Keberadaan pasar rakyat yang terkesan tradisional sekarang mulai terdesak dengan kemunculan pasar modern. Wargalebih memilihmengunjungi pasar modern dibandingkan dengan belanja di pasar rakyat. Hal inilah yang meresahkan Jokowi, saat menjadi Walikota Solo. Salah satu program unggulannya adalah melakukanrevitalisasi pasar rakyat atau di Solo lebih suka menyebut pasar tradisional.Sebagian besar pasar rakyat di kota Solo yang berjumlah 43 buah sudah direvitalisasi.Revitalisasi dimaksudkan untuk merespon permasalahan menahun dari pasar rakyat yang terkesanburuk, kumuh, kotor, sempit, bau, kurang terawat. Dengan revitalisasi dharapkan pasar akan lebih terawat. Dan meningkatkan kesejahteraan pedagangnya.
Programini mampu meningkatkan jumlah pedagang. Tercatat sebelum revitalisasi jumlah pedagang ada 12 ribu, setelah revitalisasi naik menjadi 16 ribu. Sedangkan jumlah PKL dari 5.817 yang tercatat, saat ini sudah lebih dari 3 ribu yang tertata atau masuk ke pasar tradisional. Pasar tradisional di Surakarta mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 20,3 miliar pada tahun 2011. Bahkansumbangan dari pasar tradisional adalah yang terbesar dibanding pos-pos pendapatan lainnya. Di masa sebelum Jokowi, PAD adalah 7,8 milyar masuk dari retribusi pasar, meningkat menjadi 19,2 milyar.
Pasar Klithikan Notoharjo, Solo, salah satu bukti kecerdikan, kepiawaianJokowi sekaligusbuktiniat tulus mengabdi kepada masyarakat. Tidak main-main, Jokowi harus menempuh cara dialog secara langsung dengan para Pedagang Kaki Lima (PKL)yang berdagang di Monumen Banjarsari agar mau direlokasi ke pasar Klithikan Notoharjo. Lebih dari 50 kali dialog digelar , para PKL baru setuju direlokasi.
Lebih Jauh Mengenal Pasar Klithikan, Pasar Rakyat Jelata
Pasar Klithikan ini berada di Silir, Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon,menempatibekas area prostitusi. Tahun 1998 Walikota Solo Imam Sutopo menutup area ini, tetapi aktivitas prostitusi masih tetap mengeliat, meskipun dengan sembunyi-sembunyi. Sampai akhirnya tahun 2006 Walikota Jokowi mengubahnya menjadi pasar tradisional khusus barang Klithikan.
Pasar Klitikan Notoharjo ini, menjadi pasar khusus barang klithikan /bekas di kota Solo. Meskipun tidak semua barang dagangan bekas, karena ada barang-barang baru juga yang di perdagangkan.
[caption id="attachment_340525" align="aligncenter" width="567" caption="Barang baru dan bekas diperdagangkan (dok.pri)"][/caption]
Pasar ini diresmikan pada pertengahan tahun 2006 lalu menjadi salah satusaksi kepiawaian dan keberhasilan Walikota Joko Widodo, dalam menata Pedagang Kaki Lima (PKL) di kota Solo yang berjumlah 989 orang. Bahkan Majalah Tempomemberikan penghargaanJokowi sebagai salah satu Tokoh Tahun Ini pada 2008 dengan sebutan Wali Kaki Lima. PKL sejumlah hampir seribu orang tersebut menempati areal public di Monumen 45 Banjarsari,saksi sejarah perjuangan melawan Belanda. Pasca krisis moneter 1997, banyak warga yang menjadi pengangguran karena PHK dari perusahaandan beralih menjadiPedagang Kaki Lima yang menempati areal taman Banjarsari.
Ragam dagangan di tawarkan. Sesuaidengan kelompoknya, ada beberapa zona barang dagangan. Pembeli lebih mudah mencari barang yang dbutuhkan karena kios-kiosdisusun berdasarkan klasifikasi jenis dagangan.Ada 18 blok yang diperuntukkan bagi pedagang pasar, sesuai dengan jenis barang dagangan. Misalnyablok alat mobil, alat motor, ban, sepatu, alat elektronik, pakaian, alat bangunan, handphone, CD/ kaset, barang bekas, dan lain-lain. Kalau binggung mencari tempatnya, ada papan petunjuk yang memudahkan pembeli untuk mencapai blok tujuan.
[caption id="attachment_340527" align="aligncenter" width="540" caption="Blok pakaian bekas (dok.pri)"]
[caption id="attachment_340530" align="aligncenter" width="540" caption="Blok onderdil, aksesoris mobil (dok.pri)"]
Barang bekas dan baru semua tersedia di sini. Sekali lagi, pembeli harus pintar dan teliti sebelum menawar barang-barang. Bisa jadi barang baru tetapi sebenarnya barang bekas yang diperbaiki dan dicat ulang. Ketelitian menjadi hal penting.Jangan tertipu dengan tampilan barang. Cek terlebih dahulu.
[caption id="attachment_340532" align="aligncenter" width="540" caption="TV bekas dan baru tersedia (dok. pri)"]
[caption id="attachment_340533" align="aligncenter" width="540" caption="Sepatu dan alat olahraga, sebagian barang import. Kemasan tak kalah dengan toko modern (dok. pri)"]
[caption id="attachment_340535" align="aligncenter" width="540" caption="Perlengkapan rumah tangga bekas (dok.pri)"]
Selain membeli barang, kita juga bisa menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai. Pada dasarnya, barang apapun bisa dijual di sini. Kita harus pandai untuk melakukan tawar menawar karena para pedagang lihai dalam membeli barang kita. Prinsip membeli dengan harga semurah-murahnya dan menjual dengan harga setinggi-tingginya juga terjadi di sini.
[caption id="attachment_340537" align="aligncenter" width="540" caption="Pembeli dan pedagang harus pandai tawar menawar harga (dok. pri)"]
Uniknya, setiap hari selepas subuh sampai jam 08.00 pagi, sebelum kios pedagang buka, ratusan pedagang bronjongan berjejalan, saling tawar menawar barang dengan pedagang di pasar Klitikan Notoharjo, Semanggi, Solo. Para pedagang bronjongan (membawa bronjong yang terbuat dari bambu, digunakan untuk membawa barang-barang bekas, dan diletakkan di jok motor belakang) selepas subuh biasa mengelar dagangan di halaman depan Pasar Klitikan, tepatnya di antara areal parkir. Mereka biasa memasok barang dagangan untuk pedagang kios. Pedagang bronjongan membeli dagangan barangbarang bekas seperti besi, alat eletronik, sepatu, pompa air, pompa sepeda, dan segala macam barang bekas dari pemulung atau membeli langsung dari pengepul barang bekas atau dari rumah tangga. Setiap paginya para pedagang bronjongan mengelar barang yang digelar di pasar Klitikan Notoharjo. Hal yang biasa terjadi, aksi tawar menawar, sambil melihat-lihat, membalik-balik, menimang-nimang barang bekas yang diperkirakan masih laku terjual.
[caption id="attachment_340538" align="aligncenter" width="540" caption="Salah satu lapak pedagang bronjongan (dok.pri)"]
Para pedagang tidak hanya menjual. Mereka juga memperbaiki barang limbah menjadibarang yang bisa digunakan. Hampir semua pedagang bisa melakukan hal tersebut. Keuntungan dari men-servis barang bekas ini justru mengiurkan.
[caption id="attachment_340540" align="aligncenter" width="540" caption="Selain menjual, para pedagang juga memperbaiki barang yang bisa dijual kembali (dok.pri)"]
Penat berjalan-jalan dan mengelilingi pasar seluas11.950 m2 dengan 1.018 kiosdan puluhan los ini, kita tinggal menuju warung makan yang ada di dalam pasar. Beragam makanan ditawarkan, dari makanantradisional seperti sego kucing, pecel solo, gado-gado sampaibakso juga ada. Tak perlu mengeluarkan banyak uang, tak sampai mengeluarkan uang Rp 10.000, perut sudah kenyang.
[caption id="attachment_340539" align="aligncenter" width="540" caption="Warung kecil banyak di dalam pasar. Pedagang dan pembeli tidak usah takut kelaparan (dok. pri)"]
Percaya atau tidak, Pasar Klithikan Notoharjo ini, salah satu pasar dari 4 pasar ( selain Pasar Klewer, Pasar Triwindu/Windujenar, Pasar Gading) yang menjadi tempat favorit wisatawan manca dan domestic. Berkunjung ke Solo, rugi kalau tidak menyempatkan diri ke pasar ini.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H