Mohon tunggu...
Suci bulan Izzati
Suci bulan Izzati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi prodi komunikasi dan penyiaran islam, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi, universitas islam negeri mataram

Saya seorang mahasiswi berasal dari Gerung, Lombok Barat. Saat ini saya tengah menggemari bidang broadcasting terutama dibidang suara seperti, penyiar, voice over.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Iklan dan Politik Identitas

1 Desember 2023   12:00 Diperbarui: 1 Desember 2023   13:01 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum lama, mucul sebuah iklan azan yang meampilkan Ganjar Pronowo sebagai model dalam iklan tersebut hal ini tentunya memunculkan beragam respon dari masyarakat yang mengatakan bahwa iklan tersebut merupakan politik identitas yang dilakukan oleh bacapres tersebut. Lantas apa itu politik identitas tersebut? Bolehlah politik identitas ini dilakukan? Apakah dampak dari politik identitas itu sendiri?.

Identitas merupakan ciri atau cara individu untuk mengidentifikasi dirinya. Identitas individu dapat mencakup agama, suku, etnik/ras kelompok ia berasal. Tanpa identitas seorang tidak bisa mengklain dirinya sendiri dalam sebuah kelompok. Dalam dunia politik, identitas merupakan alat untuk mendapatkan dukungan suara yang menjadi prasyarat untuk meraih jabatan politik. Penggunaan identitas untuk memperoleh suara sangat fungsional sebab identitas memiliki segmen pasar tersendiri.

Dalam dunia politik, kerap kali para komunikator politik atau orang yang berkepentingan dalam hal politik menggunakan media massa seperti televisi sebagai media kampanye. Kampanye politik dalam iklan TV adalah strategi pemasaran politik yang menggunakan televisi sebagai media untuk mencapai pemilih dan memengaruhi pendapat publik tentang calon, partai, atau isu politik tertentu. Iklan TV politik adalah alat yang sangat umum digunakan dalam kampanye pemilu atau upaya untuk mempromosikan pesan politik. kampanye. Penanda-penanda identitas (seperti: etnis, agama, dan gender) ditampilkan menonjol dalam iklan politik mereka.

Para komunikator politik memanfaatkan identitas mereka untuk meraih suara dan dukungan dari masyarakat melalui iklan politik identitas mereka. Keputusan seorang tokoh politik mengenalkan dirinya kepada publik melalui iklan media merupakan sebuah pertimbangan yang logis. Hal itu disebabkan karena selain iklan dalam media massa merupakan salah satu cara yang sah untuk kampanye politik, jangkauan massa yang bisa dicapai oleh pesan lebih luas dan bersifat anonim. Iklan dan politik identitas memiliki hubungan yang kompleks dan sering kali kontroversial. Iklan adalah salah satu alat yang digunakan dalam politik untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku masyarakat. Di sisi lain, politik identitas adalah upaya untuk memobilisasi dan mewakili kelompok-kelompok tertentu berdasarkan karakteristik seperti ras, agama, gender, dan orientasi seksual.

Penting untuk memahami bahwa iklan dan politik identitas dapat memiliki efek yang kuat dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap suatu kelompok atau isu. Misalnya, iklan politik yang menggunakan narasi atau gambar yang menyoroti identitas tertentu dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap kelompok tersebut. Hal ini dapat menciptakan stereotip atau prasangka yang berbahaya.

Penting bagi para pemimpin politik dan pemasar untuk mempertimbangkan etika dan tanggung jawab mereka dalam menggunakan iklan untuk tujuan politik identitas.s Iklan azan yang disiarkan di RCTI tersebut  menampilan Ganjar Pranowo bacapres PDI Perjuangan sebagai model atau talent dalam vidio iklan tersebut. Awalnya video azan itu dibuka dengan pemandangan alam Indonesia. Ganjar lalu muncul menyambut jemaah yang akan salat. Di situ Ganjar mengenakan baju koko putih, peci hitam dan sarung batik. Dia lantas menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid. Rangkaian video berikutnya Ganjar terlihat melakukan wudu dan setelahnya duduk di saf depan sebagai makmum.

Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan politik identitas adalah hal yang wajar digunakan dalam 'marketing politik' atau perburuan suara pemilih. Suara pemilih yang dimaksud terdiri dari yang tipikal rasional, emosional, dan sosiologis. Tipikal emosional yakni berdasarkan suka atau tidak suka dan sosiologis yaitu berdasarkan agama dan suku. Namun pengamat pemilu, Kaka Sumita berpendapat tampilan video itu sudah termasuk politisasi identitas karena Ganjar menonjolkan agama atau keyakinannya yang patut diduga hendak memengaruhi pilihan masyarakat.

Aturan perihal azan di televisi ini diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) yang diterbitkan oleh KPI tahun 2012. Tepatnya terdapat dalam Pasal 58 Nomor 5 menyatakan bahwa "Azan sebagai tanda waktu shalat dilarang disisipi dan/atau ditempeli (built in) iklan." Dalam uud sudah jelas bahwa pada iklan tersebut menyelipkan iklan politik atau kampanye. Dalam aturan tersebut siapapun yang membuilt in iklan azan itu termasuk melanggar, tidak hanya oleh aktor politik tetapi juga siapaun yang menyelipkan iklan azan untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Sudah jelas bahwa tayangan azan  tersebut menyelipkan pesan politik didalamnya secara dengan menampilkan bacapres sebagai model iklannya.

Tayangan vidio azan Ganjar menjual agama sebagai bentuk politik identitas dalam tayangan iklan tersebut, seolah ingin menyampaikan bahwa dirinya adalah sosok calon pemimpin yang agamis, sosok pemimpin yang sangat diinginkan umat. Karena cenderung masyrakat indonesia itu lemah ketika sudah disangkutkan dengan agama. Ketika seorang dengan background agamis yang muncul dalam tayangan tersebut publik tidak merasa aneh atau heran, namun ketika sesorang dengan backround yang hanya kita tau dia beragama islam namun tiba-tiba mendadak muncul dalam sebuah tayangan azan, maka hal tersebut akan memunculkan tanda tanya pada ranah publik.

Dalam iklan tayangan azan ganjar, bukan termasuk dalam menjudge personal sesorang. Tapi kemudian kita tahu bahwa ganjar merupakan bacapres walaupun belum masuk pada masa kampanye tapi masyarakat sudah tahu bahwa ganjar merupakan bacapres yang akan diusung. Tayangan iklan azan ini seakan memanfaatkan agama islam sebagai ajang pencitraan, dimana kita tau islam adalah agama terbesar yang ada di indonesia atau mayoritas di indonesia. Tentunya hal ini akan menimbulkan keributan ditengah masyarakat indonesia dengan berbagai macam agama yang dianut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun