Pekerjaan saya mengharuskan saya mengunjungi beberapa  daerah di luar Jawa. Salah satunya di Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Kutai Kartanegara  dan ibukota Provinsi Kalimantan Timur yaitu Samarinda.  Di daerah yang kaya akan tambang tersebut, listrik menjadi barang yang didambakan karena listrik di tempat tersebut tidak maximal. Dalam sehari bisa dipastikan listrik hanya menyala beberapa jam saja selebihnya mati. Saya sendiri sempat heran saat listrik seringkali mati bahkan sampai orang sana bilang  jika alat elektronik mudah rusak karena listrinya byar pet alias nyala-mati.
[caption caption="anak-anak di Desa Hueknutu ini hanya sesekali menikmati fasilitas listrik bertenaga surya"]
Desa yang dihuni  513 KK atau 2.109 jiwa ( L= 1096, P= 1063) ini belum mendapatkan aliran listrik yang memadai. Terlihat hanya beberapa tempat dengan waktu terbatas. Satu-satunya sumber penerangan yang berada di rumah penduduk berasal dari sumber listrik tenaga surya. Setiap rumah tangga harus membayar Rp 37.000 untuk satu sumber lampu dengan maximal 3 titik lampu. Tenaga surya hanya dimanfaatkan untuk penerangan rumah saja. Jangan harap bisa digunakan untuk aktivitas seperti menyeterika pakaian atau menjalankan mesin-mesin elektronik lainnya. Pengunaannya maksimal untuk mengisi batere ponsel.
[caption caption="setiap rumah hanya bisa mempunyai 1 stop kontak yang digunakan hanya untuk mencharge ponsel"]
Melihat kondisi  seperti itu, saya sangat bersyukur atas fasilitas listrik yang memadai di kota kami. Sehingga saya semakin mengingatkan kepada keluarga agar cerdik dalam mengunakan listrik karena masih banyak saudara kita yang belum mendapatkan listrik secara memadai.
Listrik Pintar, Memanjakan Konsumen, ke Depan Pemerataan Sampai Ke Pelosok Indonesia
PLN terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada para pelanggannya. Setelah listrik pasca bayar yang selam ini ada, PLN mempunyai terobosan listrik pra bayar. PLN berusaha memberikan alternative pilihan yang memudahkan bagi  konsumennya.  Terutama bagi pelanggan yang sibuk, banyak urusan sehingga terkadang lupa membayar rekening listrik.  Agar aliran listrik tidak diputus karena lupa membayar tagihan, pilihan listrik pra bayar menjadi pas. Dan yang jelas pelanggan bisa menentukan dan membatasi pengunaan listrik sesuai dengan kebutuhan.
Apalagi fasilitas untuk membeli pulsa (token) sudah tersedia di banyak tempat dan mudah menjangkaunya.
Listrik pra bayar ini saya rasa cocok untuk para pelanggan yang berpikir praktis, cepat, dan ingin lebih memudahkan dalam banyak  urusan.
Saya berharap peningkatan layanan PLN tidak hanya untuk 'memanjakan' warga di pulau Jawa dan sekitarnya tetapi juga di daerah lain  terutama di luar pulau jawa atau di Indonesia timur. Karena selama ini cerita tentang minimnya sarana listrik sebenarya tidak hanya dialami saudara kita di Kupang, Kaltim tetapi juga di banyak provinsi lainnya. Bagi mereka sebenarnya mau listrik pasca bayar atau pra bayar bukanlah masalah karena yang penting mereka ikut menikmati fasilitas listrik.
Era pembangunan infrastuktur  yang di galakkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mestinya juga  termasuk membangun dan menyediakan fasilitas listrik di daerah tertinggal. Sehingga pemerataan pembangunan bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia, tanpa kecuali. Saya yakin PLN akan meningkatkan jangkauan sampai ke pelosok desa di tanah air sehingga semua ikut merasakan fasilitas yang disediakan negara ini.