Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Harum dan Gurihnya Soto "Kayu Bakar" Mbah Mul Solo

25 Maret 2016   20:10 Diperbarui: 25 Maret 2016   21:57 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto : Suci Harjono"]

[/caption]Meskipun sudah berusia 76 tahun, ia tetap kelihatan sehat, segar dan kuat. Bangun pagi untuk menyiapkan racikan bumbu dan memasak bumbu sudah menjadi rutinitas sehari-hari.  Urusan belanja ia dibantu istri dan anak bungsunya, tetapi urusan meramu bumbu dan memasak adalah tanggung jawabnya.  “Pembeli tahu membedakan tangan siapa yang meracik bumbu,” demikian  jawab Mbah Mul ketika saya tanyakan kenapa tidak dimasak orang lain.

[caption caption="foto : Suci Harjono"]

[/caption]Kendati banyak warung soto di Solo, Soto Mbah Mul sangat istimewa. Saya menilai istimewa karena saat memasak soto, Mbah Mul masih menggunakan kayu bakar. Tidak hanya sekedar arang, tetapi memang benar-benar kayu bakar dan mengunakan kuali (panci besar yang dibuat dari tanah liat).

“Lebih enak, gurih dan rasanya khas. Beda kalau masaknya pakai gas.“ Alasan Mbah Mul kenapa sampai saat ini mau repot-repot memasak menggunakan kayu bakar.

Memang benar, saya sependapat dengan Mbah Mul. Rasa soto yang dimasak mengunakan kayu bakar dengan gas memang beda. Cita rasa jelas berbeda dan yang jelas bau dan rasanya sedap betul. Setahu saya, sangat jarang, bahkan sejauh ini saya baru menemukan soto yang memasaknya mengunakan kayu bakar. Kalau mengunakan arang, ada beberapa. Apalagi yang menggunakan gas, karena hampir semua warung soto memasak mengunakan gas karena lebih praktis dan dapur lebih bersih.

Dalam sehari, rata-rata Mbah Mul mampu menghabiskan 5 kilogram daging dan 7 kilogram beras. Pendapatan kotor rata-rata 1 juta/hari. Jika agak sepi ia mendapatkan sekitar Rp 800.000. Keuntungan bersihnya sekitar  Rp 200.000/ hari.

[caption caption="foto : Suci Harjono"]

[/caption]Selain enak dan mantap, harga soto juga terjangkau bahkan bisa dikatakan murah. Soto mangkok besar Rp 10.000, sedangkan mangkok kecil Rp 7.000. Tadi saya katakan murah karena irisan dagingnya cukup banyak dan empuk sekali. Oya, untuk ukuran mangkok kecil sebenarnya pakai mangkok cukup besar. Kami biasa memesan mangkok kecil dan sudah kenyang.

[caption caption="foto : Suci Harjono"]

[/caption]Oya yang tak kalah enaknya adalah teh ginastel andalan Mbah Mul. Ginastel: Gi= legi = manis, nas= panas, tel= kentel= kental.

Semangkuk soto Mbah Mul dan segelas teh panas ginastel bolehlah teman-teman coba saat bertandang ke Solo. Insyaallah tidak mengecewakan. Ehmmmm

 

_Solo, 25 Maret 2016_

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun