Kain yang telah diberikan pewarna, kemudian dicuci dalam air yang telah direbus dalam bak raksasa berbahan semen. Perlu beberapa kali pencelupan di dalam air mendidih agar malam(salah satu bahan batik) tidak tersisa lagi. Kain yang sudah di celup, diputar didalam air mendidih kemudian dimasukkan ke dalam air dingin yang bersih. Setelah dicuci, proses terakhir adalah penjemuran. Kain tidak perlu dijemur diterik sinar matahari, tetapi cukup diangin-anginkan. Selesailah sudah proses pembuatan kain batik dengan motif beragam. Kain batik tersebut sebagian dijahit sesuai dengan pesanan dan sebagian dijual masih dalam bentuk lembaran kain.
[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Kain yang dicuci bersih kemudian di jemur dengan diangin-anginkan (dok. Suci)"]
Ibu Tri, pemilik batik dengan merk Widya Kencana, sering kewalahan menerima order dari konsumennya dari Singapura. Dalam satu bulan pesanan bisa mencapi 8000 lembar kain/baju jadi.
Kain batik yang saat ini kita pakai melalui proses yang tidak sederhana dan dikerjakan oleh tangan-tangan trampil para pekerja rumahan yang telah menyulap selembar kain putih polos berharga ribuan menjadi ratusan ribu rupiah bahkan jutaan dan menjadi bagian dagangan penting toko-toko didalam dan luar negri.***