Mohon tunggu...
Suci Cahaya
Suci Cahaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berbagi waktu dengan alam, kopi, hujan, buku, dan kalian :')

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sapa yang Terbata

24 Oktober 2013   09:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:06 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dimulai dari sapa yang terbata pagi ini, ada perasaan yang tak bisa ku terjemah,
aku benar benar tak berkemampuan membaca matamu, karenanya aku ingin belajar segala hal tentangmu,
entahlah,
pelan pelan mulai ada kerinduan yang tak sampai
ada sesuatu yang membuatku gugup ketika menghadirkan imaji tentangmu
semoga saja benar, tidak semua yang tak terkatakan itu menyakitkan
kalaupun tidak, bukankah akan selalu ada pelajaran ditiap kenangan dan jalan pulang?


perihal aku yang tak pandai merangkai diksi untuk mendeskripsi perasaan yang terjebak dalam diam dan pendam ini, semoga lain waktu dalam jumpa yang kekal, kita bisa saling berbicara, bertanya kabar dan bertukar kenangan tanpa harus bertutur sedikitpun
aku benar benar telah jatuh ke matamu, sejak pertemuan itu semoga kau tak selalu butuh kata untuk bahagia,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun