Mengasah Potensi Kepemimpinan Murid melalui Program Kreatif dan Inovatif
Â
Pada era sekarang, kemajuan teknologi dan zaman menimbulkan tantangan hidup yang luar biasa. Peluang kerja semakin sulit diperoleh ditambah kebutuhan hidup fluktuatif tak menentu. Sederet masalah itu menuntut setiap orang untuk belajar menyikapi dengan bijak terutama bagi murid yang terus belajar, berproses tumbuh, dan berkembang.
Tantangan di atas merupakan PR bersama untuk persiapan langkah menyambut masa depan selain tantangan dalam bentuk masalah akademik, sosial, dan bahkan masalah pribadi sehingga penting bagi sekolah untuk tidak hanya  fokus pada pengajaran akademik semata tapi merencanakan program untuk menyiapkan murid menghadapi tantangan hidup dengan membekali dengan soft skill dan keterampilan kepemimpinan yang tepat. Dengan rancangan program kepemimpinan yang efektif dan bijak, murid dilatih bagaimana mengelola emosi, memutuskan masalah dengan bijak dan bertindak sebagai agen perubahan yang positif dalam kehidupannya.
Kepemimpinan merupakan keterampilan yang saat ini diperlukan baik di dunia pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Apalagi di dunia yang semakin dinamis dan kompleks, keterampilan kepemimpinan memang patut dibentuk sejak dini melalui suatu program yang kreatif dan inovatif yang dirancang sekolah untuk mengasah potensi kepemimpinan anak didik agar mampu menjawab tantangan hidup agar menguatkan kompetensi, bijaksana, dan berempati.
Mengasah potensi kepemimpinan murid, sekolah perlu menyiapkan sejumlah program kreatif dan inovatif sebagai bentuk investasi yang berharga untuk anak didik. Melalui program tersebut tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis tapi penguatan karakter, menguatkan soft skill, dan mempersiapkan murid untuk menjadi pemimpin masa depan yang tangguh dan visioner. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari semua pihak terutama sekolah, orang tua, dan masyarakat agar murid dapat memaksimalkan potensi kepemimpinan yang dimiliki dan siap menyambut masa depan.Â
Mengapa program kepemimpinan murid yang inovatif dan kreatif dianggap penting? Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi di antaranya karena program murid kreatif dan inovatif tidak sekadar memberikan wawasan baru tapi melibatkan murid dalam proses pembelajaran yang mendorong murid untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan mampu menemukan jalan keluar atas masalah yang dihadapi. Dengan begitu, kepemimpinan murid diharapkan nantinya bukan hanya soal kemampuan untuk memimpin tapi bagaimana kemampuan murid berkembang hingga dapat menginspirasi, memotivasi, dan adaptif terhadap perubahan yang ada.
Selama ini kepemimpinan di sekolah masih mengacu kepemimpinan organisasi atau menjadi ketua kelas. Sehingga ke depannya bagaimana kepemimpinan murid yang sesungguhnya mampu menginspirasi, mengelola tantangan, membuat keputusan yang cerdas dalam situasi kompleks, bekerja sama dengan tim, dan sebagainya. Sehingga imbas dari kepemimpinan banyak dibutuhkan tidak hanya dalam bidang bisnis, pemerintahan tapi semua sektor di antaranya pendidikan, teknologi, dan sosial.Â
Untuk itu, melalui program yang menggabungan unsur inovasi dan kreativitas akan memberi kesempatan bagi murid untuk mengembangkan potensi, sikap proaktif, dan memiliki tanggung jawab yang besar. Sehingga mereka dapat belajar bagaimana memimpin proyek, merancang jalan keluar baru, berkolaborasi dengan orang lain dengan berbagai sudut pandang dan latar belakang. Yang akhirnya murid memperoleh nilai-nilai kepemimpinan sebagai persiapan menyambut masa depan yang mampu adaptif dan berdaya saing.
Â
Ciri-Ciri Program Kepemimpinan Murid yang Bermutu
Sebelum merancang program kepemimpinan murid, tentu pihak sekolah perlu megenali program yang bermutu yang sasaranya pada pengembangan keterampilan murid yang dibutuhkan oleh pemimpin masa depan. Adapun ciri-cirinya yakni
1. Berorientasi pada pengembangan karakter. Kita ketahui bersama, kebutuhan akademis belum lengkap sebelum murid melengkapi karakter yang berimbas poada kepribadiannya. Melalui kepemimpinan diharapkan dapat mengembangkan karakter di antaranya tanggung jawab, integritas, empati, dan sebagainya. hal itu sebagai dasar dari setiap pemimpin yang efektif.
2. Memberikan pengalaman praktis. Maksudnya teori kepemimpinan yang diberikan sekolah tak cukup sehingga perlu pengalaman yang nyata bagi murid agar dapat memimpin proyek, berkolaborasi dengan tim, mengambil sebuah keputusan dan sebagainya. Dengan pengalaman secara langsung, murid belajar banyak hal terutama tantangan yang dihadapi dan kesalahan yang barangkali terjadi.
3. Mengintegrasikan nilai-nilai kerja sama. Melalui program kepemimpinan yang dibentuk tidak berdiri sendiri tapi perlu pelibatan dengan orang lain. Pelibatan antarmurid akan mengajarkan kepadanya bagaimana menghargai pendapat, menemukan dan berbagi ide bersama, dan bagaimana murid dapat menyelesaikan masalah secara konstruktif.
4. Mendorong inovasi dan kreativitas. Suatu program yang berkelanjutan harus mampu berpikir di luar kebiasaan dan terus berinovasi. Hal ini akan mendorong murid untuk berpikir kreatif, menemukan solusi baru, dan menantang.
5. Menyediakan mentoring dan pembelajaran berkesinambungan. Dengan program yang telah disusun perlu murid dibimbing dari fasilitator yang berpengalaman. Hal ini menyediakan kesempatan bagi murid untuk mendapatan mentoring fasilitator dari guru, alumni, tokoh masyarakat, dan lainnya. Hal tersebut memungkinkan murid dapat belajat dari pengalaman nyata dan memperoleh wawasan serta pengalaman baru yang berharga.
     Â
Dari ciri-ciri di atas, pihak sekolah dapat membuat program kreatif dan inovatif yang berdampak kepemimpinan murid terutama dalam membantu mengasah potensi kepemimpinan murid di antaranya, program entrepreneurship, sains dan teknologi inovatif, kepemimpinan sosial, mentoring antarmurid, kepemimpinan berbasis proyek, pengembangan diri, pengembangan keterampilan komunikasi, pelatihan mental dan pengelolaan stres, simulasi kepemimpinan dalam kondisi darurat, dan sebagainya.
Untuk dapat menginplementasikan program yang telah disusun perlu beberapa langkah yang dilakukan pihak sekolah guna mengelola program yakni penyediaan lingkungan yang mendukung, pelatihan bagi pengajar dan pembimbing, serta kolaborasi dengan komunitas, dan strategi lainnya agar program baik pada pelaksanaan dan hasilnya mencetak kepemimpinan murid untuk menyambut tantangan hidup yang dinamis dan kompleks.
Sumber modul penggerak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H