Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cari Dukungan, Ketua BPK Klarifikasi ke Jokowi

14 April 2016   18:48 Diperbarui: 17 April 2016   22:38 3874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber : kompas.com"][/caption]Terseret dalam Panama Papers, bermacam-macam reaksi para pesohor negeri ini. Ada yang terang-terangan melakukan pembelaan, ada yang santai, ada juga yang langsung melakukan klarifikasi.

Mossack Fonseca (MF) telah membuat kehebohan setelah terungkap menyimpan data keuangan dari peruasahaan bayangan  milik banyak orang-orang top di dunia.  Seperti diketahui MF  adalah perusahaan firma hukum , terungkap menyimpan banyak data keuangan dari perusahaan bayangan yang bertujuan supaya terbebas pajak dari negara asalnya. MF  memfasilitasi pendirian perusahaan cangkang (shell companies, PC) atau perusahaan 'kertas' (paper companies, PK) di Panama atau British Virgin Island.

Sejumlah nama orang hebat di negri ini tercantum dalam dokumen yang dikenal dengan nama The Panama Papers tersebut. 

Wakil Presiden Jusuf Kalla  memberikan pernyataan dengan santai bahwa tidak semua sumber dana yang disebut dalam Panama Papers adalah hasil dari kejahatan. Jusuf Kalla menegaskan, meski sejumlah nama pejabat dan orang Indonesia masuk dalam daftar Panama Papers, nama-nama tersebut tidak otomatis melakukan kejahatan. (tempo.co). Menurut media, sejumlah  nama keluarga besar wapres Jusuf Kalla turut tercantum dalam dokumen tersebut yaitu Solihin Kalla (anak), Ahmad Kalla (adik), Aksa Mahmud (adik ipar), dan Erwin Aksa (keponakan),  Fifi Lety Indra

Sementara Ahok memberikan tanggapan  santai soal adik kandungnya , Fifi Lety Indra, yang tercantum dalam Panama Papers.  Ia mengaku tidak heran nama adik bungsunya, Fifi Lety Indra masuk dalam daftar skandal Panama Papers karena pernah kerja di perusahaan di LN. "Nah karena dia banyak perusahaan asing kan nah dia daftarin nama dia juga untuk kayak semacam guaranty, dia lawyer," kata Ahok seperti dikutip dalam rmol.co.

 

Ketua BPK Klarifikasi ke Presiden, Cari Dukungan?

Lain lagi dengan nama yang tergres di sebut oleh media tercantum dalam Panama Papers, yaitu ketua  Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis (HAA). Setelah menjelaskan perusahaan Sheng Yue International Limited yang tercantum dalam Panama Papers  didirikan atas permintaan anaknya, HAA langsung ambil langkah ‘aman’ dengan melakukan klarifikasi ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana  Merdeka, hari ini Kamis 14/4/2016(kompas.com).

Seperti yang disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung , setelah mendengarkan penjelasan HAA, Jokowi  hanya mendengarkan. Presiden juga tidak menyimpulkan apakah yang dijelaskan Harry adalah benar atau tidak.

"Mengenai bagaimana dan apa, tentu Ketua BPK sendiri yang tahu. Tetapi, yang jelas, beliau sudah menyampaikannya, mengklarifikasi kepada Presiden," ujar Pramono, seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Jika melihat sikap Jokowi yang selama ini  sangat  responsive, terbuka, perhatian, antusias saat menerima  para pejabat ataupun masyarakat, rasanya kok ada yang kurang sreg saat ia menerima HAA dan tidak memberikan respon. 

Menurut saya, sikap Jokowi  yang hanya mendengarkan saja penjelasan HAA, bisa diartikan ia sejatinya sudah mengetahui bocoran nama HAA yang masuk dalam Panama Papers, tetapi memang segaja menunggu klarifikasi ybs. Bisa juga diartikan, Jokowi sudah tidak respek lagi dengan bawahannya yang segaja menyembunyikan perusahaannya di LN sehingga boleh jadi ingin menghindarkan dari pajak.  Logikanya, kalau memang HAA  ‘bersih’ kenapa perusahaanya tidak di laporkan dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara( LHKPN) ? Apa sih susahnya jujur dan apa adanya, kalau memang niatnya mau apa adanya?

 

Beranikah HAA Mundur dari Ketua BPK?

Klarifikasi HAA, menurut saya adalah upaya gerak cepat untuk mengamankan  posisinya di BPK. Ia tahu akan ada desakan untuk mundur  bagi pejabat yang namanya tercantum dalam Panama Papers tersebut. Untuk itu ia segere menghadap presiden. Kepercayaan presiden tentu saja  ia harapkan akan menguatkan jabatannya meskipun banyak yang akan memintanya mundur.

Memang pesimis mengharapkan pejabat  di negri tercinta kita ini mau mundur secara sukarela saat ada sesuatu yang menimpanya, semisal terseret dalam Panama Papers. Lha wong jabatan itu keren, enak, empuk, nyaman, jos dan memabukkan kok. Rasanya mustahil ia akan bersikap seperti  PM Islandia, Sigmundur Gunnlaugsson  yang mundur karena namanya masuk dalam daftar  Panama Papers.

Para pejabat kita bisa saja beralasan beragam hal, argumentasi mereka bisa dikaitkan dengan ‘itu urusan bisnis’, ‘ itu perusahaan anak saya’, ‘itu milik keluarga saya’, dll.

Tetapi HAA  lupa kalau ia adalah penyelenggara negara.  Ini  tentunya beda dengan keluarga JK  dan adik Ahok yang bukan penyelenggaran negara.  HAA, sebagai pejabat, tentunya menjadi sorotan dan juga diharapkan menjadi suri teladan. Konsekwensi sebagai  seorang pejabat tentu saja butuh kepercayaan publik sehingga kinerjanya tidak diragukan.  Saat ia tenang saja dan tidak bergeming, bisa jadi kepercayaan publik  akan berkurang bahkan tidak ada lagi. Dan bisa jadi BPK akan terbebani dengan ‘kasus’ ketuanya tersebut.

 

_Solo, 14 April 2016_

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun