roma Bratakartana  sangatlah demokratis, berpikiran luas dan jauh untuk masa depan Jakarta.  Ia sangat menghargai perbedaan , tidak  membawa isu SARA untuk kepentingan kelompoknya sendiri. Sependek pengetahuan saya, Romo Bratakartana hanya salah satu contoh, karena masih banyak sosok pemimpin agama lain, juga islam, yang tidak setuju dengan isu SARA dibawa dalam politik.Â
Untuk itu, alangkah baiknya jika para bakal calon Gubernur DKI Jakarta, menelaah sikap dan pandangan pastor gereja Katedral tersebut. Tak perlu lagi membawa isu SARA demi terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta. Toh, warga Jakarta sudah sangatlah cerdas untuk memilih pemimpin yang baik, bijak, jujur, Â dan mampu menjalankan amanat warganya.
Lebih baik berkompetisi, berkampanye secara jujur, kalau memang mempunyai kelebihan yang bisa di tawarkan dan dijanjikan kepada warganya, itulah yang diusung. Soal SARA tidak lagi pada tempatnya untuk di bawa-bawa dan di gaungkan ke sana kemari. Biarkan rakyat memilih secara jernih tanpa ada embel-embel karena muslim atau non muslim, jawa atau cina.
_Solo, 6 Mei 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H