Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untung Pak Jokowi Pelihara Kodok, Bukan Kuda

4 Januari 2016   12:22 Diperbarui: 4 Januari 2016   13:54 4358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok sederhana, merakyat dan apa adanya tak lepas dari diri Joko Widodo(Jokowi) meskipun ia sudah menjabat presiden. Meskipun terkadang orang menilainya 'ndeso' atau kampungan tetapi ia tetap saja dengan apa yang sudah melekat dan menjadi kekhasannya, tak risih dengan tudingan ndeso dan tidak pernah berubah menjadi jaim.

Salah satu kebiasaan yang tidak pernah berubah adalah kesukaannya memelihara katak/kodok.  Sejak belum menjabat sebagai Walikota Solo, ia memang suka dengan kodok. Memang rasanya tak biasa, karena tidak banyak orang yang suka memelihara kodok, bahkan terkadang orang gilo (jijik) dan merinding melihat sosok kodok.

Bagi orang kota, sangat jarang bahkan bisa dibilang kesulitan mendengar, melihat kodok  karena memang kodok jarang berada di kota yang jarang ada sawahnya. Tetapi bagi orang desa, cukup  mudah untuk melihat, mendengar suara kodok terutama saat musim penghujan karena binatang itu akan banyak berkeliaran di sawah saat musim hujan tiba.

Meski tak biasa, Pak Jokowi justru menyukai kodok   karena suaranya yang khas sehingga suasana rumah menjadi seakan seperti di desa saja. Kung kong..kung..kong.... sepertinya Pak Jokowi merasakan kenyamanan saat mendengar kodok yang dipeliharanya mulai mendengarkan suaranya. Barangkali itu menjadi salah satu hiburan dari kepenatan dari segala aktvitasnya yang sangat padat.

Hobi mememlihara kodok tidak membutuhkan banyak biaya, menurut informasi, sekilo kodok dewasa tak  lebih dari Rp 100.000 saja , bahkan ada yang menjual di bawah Rp 50.000. sehingga saat puluhan bahkan ratusan kodok dipelihara tak membutuhkan banyak biaya. Selain harga bibitnya murah, juga tidak harus diberikan makanan, karena kodok bisa mencari makanan sendiri di habitatnya.

Saking hobinya, setelah melepas 190 ekor burung di Kebun Raya Bogor, kemarin (3/1), Presiden juga melepas kodok di kolam yang berada di halaman depan komplek Istana Bogor.

Hal itu terlihat dari cuitan Kaesang Pangarep lewat akun twitrernya @kaesangp, putra bungsu presiden.

"Terimakasih Pak Presiden Jokowi @jokowi karena melepas banyak kodok. Dengan begini, bakal lebih banyak #kecebong," disertai foto Pak Jokowi sedang berjongkok sambil memperhatikan kodok yang dilepaskannya.

Kodok-kodok yang dilepaskan Pak Jokowi diharapkan akan terus berkembang dan semakin banyak melahirkan kecebong dan nantinya menjadi kodok dewasa.

Beruntung presiden hanya memelihara kodok yang tidak membutuhkan banyak biaya dalam pembelian bibit dan perawatannya, tidak seperti kuda misalnya yang harganya jutaan, puluhan, bahkan ratusan juta rupiah.

Saya tidak membayangkan kalau presiden hobi pelihara kuda, pasti akan banyak haters yang mencibir, mencaci maki, dengan mengatainya punya hobi yang boros, tidak merakyat, tidak peka terhadap kesulitan masyarakat dll.

Memelihara kodok, hobi yang  dilakukan Pak Jokowi karena memang sudah dari sononya. Ia  senang, hobi, bukan karena pencitraan atau sejenisnya. Sekali lagi setahu saya itu memang hobinya sejak dulu. Bukan hobi yang muncul saat menjabat sebagai presiden.

Kung..kong..kung..kong...suara kodok akan menyambut tamu yang datang ke Istana Bogor.

_Solo, 4 Januari 2016_

Sumber foto : twitter@kaesangp

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun