Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Taman Kelas sebagai Media Interaktif untuk Meningkatkan Kolaborasi, Kepedulian, dan Solidaritas Murid melalui Alam

15 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 15 Januari 2025   11:30 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar pembagian tugas menanam tanaman bunga pucuk merah, sumber dokpri

Untuk merealisasikan taman kelas tak perlu biaya yang mahal. Wali kelas dapat memanfaatkan sumber daya dan aset yang ada di sekolah. Konsepnya bisa diserahkan kepada para murid yang dipimpin ketua kelas dan wali kelas hanya sebagai penggerak dan motivator mendampingi kinerja mereka. Murid dapat memanfaatkan tanaman yang ada di sekolah, membawa dari rumah, atau iuran ringan untuk membeli pot bunga, dan sebagainya. Kegiatan ini sebagai sarana bagi murid untuk terlibat secara langsung berbasis alam seperti menanam, merawat, dan mengelola tanaman.

Dengan keberadaan taman kelas setidak memberikan berbagai manfaat baik dalam segi pendidikan, sosial, dan lingkungan di antaranya

  • Membangun rasa tanggung jawab. Dengan membuat dan menata taman maka wali kelas akan melibatan seluruh murid di kelas untuk merawat taman sehingga melatih mereka untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan misalnya menyiram dan memberikan pupuk. Kegiatan perawatan seperti menyiram dapat dilakukan sebelum pulang dengan pembagian yang jelas antara membersihkan kelas dan juga meyiram tanaman agar tetap tumbuh.
  • Meningkatkan kolaborasi antarmurid di kelas. Adanya program kelas yang menciptakan kelas yang nyaman dan sekaligus sebagai dukungan program sekolah sebagai sekolah bakti BCA maka keberadaan taman kelas mendorong murid untuk bekerja sama. Murid berbagi ide, membagi tugas, dan menghadapi tantangan bersama dalam menciptakan dan merawat tanaman. Sementara wali kelas mendampingi dan melakukan evaluasi secara berkala sesuai kebutuhan.
  • Mengasah kreativitas. Sejatinya setiap murid memiliki keunikan masing-masing sehingga sayang asset yang dimiliki tidak diperdayakan secara optimal. Dengan menggunakan pemantik untuk memberikan stimulus sudah membuka pemikiran berubah ide kreatif guna mengekrepreasikan idenya mulai dari memilih jenis tanaman dan metancang tata letak taman.
  • Menumbuhkan kepedulian pada lingkungan. Pelibatan seluruh murid di kelas dalam merawat tamanan setidakya murid belajar untuk lebih peduli dengan lingkungan. Untuk itu, wali kelas perlu memberikan kesadaran pemahaman pentingnya tanaman dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan manfaat ruang hijau bagi kesehatan dan kesejukan kelas.
  • Menguatkan solidaritas antarmurid di kelas. Kegiatan di taman kelas misalnya menyiram dan membersihkan rumput sekitar tanaman merupakan hubungan sosial di antara murid. Murid akan belajar untuk saling mendukung dan bekerja sama sebagai satu tim yang solid.

Gambar hasil penanaman tanaman, sumber dokpri
Gambar hasil penanaman tanaman, sumber dokpri

Untuk mewujudkan manfaat tersebut tidak lepas peranan wali kelas yang menjadi motivator penggerak dan fasilitator yang memberikan pemahaman kesadaran pada murid. Wali kelas bertugas mengarahkan setelah adanya pembagian tugas secara adil dengan memberikan panduan teknis yang jelas dan untuk memastikan kegiatan berjalan dengan baik. Keberadaan wali kelas memiliki peran yang signifikan untuk bersama-sama bekerja demi satu tujuan yang sama yakni menciptakan taman kelas. Wali kelas dapat memanfaatkan jam kosong atau jam P5 untuk menata kelas agar nyaman sebagai tempat pembelajaran.

Semua kerja keras dan dukungan murid di kelas tentu berdampak positif bagi murid. Setiap kegiatan memiliki tantangan tersendiri. Bagaimana pendekatan wali kelas untuk mengenali anak didiknya sepenuh hati sehingga mudah diarahkan dan tahu akan tugas serta tanggung jawabnya. Dengan begitu, dampaknya dapat meningkatkan keterampilan praktis tapi juga mengembangkan emosional. Murid tidak hanya ego dan mementingkan diri sendiri tapi murid memiliki satu ikatan yang sama untuk mewujudkan lingkungan kelas yang nyaman. Dengan interaksi mereka dengan alam, murid belajar bagaimana murid menghargai kehidupan dengan menanam tanaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun