Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Ini Tubuhku, Mana Rupiahmu

15 Mei 2015   11:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:02 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan berita baru,

Bukan pula isu yang baru berhembus,

Juga bukan hanya sekedar pengalihan isu.

Dari bertahun-tahun yang lalu,

Sambilan seperti itu sudah bukan  barang baru,

Terus ada, sulit di lihat seakan bagai hembusan angin lalu.

Mereka hidup bergelimang kemewahan,

Takut kekurangan dan tidak punya teman,

Tak berdaya dikuasai nafsu angkara.

Mencari jalan pintas yang mudah, cepat dan asoi,

Hanya demi gengsi dan agar tak terlempar dari komunitas selebiriti,

Mengadaikan harga diri dan menghindari prestasi.

Tak perlu dedikasi dan prestasi,

Tak butuh kerja keras dan apresiasi,

Hanya perlu wajah cantik dan bodi seksi.

Hanya dengan bahasa  isyarat dan lirikan sendu,

Manja menawarkan bibir merah bergincu,

Seakan berkata, "Ini tubuhku, mana rupiahmu".

Menguar  tubuh  dari satu bodi ke bodi lainnya,

Mendesah palsu dari satu tangan ke tangan ,

Menikmati setiap rupiah yang tercetak  di rekening bank satu dan satunya.

Semua kebahagiaan gemilang harta adalah palsu,

Senyum terkembang bagaikan tertusuk sembilu,

Saat usia tak bisa dimanipulasi dan tubuh tak lagi laku,

Hanya tersisa tangisan pilu dan  sang waktu yang mengerogoti sisa nafsumu. ***

(Solo, 15 Mei 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun