Â
Dari penjelasan di atas, bahwa fenomena bullying tentu sebagai hal yang negatif dalam kehidupan. Fenomena bullying sudah menjadi pembahasan sangat penting dan perlu ditangani segera.Â
Orang lain sebagai pengamat atau yang disebut bystander turut andil terhadap terjadinya bullying. Ada tigas alasan utama mengapa seseorang menjadi bystander, yaitu mereka mengharapkan pengamat lain untuk membantu korban, mereka takut membuat kesalahan karena situasi ambigu, dan mereka tidak mengenal korban.Â
Dengan adanya alasan-alasan tersebut, kita dapat merubah sikap menjadi lebih aware dengan lingkungan sekitar dan tingkatkan rasa empati pada orang lain. Sehingga, kita bisa bertindak sebagai orang yang tidak acuh tak acuh dan pura-pura tidak tahu lagi pada peristiwa-peristiwa bullying.
Â
Â
REFERENSI
Grison, S., & Gazzaniga, M. S. (2019). Psychology In Your Life.
Halimah, A., Khumas, A., & Zainuddin, K. (2015). Persepsi pada Bystander terhadap Intensitas Bullying pada Siswa SMP. Jurnal Psikologi, 42(2), 129. https://doi.org/10.22146/jpsi.7168
UNICEF. (2020). Bullying in Indonesia. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi178_U6vb7AhUsUGwGHfAuDXoQFnoECDIQAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.unicef.org%2Findonesia%2Fmedia%2F5691%2Ffile%2FFact%2520Sheet%2520Perkawinan%2520Anak%2520di%2520Indonesia.pdf&usg=AOvVaw0l3vb2pEkQVirGqvdYGHHK
Â