Mohon tunggu...
Suci Febriati
Suci Febriati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bimbingan dan Konseling, NIM 19010014051, Kelas 2019 A

Gresik-Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Pemberian Psikoedukasi bersama Volunter SMCC (Satuan Mitigasi Crisis Center)

15 Desember 2021   11:48 Diperbarui: 15 Desember 2021   11:54 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 26-27 Oktober 2021 SMCC (Satuan Mitigasi Krisis Center) Universitas Negeri Surabaya mengadakan kegiatan Sosialisasi & Mitigasi Kebencanaan dalam rangka mengembalikan Fungsi Hutan untuk mencegah bencana di Desa Sempu-Kediri. Rangkaian kegiatan terdiri dari penanaman pohon di Lereng Gunung Kelud, Psikoedukasi untuk siswa SD, Psychologi First Aid untuk remaja, Destana (Desa Tangguh Bencana) untuk tim siaga desa, dan kegiatan sekolah aman bencana bagi guru SD. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 relawan mahasiswa dari jurusan Psikologi dan jurusan Bimbingan dan Konseling Unesa angkatan 2019.  Relawan mahasiswa terbagi pada masing-masing kegiatan tersebut, saya mendapat kelompok pada kegiatan psikoedukasi untuk siswa SD.

Kegiatan psikoedukasi untuk siswa kelas 6 SDN Sempu diikuti oleh 30 siswa yang bertempat di kampung Indian-Kediri pukul 08.00 -- 10.00 WIB.  Psikoedukasi dimulai dengan tahap pembinaan hubungan dengan siswa dengan perkenalan dan perwakilan tim volunter dan perwakilan dari siswa. Serta menggunakan jargon "semangat pagi...pagi..pagi..tetap semangat..yeay!". Kemudian dilanjutkan dengan ice breaking dengan games lawan kata. Games ini bertujuan untuk mengecek konsentrasi siswa sebelum kegiatan psikoedukasi dimulai.  Seluruh siswa mengikuti ice breaking dengan dibagi 2 kelompok yang sama jumlahnya. 

Siswa diminta untuk berbaris dan memegang pundak teman sesuai kelompoknya lalu melakukan gerakan yang berlawanan dengan apa yang dikatakan kakak volunter. Jika kakak volunter mengatakan kanan, maka kelompok siswa harus melangkah ke kiri. Jika kakak volunter mengatakan maju, maka kelompok siswa harus mundur. Siswa yang salah melakukan gerakan akan disuruh maju ke depan untuk memberikan instruksi kepada temannya, setelah itu diberikan hadiah berupa snack sebagai bentuk penguatan perilaku karena telah berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, berani maju ke depan dan memimpin temannya.

Setelah melakukan ice breaking, peralihan pada kegiatan inti psikoedukasi model pemberian informasi melalui lagu, poster dan games ular tangga. Lagu dijadikan sebagai media agar isi dari lagu mudah diingat anak-anak dan bisa dilakukan saat terjadi bencana. Lagu dengan judul "kalau ada gempa" yang dinyanyikan bersama dan melakukan gerakan sesuai dengan lirik :

Kalau ada gempa..lindungi kepala

Kalau ada gempa..masuk kolong meja

Kalau ada gempa..jauhi jendela

Kalau ada gempa..lari ke lapangan..terbuka....

Poster yang digunkan sebagai media terkait sikap yang harus dilakukan ketika untuk mencegah bencana alam, sikap yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam, dan sikap yang bisa dilakukan setelah terjadinya bencana alam. Topik yang diambil terkait bencana alam tanah longsor, gunung meletus, dan gempa bumi. Setiap kelompok siswa mendapatkan materi tentang ketiga jenis bencana alam. Kakak volunter mengajak siswa aktif dalam berdiskusi dan memberikan hadiah berupa snack sebagai reward dan penguatan perilaku bagi siswa yang telah berani mengungkapkan idenya.

Setelah pemberian informasi selesai, kedua kelompok siswa disatukan dan diajak bermain ular tangga. Ada 3 perwakilan siswa yang mengikuti permainan, dan yang sudah benar menjawab pertanyaan dari kakak volunter akan mendapat hadiah dan menunjuk temannya untuk bergantian bermain. Pertanyaan yang diberikan terkait materi jenis bencana alam yang telah dijelaskan menggunakan poster. Tujuannya untuk memperkuat pemahaman dan ingatan dari materi tersebut melalui pertanyaan-pertanyaan pada games ular tangga. Di sela-sela permainan juga diselingi ice breaking seperti menyanyikan lagu "kalau ada gempa", kalimat penyemangat "semangat pagi...pagi..pagi..tetap semangat..yeay!".

Pada tahap akhir kegiatan psikoedukasi ditutup dengan pembagian susu dan snack kepada seluruh siswa agar yang belum mendapatkan hadiah bisa sama dengan teman lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan memakan snack dan minum susu bersama sebagai salah satu bentuk kepedulian gizi kepada mereka. selanjutnya kegiatan ditutup dengan berdo'a dan sayonara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun