Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cara Ibu Desa Rambai Sumsel Lestarikan Pangan Lokal

26 September 2015   21:55 Diperbarui: 26 September 2015   21:55 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan karena tidak mempunyai cukup uang, mereka toh orang-orang yang mampu. Bahkan ibu A mempunyai berhektar-hektar ladang di hutan yang ditanami karet. Selain itu ia juga hidup berkecukupan. Suaminya mempunyai usaha penjualan kayu, yang lebih dari cukup untuk hidup mereka sekeluarga. Hasil ladang karet juga memadai, setipa harinya mereka menyadap karet dan dijual sehingga tersedia uang tunai. Selain itu, mobil keluaran terbaru juga terparkir di halaman rumah.

Ibu B juga sama, ia hidup cukup dengan membuka usaha toko kelontong di rumahnya. Pekerjaan suami sebagai petani juga cukup memadai, karena anak-anaknya sudah berkeluarga dan hidup mandiri. Tetapi ia juga tidak berpangku tangan, di sela-sela menjaga toko kelontongnya, ia seperti ibu yang lain membuat tepung dari singkong.

Singkong memang ditanam di kebun mereka, dari singkong mereka bisa merebus untuk selingan nasi, mengoreng untuk camilan dan mengolah menjadi  tepung dan kerupuk singkong.

Meskipun tidak sederhana cara membuatnya, tetapi mereka senang bisa membuat salah satu kebutuhan sehari-hari dari tangan mereka sendiri.

Sejatinya mereka perempuan mandiri, tanpa kenal lelah menyediakan kebutuhan keluarga. Pagi selepas anak-anak sekolah, mereka biasa membantu suami ke ladang karet untuk menyadap karet. Selebihnya mengurus rumah tangga salah satunya membuat tepung dan kerupuk.

Bertahun-tahun, bahkan mereka mengaku lupa kapan terakhir membeli tepung dan kerupuk, karena mereka selalu membuat kedua jenis makanan tersebut.

Pemanfaatan kebun dengan menanam singkong kemudian di olah menjadi beragam makanan sehari-hari membuat mereka merasa bangga karena bisa menyediakan  pangan olahan tangan sendiri, membantu meringankan beban suami karena bisa berhemat dan yang paling penting adalah ikut melestarikan pangan lokal.Murah meriah tetapi tetap bernilai gizi tinggi.

 ibu-ibu di Desa Rambai, tekun, rajin melestarikan pangan lokal

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun