Selain itu, keberadaan ekowisata bakau berfungsi meningkatkan kesadaran bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan baik wisatawan lokal maupun turis. Dengan mengamati dan menikmati bakau maka pengunjung turut serta mendukung konservasi yang lebih aktif.
Tantangan dan Upaya Konservasi
Dengan melihat potensi yang besar sebagai ekowisata maka pengembangan untuk pariwisata tetap dianalisis dengan hati-hati.Â
Sebab tantangan terberat siap menyapa yakni bagaimana kita semua dapat menjaga keseimbangan antara kegiatan wisata dengan pelestarian lingkungan.Â
Adanya pembangunan prasarana misalnya jembatan, penginapan, atau fasilitas lainnya hendaknya dirancang tanpa mengganggu keberadaan hutan bakau apalagi merusak ekosistem.
Tak hanya itu, ancaman yang membuat hutan bakau berkurang yakni penebangan liar yang digunakan sebagai alih fungsi lahan untuk perikanan, pertanian, pemukiman, tempat penginapan, pencemaran laut menjadi suatu masalah yang tetap harus diperhatikan secara serius.Â
Di samping memberikan keuntungan namun program konservasi tetap terus digalakkan agar pengembangan ekowisata hutan bakau tetap terjaga dan lestari.
Menuju Ekowisata Berkelanjutan
Keberadaan hutan bakau sebagai ekoswisata merupakan salah satu contoh pariwisata kebersinambungan yang dapat dijadikan sebagai peluang ekonomi dan memberikan manfaat bagi lingkungan secara bersama.Â
Dengan memperhatikan komponen keseimbangan maka pengelolaan dapat secara tepat sehingga berdampak bagi pengunjung yang memiliki pengalaman yang berkesan yang tak bisa dilupakan. Apalagi tergerak ikut termotivasi mengikuti kegiatan upaya konservasi.
Untuk mewujudkan ini semua perlunya kerja sama semua pihak dimulai dari pemerintah daerah, masyarakat setempat, komunitas lokal, pihak swasta, dan pihak terkait untuk melakukan pengembangan potensi ekowisata.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya