[caption caption="foto : Suci Harjono"]
[/caption]Meskipun sudah berusia 76 tahun, ia tetap kelihatan sehat, segar dan kuat. Bangun pagi untuk menyiapkan racikan bumbu dan memasak bumbu sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Urusan belanja ia dibantu istri dan anak bungsunya, tetapi urusan meramu bumbu dan memasak adalah tanggung jawabnya. “Pembeli tahu membedakan tangan siapa yang meracik bumbu,” demikian jawab Mbah Mul ketika saya tanyakan kenapa tidak dimasak orang lain.
[caption caption="foto : Suci Harjono"]
[/caption]Kendati banyak warung soto di Solo, Soto Mbah Mul sangat istimewa. Saya menilai istimewa karena saat memasak soto, Mbah Mul masih menggunakan kayu bakar. Tidak hanya sekedar arang, tetapi memang benar-benar kayu bakar dan mengunakan kuali (panci besar yang dibuat dari tanah liat).
“Lebih enak, gurih dan rasanya khas. Beda kalau masaknya pakai gas.“ Alasan Mbah Mul kenapa sampai saat ini mau repot-repot memasak menggunakan kayu bakar.
Memang benar, saya sependapat dengan Mbah Mul. Rasa soto yang dimasak mengunakan kayu bakar dengan gas memang beda. Cita rasa jelas berbeda dan yang jelas bau dan rasanya sedap betul. Setahu saya, sangat jarang, bahkan sejauh ini saya baru menemukan soto yang memasaknya mengunakan kayu bakar. Kalau mengunakan arang, ada beberapa. Apalagi yang menggunakan gas, karena hampir semua warung soto memasak mengunakan gas karena lebih praktis dan dapur lebih bersih.
Dalam sehari, rata-rata Mbah Mul mampu menghabiskan 5 kilogram daging dan 7 kilogram beras. Pendapatan kotor rata-rata 1 juta/hari. Jika agak sepi ia mendapatkan sekitar Rp 800.000. Keuntungan bersihnya sekitar Rp 200.000/ hari.
[caption caption="foto : Suci Harjono"]
[/caption]Selain enak dan mantap, harga soto juga terjangkau bahkan bisa dikatakan murah. Soto mangkok besar Rp 10.000, sedangkan mangkok kecil Rp 7.000. Tadi saya katakan murah karena irisan dagingnya cukup banyak dan empuk sekali. Oya, untuk ukuran mangkok kecil sebenarnya pakai mangkok cukup besar. Kami biasa memesan mangkok kecil dan sudah kenyang.
[caption caption="foto : Suci Harjono"]
[/caption]Oya yang tak kalah enaknya adalah teh ginastel andalan Mbah Mul. Ginastel: Gi= legi = manis, nas= panas, tel= kentel= kental.
Semangkuk soto Mbah Mul dan segelas teh panas ginastel bolehlah teman-teman coba saat bertandang ke Solo. Insyaallah tidak mengecewakan. Ehmmmm
_Solo, 25 Maret 2016_
Lihat Travel Story Selengkapnya