Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin yang Tertutup Debu

25 Januari 2025   22:27 Diperbarui: 25 Januari 2025   22:27 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cermin yang Tertutup Debu

 

Di hadapan cermin, kutatap diri
Mendekat dengan langkah perlahan
Mengamati diri yang tak lagi berkilauan
Tampak wajah kusam, jiwa terluka
Menemukan bayangan diri sejati
Yang ada kebenaran menatap hampa

Aku bertanya padanya, siapakah aku?
Apa yang kuperbuat benar dan layak berlaku?
Refleksinya pudar, buram tak bercahaya
Seperti hati yang lupa pada jiwanya
Jiwa yang enggan terbuka lebar

Debu-debu bukan milik orang lain
Bukan pula datang sendiri
Lalu, siapa yang menerbangkannya?
Apakah angin atau aku sendiri yang mengantarkannya?
Debu itu tumbuh dari ego tersembunyi
Dari bisikan sombong yang kupeluk erat
Dari kesalahan kecil yang tak kuakui
Hingga kesalahan yang tak pernah aku ingat
Lalu mengendam, menyelimuti hati

Cermin itu berbisik dalam keheningan
"Bagaimana kau menilai orang lain?"
Sementara diri tak pernah diukir kembali
Lalu mengapa sibuk menemukan cela di luar?
Padahal di hati ada noda yang belum disingkirkan

Aku sadar oleh bisikannya
Bahwa cermin ini bukan hanya sekadar benda
Ia meminta untuk jujur pada hati
Tuk bersihkan bukan hanya mengusap permukaan
Bukan untuk orang lain tapi untuk keseimbangan

Kini kupaham, koreksi dimulai dari diri
Dimulai dari hati yang berani mengakui
Sebelum menyaksikan dan menghakimi dunia
Adalah langkah awal dari hidup penuh cahaya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun