Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Para Penantang Ahok Memasarkan Dirinya Sendiri, Berujung Dukungan atau Hujatan?

28 Maret 2016   11:14 Diperbarui: 28 Maret 2016   11:48 3365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sederhana saja, misalnya orang yang tak suka belanja ke pasar, tiba-tiba masuk ke pasar, dialog dan memborong belanjaan. Orang yang tidak biasa naik bus, tiba-tiba naik bus, pesohor yang tidak pernah melakukan kerja sosial memungut sampah , tiba-tiba terlihat rajin turut serta memungut sampah.  

Masyarakat akan  mudah menilai bahwa  apa yang dilakukan tersebut adalah pura-pura belaka,  upaya mengejar penghargaan ,pujian publik  untuk kepentingannya sendiri. Atau upaya untuk memperdayai publik.

Jadilah diri sendiri

Meskipun memasarkan diri sendiri tidak mudah, tetapi  memang harus dicoba dan dilakukan. Tidak mungkin khan, para pesohor yang serius ingin bertarung menantang Ahok hanya diam saja dan tidak melakukan upaya  untuk menarik minat masyarakat Jakarta.

Bagi pesohor yang sudah mempunyai ciri khusus, keunikan tertentu , mungkin tinggal memolesnya sehingga lebih menarik lagi.

Misalnya Ahmad Dhani yang dikenal  dengan kepiawaian di bidang musik dan dikenal dekat dengan kalangan anak muda NU. Soal ketenaran, ia sudah punya, tinggal mendorong  kiprah di kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan  masyarakat (yang tentunya tidak jauh dari profesinya saat ini). Kemudian  pekerjaan rumah selanjutnya adalah ia perlu  memperbaiki citra diri. Misalnya mulai  mengurangi ‘bicara’nya yang terkesan arogan, belajar lebih menghargai orang lain alias mulai mengerem bicara , komentar yang tidak perlu yang justru akan membuat namanya dicibir orang. Karena ia juga seorang artis, alangkah baiknya  kalau ia mulai mengurangi urusan keluarga  yang tidak penting  (gossip) di ekspos media massa.

Contoh lain, Yusril Ihza Mahendra, soal nama ia sudah moncer sebagai pakar dan ahli hukum. Meskipun saat ini ia juga harus bekerja ekstra untuk menaikkan namanya karena masyarakat kadung melihat rekam jejaknya yang salah satunya pembela kasus korupsi . Yusril mestinya mulai memperlihatkan simpati dengan kasus hukum yang berhubungan dengan rakyat kecil, tidak melulu menjadi pembela orang besar berduit yang mempunyai kasus hukum. Pasti adalah kasus hukum di daerah yang butuh bantuan ahli hukum seperti Yusril. Nah ini bisa menjadi kredit point bagi dirinya terutama untuk melunturkan  stempel bahwa ia hanya mau membela kasus orang besar yang banyak duitnya.

Sandiaga Uno, namanya nyaris naik daun manakala pembalap F1 Rio Haryanto  mendatangi dan menyodorkan proposal untuk minta sokongan  guna mewujudkan  perjuangananya berlaga di ajang balapan dunia. Entah bagaimana kabarnya, apakah ia jadi menjadi salah satu penyokong dana  Rio atau tidak. Menurut saya, kesempatan ini harus digunakan Sandiaga Uno untuk me-marketing dirinya , karena Rio masih membutuhkan sokongan dana.  Pun, ia bisa  leluasan melakukan dukungan  hal-hal lain yang  menjadi permasalahan anak negri ini, karena dana pribadinya begitu besar.

Singkatnya, upaya untuk memasarkan nama pesohor jangan sampai meninggalkan jati dirinya sendiri, lakukan hal yang memang selama ini berakar dari diri sendiri. Tinggal dikembangkan disesuaikan dengan kemaslahatan umat. Jangan sampai melakukan hal-hal yang neko-neko (aneh, tidak biasa ia lakukan) yang  ujung-ujungnya  menjadi bahan cibiran masyarakat.  

 Begitu sih menurut saya. Salam

 

_Solo, 28 Maret 2016_

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun