Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pasar Kabangan Solo Jual Barang Daur Ulang yang Dibutuhkan Rumah Tangga

2 Maret 2016   09:37 Diperbarui: 4 April 2017   16:16 4115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="Pasar Kabangan tampak depan, foto: Suci Harjono"][/caption]Salah satu pasar tradisional yang berada di Kota Solo adalah Pasar Kabangan. Pasar yang khusus menyediakan berbagai keperluan rumah tangga yang terbuat dari plastik, karet, alumunium, dan logam. Barang dagangan yang diperdagangkan tidak semuanya buatan pabrik, tetapi ada yang barang-barang dari hasil kepiawaian para pedagang yang memanfaatkan barang bekas, seperti ban bekas, tempat obat bekas, tempat cairan kimia, kaleng cat bekas, dll..

Terletak di pinggir jalan besar, Jl dr. Radjiman, Pasar Kabangan, jika ditempuh dari arah barat (Kartasura Sukoharjo) tinggal lurus ke timur, setelah melewati under pass Makamhaji lurus ke timur. Setelah melewati Pasar Jongke dan pertigaan Jongke, ambi lurus ke timur sekitar 200 meter sebelah kiri. Persis di pertigaan ke kiri arah Jalan Perintis Kemerdekaan. Jika ditempuh dari arah timur, setelah POM bensin Laweyan ambil ke barat, sekitar 200 meter sebelah kanan jalan.

Sebelum terkenal dengan nama Pasar Kabangan, pasar ini dahulu lebih dikenal dengan nama Pasar Laweyan, seperti nama Kampung Laweyan yang terletak di seberang pasar tersebut. Pada saat itu, di pasar ini masih menjual barang dagangan seperti bumbu pawon dan sayuran, belum khusus menjadi pasar barang keperluan rumah tangga.

Kabarnya, keberadaan pasar ini sudah lama, menggeliat sejak jaman pemerintahan Belanda. Pasar ini sempat direvitalisasi pada tahun 2000-2004. Sebelum diresmikan menjadi nama Pasar Kabangan, pasar ini disebut juga dengan nama Pasar Seng atau Pasar Gembreng. Nama Pasar Seng mengacu pada barang dagangan yang sebagian terbuat dari seng, begitu pula dengan sebutan Pasar Gembreng (seng dalam bahasa Jawa sering disebut pula gembreng).

[caption caption="foto : Suci Harjono"]

[/caption]Seperti yang saya sebutkan di atas, barang dagangan di Pasar Kabangan sangat spesifik, yaitu menjual barang peralatan rumah tangga, antara lain peralatan memasak seperti dandang, panci, kuali, ceret, kompor minyak tanah. Ada lagi peralatan membuat kue seperti oven, pemanggang, loyang. Selain itu, ada peralatan rumah tangga seperti tempat sampah, tempat air, derigen, ember, drum plastik, ekrak.

Sebagian besar peralatan rumah tangga seperti tempat sampah, kompor, ember, drum air terbuat dari barang bekas seperti dari deligen bekas, drum bekas, tempat kaleng roti/blek bekas .

[caption caption="Barang bekas dari pabrik yang akan didaur ulang, foto : Suci Harjono"]

[/caption]Kompor minyak dibuat dengan memanfaatkan kaleng bekas yang dipotong dan dirangkai menjadi komponen kompor yang tidak akan kelihatan dari barang bekas karena sudah dicat dan di-finishing sedemikian menarik. Engkrak juga demikian, mengunakan kaleng/blek bekas roti yang berukuran besar, dipotong kemudian ditambahkan kayu sebagai pegangan. Beragam tempat sampah menggunakan ban mobil bekas dan drum platik bekas obat kimia pewarna kain, cairan batik, dll. Para pemasok barang dagangan sengaja mengunakan barang-barang bekas yang didaur ulang menjadi barang berguna dan berharga.

Sebagian pedagang berasal dari wilayah Pedan yang masuk Kabupaten Klaten dan sebagian dari Solo dan sekitarnya. Selain menerima pasokan barang jadi, pedagang juga memproduksi sendiri barang-barang jualannya. Mereka biasa membuat tempat sampah, tempat penampungan air, dan lain-lain. Bahan-bahan yang dijual didapatkan dari sejumlah pabrik yang berada di Jakarta maupun di Solo Raya. Secara rutin pasokan datang dan mereka tinggal memproduksi dan menjualnya. Selain menjual barang yang sudah diolah menjadi barang jadi, pedagang juga menyediakan barang-barang (bahan) seperti drum bekas, deligen dll yang belum diproduksi menjadi barang dagangan.

Secara umum, pasar yang buka setiap hari dari pukul 07.00 sampai pukul 17.00 ini menawarkan harga yang kompetitif dan bisa ditawar. Apalagi saat membeli dalam jumlah besar. Para pedagang juga biasa menerima pesanan barang seperti tong sampah. Warga di perumahan dan kampung jika ingin membuat tong sampah yang sama untuk warga perumahan, biasa memesan pada pedagang. Seperti perumahan saya yang memesan tong sampah dari drum bekas obat batik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun