Menciptakan Budaya Positif yang Melekat dalam Diri Murid, Bukan Hanya Dibiasakan
     Sekolah memiliki peran yang signifikan terhadap pengembangan karakter, salah sah satunya melalui penerapan budaya positif. Pengembangan karakter dinilai baik tidak hanya sekadar mengejar prestasi akademik tapi bagaimana sekolah mewujudkan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan kepribadian murid. Sehingga berbagai upaya yang dilakukan oleh sekolah yakni membuat program unggulan melalui pembiasaan agar dampaknya dapat dirasakan oleh murid, orang tua, dan tentu masyarakat. Oleh karena itu, suasana di sekolah perlu mendukung perkembangan murid secara holistik tidak hanya intelektual tapi juga emosional dan sosial.
     Budaya positif yang diterapkan di sekolah meliputi nilai-nilai, norma, dan perilaku positif yang diterapkan oleh warga sekolah. Budaya positif ini merupakan suatu penghargaan atas keberagaman yang terjadi untuk saling menghormati, tanggung jawab, kerja sama, nilai kejujuran, semangat belajar, dan lainnya. Budaya positif memiliki dampak tidak hanya menciptakan lingkungan nyaman tapi bagaimana pihak sekolah berupaya mendorong mruid berkembang menjadi seorang individu yang berkarakter unggul.
     Budaya positif yang diterapkan di sekolah bukan sekadar aturan atau sebuah rutinitas bahkan lebih dari itu yakni membentuk perilaku dan karakter yang tertanam dalam diri murid tersebut. Melalui proses pendidikan, pembiasaan menjadi cara atau langkah awal dalam mengenalkan perilaku baik. Sehingga budaya positif ini benar-benar melekat di hati murid. Jika perlu, murid memahami nilai-nilai yang mendasari agar mereka melakukannya bukan sekadar mengugurkan kewajiban semata tapi kesadaran dan keinginan yang tulus. Apalabila hal tersebut dimiliki maka budaya positif tersebut agar menjadi kebiasaan tidak hanya di sekolah tapi dalam kehidupan sehari-hari karena murid tahu tujuan dan manfaat dari penerapan budaya positif tersebut.
     Untuk mewujudkan hal tersebut perlu murid diajarkan pembiasaan baik misalnya membuang sampah pada tempatnya, menggunakan bahasa sopan saat berbicara, menjaga kebersihan, dan sebagainya. kegiatan tersebut perlu diulang-ulang agar menjadi suatu kebiasaan baik dan tak mudah pudar apabila tanpa pengawasan atau karena adanya situasi mendukung. Untuk itu perlunya kesadaran yang mendukung guna memahami lebih tidak sekadar pembiasaan perilaku. Jika kesadaran murid baik mengenai alasan dan nilai di balik penerapan budaya positif maka murid melakukannya tanpa paksaaan dan penuh tanggung jawab. Dengan begitu, kesadaran yang lahir dari hati dapat menciptakan internalisasi nilai yang akan terus melekat tanpa harus adanya dorongan dari eksternal tapi dorongan dari diri sendiri (internal).
     Untuk mewujudkan suatu budaya positif yang melekat tidaklah mudah. Perlu adanya strategi dan evaluasi secara berkesinambungan, yakni menanamkan nilai melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan bagian dari integral dari kurikulum. Penerapannya tidak sekadar mengajarkan apa yang mesti dilakukan oleh murid tapi mengapa menerapkan karakter tersebut penting. Apalagi murid memahami sebuah nilai dari karakter tersebut misalnya kejujuran, tanggung jawab, empati, dan lainnya maka murid lebih enjoi menerapkan dengan kesadaran diri.
     Selain itu, strategi yang lainnya yakni keteldanan guru dan juga orang tua sebagai role model utama bagi murid. Keteladanan dari guru dan orang tua secara konsisten dan komitmen maka murid akan meniru tanpa harus melalui sebuah intruksi sehingga dampaknya perilaku baik akan terwujud. Untuk itu, perlunya guru mengajak murid untuk merenungkan tindakan dan manfaatnya bagi orang di sekitarnya. Renungan tersebut bisa sebagai bentuk refleksi yang membantu murid menyadari pentingnya nilai-nilai yang diterapkannya.
     Strategi yang lainnya yakni lingkungan yang mendukung misalnya memberikan penghargaan kepada murid yang berperilaku baik baik melalui ucapan atau hadiah, hubungan yang harmonis warga sekolah, dan lainnya. Dukungan dari lingkungan maka dapat menguatkan pesan yang ingin disampaikan.
     Tak hanya lingkungan yang mendukung, guru perlu melibatkan murid dalam pembuatan aturan kelas sehingga mereka akan memiliki dan cenderung mematuhi dengan penuh kesadaran. Jika murid melakukan pelanggaran maka berikan ruang untuk belajar dari kesalahan, sebab sebagai manusia tidak ada yang sempurna maka kesempatan murid untuk belajar dari kesalahan dan bagaimana mereka memperbaikinya. Dengan begitu, murid akan belajar bertanggung jawab dan memahami pentingnya suatu kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.
     Melalui upaya atau strategi yang diterapkan oleh guru setidaknya memiliki sebuah harapan agar dampak dari budaya positif melekat dalam diri murid sehingga tidak sekadar di lingkungan sekolah tapi dalam kehidupan sehari-hari. Murid akan merasakan dampak tersebut yakni lebih mandiri, bertanggung jawab, memiliki empati, berintegritas, dan sebagainya.