Mohon tunggu...
suciauliaramadhani
suciauliaramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa di Prodi Administrasi Bisnis Universitas Islam Riau yang memiliki hobi membaca dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potensi dan Peran Cagar Budaya dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Siak

30 Desember 2024   13:45 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:33 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Industri pariwisata kini menjadi salah satu sektor yang paling diminati. Tingginya jumlah wisatawan yang mengunjungi berbagai negara di ASEAN, khususnya Indonesia, tidak lepas dari intensifnya promosi pariwisata yang dilakukan melalui berbagai saluran media, baik cetak maupun elektronik. Menurut Pitana dan Diarta (dalam Aminah dan Ibrahim, 2015), pemasaran pariwisata adalah upaya untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan wisatawan, serta menawarkan produk wisata yang sesuai dengan preferensi mereka. Ada pandangan yang menganggap bahwa pembagian pariwisata menjadi tiga kategori utama---alam, budaya, dan minat khusus---menyiratkan bahwa wisatawan hanya tertarik pada objek wisata yang sesuai dengan kategori tersebut. Padahal, wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tidak hanya ingin melihat objek wisata tertentu, tetapi juga ingin merasakan sebanyak mungkin pengalaman yang dapat diberikan oleh berbagai jenis pariwisata.

Perkembangan industri pariwisata merupakan fenomena yang menarik, meskipun sektor ini sangat sensitif terhadap perubahan, baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi jumlah dan minat wisatawan untuk mengunjungi suatu negara, wilayah, provinsi, atau daerah tertentu. Dampak industri ini sangat luas, mempengaruhi aspek ekonomi, sosial, dan budaya (Gegel dalam Hidayat, 2022). Pariwisata di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan menjadi sektor prioritas dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, baik secara nasional maupun daerah. Berbagai objek wisata menarik di berbagai daerah menjadikannya destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sektor pariwisata Indonesia merupakan pendorong utama perekonomian nasional dan memiliki potensi besar untuk mendorong perkembangan ekonomi di masa depan.

Menurut UU No. 10 Tahun 2009, destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang terletak dalam satu atau lebih wilayah administratif, yang memiliki daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling berhubungan dan melengkapi dalam mewujudkan kepariwisataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa destinasi pariwisata, atau objek wisata, adalah kawasan geografis yang memiliki daya tarik yang mampu menarik minat wisatawan, dilengkapi dengan fasilitas dan aksesibilitas yang memadai. Di Indonesia, terdapat berbagai jenis tempat wisata yang sering dikunjungi, antara lain taman, laut, hutan, pegunungan, pusat perbelanjaan (mall), situs bersejarah, museum, tempat kuliner, danau, waduk, pemandian air panas, kebun binatang, air terjun, pantai, dan masih banyak lagi.

Menurut Wardana (dalam Sitanggang, 2023), Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang kaya akan keindahan alam, flora, fauna, serta keragaman budaya, yang semuanya memiliki potensi untuk memberikan kontribusi devisa yang signifikan bagi sektor pariwisata. Secara umum, pariwisata dianggap sebagai sektor yang dapat mendorong dan meningkatkan pembangunan, menciptakan lapangan usaha baru, membuka peluang kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah, asalkan dikelola dan dikembangkan secara optimal. Dalam menghadapi era globalisasi, industri pariwisata perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, pengembangan objek wisata, serta sarana dan prasarana yang profesional untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia.

Budaya memiliki peran yang sangat penting dalam sektor pariwisata, karena salah satu alasan utama orang melakukan perjalanan wisata adalah untuk menyaksikan cara hidup dan budaya masyarakat lain serta untuk mempelajari budaya tersebut. Sumber daya budaya, dengan segala kekayaannya, dapat menjadi daya tarik utama yang mendorong wisatawan untuk berkunjung. Budaya mencerminkan cipta, rasa, dan karsa. Ia terbentuk dari berbagai unsur yang saling berkaitan, seperti agama atau kepercayaan, sistem politik, adat-istiadat, bahasa, peralatan, pakaian, bangunan, seni, makanan tradisional, dan atribut lainnya. Semua elemen ini menyatu membentuk nilai-nilai budaya yang sangat berharga, yang perlu dilestarikan agar tidak tergerus oleh perubahan zaman atau diakui oleh bangsa lain.

Pemanfaatan kawasan pariwisata sebagai objek wisata cagar budaya merupakan bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan yang menguntungkan. Selain berfokus pada pelestarian, pemanfaatan ini juga dapat mendatangkan devisa bagi negara. Dalam hal ini, cagar budaya yang dijadikan objek wisata akan didorong untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin, guna meningkatkan perekonomian. Cagar budaya adalah warisan sejarah yang harus dilestarikan. Namun, kenyataannya, masih banyak masyarakat yang kurang menyadari pentingnya menjaga dan merawat potensi cagar budaya sebagai bagian dari warisan budaya bangsa. Padahal, cagar budaya memungkinkan kita untuk mempelajari sejarah, yang tak terpisahkan dari perjalanan kehidupan manusia sepanjang waktu. Dengan memahami sejarah secara mendalam, kita dapat memperoleh banyak pelajaran berharga dan kebudayaan dari tokoh atau generasi tertentu untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan mereka, demi mencapai kejayaan dan kemuliaan di masa depan.

Provinsi Riau memiliki banyak cagar budaya, dan salah satu kabupaten yang terkenal dengan kekayaan cagar budayanya adalah Kabupaten Siak. Salah satu destinasi wisata cagar budaya yang paling banyak dikunjungi di Kabupaten Siak adalah Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang lebih dikenal dengan nama Istana Siak. Kejayaan Kerajaan Siak masih dapat dilihat hingga saat ini melalui Istana Siak Sri Indrapura yang berdiri megah. Istana ini terletak di Sri Indrapura, Kampung Dalam, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dan juga dikenal dengan nama lain, yaitu Istana Asserayyah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur. Sejak 3 Maret 2004, Istana Siak Sri Indrapura telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik, yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, putra dari Sultan Mahmud Syah dari Johor. Pusat kerajaan awalnya berada di Buantan. Konon, nama "Siak" berasal dari jenis tumbuhan Siak-siak yang banyak ditemukan di Kota Siak. Sebelum berdirinya kerajaan ini, daerah ini berada di bawah kekuasaan Kesultanan Johor, dengan seorang raja yang ditunjuk oleh Sultan Johor untuk mengawasi dan memerintah Siak. Namun, hampir seratus tahun, daerah ini tidak memiliki pemerintahan tetap dan hanya diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut cukai dari hasil hutan dan laut. Selain sebagai destinasi wisata dan cagar budaya, Istana Siak juga dilihat oleh pemerintah daerah sebagai sarana untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal. Oleh karena itu, Istana Siak tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai pusat edukasi mengenai sejarah dan budaya Siak. Istana ini dilengkapi dengan halaman yang luas, taman, area untuk berfoto, serta tempat parkir yang memadai. Di dalam Istana, terdapat berbagai hadiah dan cendera mata yang diberikan oleh tamu kerajaan, foto-foto keluarga kerajaan, serta benda-benda bersejarah seperti tombak, kursi, meriam, payung, cermin, keramik, dan lain-lain, yang menggambarkan kejayaan Kerajaan Siak di masa lalu. Istana Siak juga menawarkan berbagai fasilitas seperti tempat hiburan, Taman Kota yang terletak di depan Istana, air mancur menari, Tepian Bandar Sungai Jantan, dan Tugu Lambang Kerajaan Siak. Jalan raya menuju Istana Siak dalam kondisi baik dan bebas dari kemacetan, sehingga tidak mengganggu kunjungan wisatawan. Meskipun tidak ada fasilitas penginapan di area utama Istana Siak, karena lokasinya yang strategis, pengunjung dapat dengan mudah menemukan penginapan di sekitar Istana Siak di Riau. Daya tarik utama dari Istana Siak adalah arsitekturnya yang unik, menggabungkan corak Melayu, Arab, dan Eropa. Pengunjung dapat masuk dan menjelajahi isi istana, yang memiliki enam ruangan dengan fungsi yang berbeda. Di lantai dua, terdapat patung-patung elang yang menjadi simbol keberanian Kerajaan Siak.

Selain fasilitas prasarana, nilai-nilai edukasi juga berperan penting dalam menarik pengunjung ke Istana Siak. Di dalam istana ini, terdapat berbagai benda purbakala yang dapat dijadikan sebagai media pendidikan sejarah dan budaya. Benda-benda tersebut antara lain senjata, barang-barang kerajaan, canang, mahkota Kerajaan Siak, dan sebuah komet. Komet, yang terbuat dari tembaga dengan piring berdiameter 1 meter dari pelat kuningan, mampu mengeluarkan suara musik klasik. Konon, benda ini hanya ada dua di dunia, yakni di Jerman dan Indonesia. Selain benda-benda purbakala, museum Istana Siak juga menarik pengunjung dengan pertunjukan tari seni budaya yang diselenggarakan sesuai jadwal tertentu.

Kabupaten Siak juga memiliki Sungai Siak, salah satu sungai terdalam di Indonesia. Sebelumnya dikenal dengan nama Sungai Jantan, nama ini berubah setelah pusat pemerintahan Kerajaan Siak dipindahkan dari daerah Kuantan dekat Sabak Auh. Sungai Siak dikenal dengan berbagai misteri dan legenda, salah satunya adalah cerita tentang buaya putih yang konon pernah muncul ke permukaan dan kemudian menghilang, menjadi bagian dari kisah mistis yang berkembang di kalangan masyarakat setempat. Legenda ini menambah daya tarik Sungai Siak sebagai destinasi wisata yang kaya akan nilai sejarah, budaya, serta keunikan alam yang ada di sekitar sungai. Sepanjang tepian Sungai Siak, terdapat banyak tempat wisata, termasuk wisata kuliner, di mana pengunjung dapat mencicipi berbagai hidangan khas Siak. Suasana yang nyaman dan pemandangan indah di sekitar sungai semakin menambah kenikmatan saat menikmati kuliner, menjadikan pengalaman wisatawan semakin lengkap dan memuaskan.

Potensi pariwisata di Kabupaten Siak tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pariwisata unggulan di daerah ini diharapkan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan agama, serta menjaga kelestarian fungsi dan kualitas lingkungan hidup sebagai bagian dari identitas masyarakat Kabupaten Siak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun