Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Akan Ubah Tiga Perkara di Tangan Yusril, Menjadi Tiket Gubernur DKI Jakarta

29 April 2016   14:42 Diperbarui: 29 April 2016   15:09 4612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber foto : merdeka.com

Belum juga resmi menjadi calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra  semakin kencang dan serius menjajal kemampuan Ahok. Jika selama ini ‘perseteruan’ keduanya seringkali melalui perang statement lewat media massa, tetapi kali ini Yusril lebih serius mencoba melawan Ahok.

Tidak tanggung-tanggung, Yusril yang menyandang status sebagai pakar hukum tata Negara dan juga seorang advokat tersebut seakan mendapatkan  'amunisi berat' untuk menantang Ahok.  Ada tiga perkara yang saat ini di tangani Yusril melawan Pemprov DKI Jakarta. Yusril  cerdik memanfaatkan perkara  tersebut untuk menghadapi Pemrov yang notabene menghadapi Ahok. Tiga perkara tersebut adalah persoalan Bantargebang, Bidaracina dan Luar Batang.

Perkara Bantargebang sebenarnya bukan kasus baru.  Seperti diketahui, Pemrov DKI Jakarta memperkarakan  PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI),keduanya pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Keduanya dituduh wanprestasi sehingga diancam akan dihentikan kontrak kerjanya. Rupanya PT  GTJ dan NOEI jerih juga menghadapi ancaman pemutusan kontrak kerja sehingga meminta Yusril menjadi kuasa hukumnya.

Yusrilpun melakukan persiapan untuk memenangkan perkara tersebut, ia tengah bersiap akan membawa perkara tersebut ke jalur pengadilan manakala Pemrov DKI Jakarta menurunkan Surat Peringatan (SP3), karena sampai saat ini sudah turun SP1 dan SP 2 yang kemudian dijawab pihak pengelola.

Selanjutnya perkara Bidaracina,  Pemrov DKI Jakarta menghadapi  gugatan warga Bidaracina  yang mengadukan masalahanya ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).  Warga Bidaracina mengugat kebijakan Pemprov yang menetapkan lokasi untuk pembangunan sodetan kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Warga merasa pemrov DKI Jakarta telah melanggar asas pemerintahan, salah satunya tidak adanya sosialisasi  yang dilakaukan Pemrov kepada waraganya terkait dengan rencana pembangunan sodetan.   Mereka meminta bantuan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Partai Bulan Bintang (PBB),yang notabene meminta bantuan Yusril.  Meskipun Pemrov DKI Jakarta membantah dan menyatakan telah melakukan sosialisasi  tetapi tetap dinyatakan kalah melawan warga.

Perkara penertiban kawasan Luar Batang, adalah perkara tergres.  Warga  Luar Batang resah setelah ada surat peringatan penggusuran  kampung mereka . Yusril ditunjuk langsung oleh warga memberikan kuasa kepada Yusril untuk menyelesaikan masalah mereka melawan pemrov DKI Jakarta.  Karena Yusril mempunyai bukti  warga Luar Batang memiliki bukti kepemilikan lahan seperti sertifikat tanah, HGB, girik , surat jual beli, sehingga ia percaya diri untuk melawan Pemrov DKI.

Yusril  Cerdik Manfaatkan 'Amunisi' Secara Cuma-Cuma

Kenapa Yusril begitu bersemangat  menangani ketiga perkara tersebut? Jawabnya gampang sekali. Ibarat sekali mendayung tiga pulau terlampui, Yusril senang dan seperti mendapatkan durian jatuh manakala diminta warga untuk menjadi kuasa hukum mereka dan kuasa hukum pengelola Bantargebang.  Kenapa?

Pertama, dengan menerima perkara tersebut,  ia akan membuktikan kepada warga DKI Jakarta dan khususnya warga Bidaracina dan Luar Batang bahwa ia mampu menangani perkara melawan pemrov dengan manis  dan sukses (jika ia menang). Selama ini Yusril yakin dengan sederet bukti dan kemampuannya sebagai pakar tersebut, ia akan menang melawan Pemrov DKI Jakarta. Bahkan ia telah berani mengklaim akan keluar sebagai pihak yang memenangi perkara tersebut. Jika-pun kalah, toh ia telah berjuang berdarah-darah mengerahkan segenap kemampuan jiwa dan raga untuk membela warga yang berperkara tersebut, batin Yusril.

Kedua, di titik ini, meskipun pilkada masih  beberapa bulan lagi,Yusril jelas diuntungkan karena namanya akan sering disebut dan berkibar –kibar laksana bendera yang terpancang di tiangnya dan  tertiup angin. Tidak pakai berkoar-koar, nama Yusril akan diingat warga atas perkara yang masih terus bergulir hangat. Sebuah keuntungan yang barangkali membuat Yusril terus bisa mengumbar senyumnya sepanjang hari.

Ketiga, Jika memang akhirnya nanti Yusril mampu memenangkan warga Bidaracina dan Luar Batang, ia  secara tidak langsung  telah mendapatkan point karena seakan-akan telah menang melawa Ahok. Kebijakan yang diambil pemrov DKI Jakarta adalah kebijakan yang diambil Ahok selaku kepala daerah, sehingga saat pemrov DKI kalah, seakan Ahok-pun kalah. Dan sekali lagi senyum Yusril akan semakin lebar.

Keempat, Yusril telah selangkah lebih cepat dibandingkan dengan bakal calon gubernur DKI Jakarta lain seperti Sandiaga Uno, Si wanita emas, si munajat cinta Ahmad Dhani, dan balon lainnya. Yusril akana menyalip mereka karena mampu berkiprah nyata untuk warga Jakarta  dan kelak mungkin ia berharap warga akan terus mengingat jasanya.

Maka tak salah jika Yusril sorak-sorak bergembira dan terus mengumbar senyum lebar . Ia telah merasa mendapatkan tambahan pasokan senjata untuk menghadapi Ahok tahun depan.

Bagaimana dengan Ahok?

Sejumlah pekerjaan memang masih menanti dituntaskan Ahok menjelang purna jabatannya. Tiga perkara tersebut hanyalah sebagian dari tugas berat Ahok yang akan di upayakan selesai sebelum masa jabatannya berakhir.

Apakah Ahok keder? Inilah hebatnya seorang Ahok.  Entah karena pandai menyembunyikan kegugupan atau memang ia sudah  sangat teruji, tetapi sepertinya Ahok santai saja meskipun ia dihadang berbagai pekerjaan yang masih mengantung. Ketiga perkara yang dibawah penanganan Yusril juga menambah PR-nya.  Bertubi-tubinya perkara yang ada di DKI Jakarta sepertinya memang menguji kemampuan Ahok.

Jika boleh sedikit berpendapat, Ahok  harus terus membuktikan  diri mampu untuk menyelesaikan semua  PRnya, tidak hanya perkara tersebut tetapi juga kasus RS Sumber Waras yang masih ditangani KPK. Hingga Ahok harus terus melaju. Perkara Pilgub 2017 mendatang, ia bisa pasrahkan sementara kepada relawan yang selama ini mendukungnya juga tim suksesnya. Ahok  bisa memprioritaskan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang telah direncanakn sampai akhir tahun ini.

Dan jika PR-nya terselesaikan menjelang jabatannya berakhir, maka tiket  menuju kemenangan itulah sejatinya telah aman berada di genggaman tangannya. Ya, tiket menuju DKI Jakarta 1. Begitulah kira-kira menurut saya. **

_Solo, 29 April 2016_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun