Agak mengherankan manakala sepak terjang RS dibiarkan oleh koleganya di PD.  Meskipun RS mau bicara apa saja, mau membuat cuitan apa saja, itu hak dia, tetapi mestinya kalangan di PD ada  yang merasa gerah. Saya yakin pejabat di PD juga mengikuti cuitan netizen, apalagi hal-hal yang menjadi bahan perbincangan dan menjadi trending topic.
Karena RS terus bicara dan tidak ada henti-hentinya ‘menyerang’ Jokowi dan saat ini juga keluarga Jokowi, saya kok menduga jika kelakuan RS ini memang di segaja. RS dibiarkan terus  bicara di medsos , mengintip status Jokowi dan keluarganya dan kemudian dijadikan bahan untuk ‘menyerang’.
RS yang  sudah terlanjur  ‘popular’  di medsos dengan cuitan yang heboh, sekalian saja  diharapkan diumpankan, ia diharapkan  akan mengangkat dan mempopulerkan kembali PD , apalagi saat ini PD selalu konsolidasi demi  mengikuti pilkada  serentak tahap kedua.
PD berkepentingan untuk menaikan kembali  pamornya  yang sempat terpuruk saat SBY turun, dan adanya beberapa kasus yang menyeret para tokoh PD.
Cuitan-cuitan PD akan kembali mengingatkan dan membuat publik bicara tentang PD. Sehingga PD kembali menjadi salah satu parpol yang dibicarakan dan dipergunjingkan.
Pejabat PD akan melihat perkembangan dari status dan perang media yang dilancarkan RS. Mereka akan terus memantau, melihat respon publik. Jika terus menguntungkan, RS akan dibiarkan  terus berkicau. Tetapi jika ternyata sebalinya, pasti RS akan di tegur dengan keras sehingga ia merubah sikapnya.
Jadi, inilah salah satu strategi PD, persiapan untuk berlaga di pilkada.
Nah, tinggal kita tunggu, apakah strategi tersebut cukup membantu menaikkan kembali pamor PD atau tidak. Dan kita tunggu ‘sambaran-sambaran’ RS selanjutnya. **
_Solo, 3 April 2016_
Â
Â