Tak hanya itu, motivasi dalam belajar tentu berbeda setiap muridnya. Sebagai wali kelas mesti memahami dengan cara mengenali kebutuhan belajarnya dengan baik dan memberikan motivasi yang tepat setiap personalnya melalui coaching. Metode coaching ini diberikan untuk memahami emosional dan kondisi pribadi murid agar dapat ditangani secara tepat. Hal ini akan menjadi anggapan bahwa setiap murid merasa diperhatikan dan lebih bersemangat untuk menjadi tujuan sesuai proposal yang disusunnya baik bidang akademik maupun nonakademik.
Pengamatan mendalam mengenai karakter murid
Sejak diberlakukan kerja sama dengan BCA, tugas wali kelas setiap pagi pukul 07.15 WITA membersamai literasi Alquran dan sains, serta absen pagi. Di sinilah bisa diselipkan pembinaan dan menyapa keadaan murid secara langsung setiap harinya. Begitu halnya jam sebelum pulang yakni 15.45 WITA, wali kelas memantau absen digital pulang dan piket sebelum pulang.
Program ini secara tak langsung mendekatkan antara wali kelas dan murid secara mendalam baik perilaku maupun menguatkan kekompakan kelas. Wali kelas dapat terlibat secara emosional  dan lebih peka mengenai perubahan sikap, motivasi, dan kecenderuangan karakter anak murid. Melalui pengamatan setiap hari, wali kelas dapat memberikan bimbingan yang tepat dan beradaptasi dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan potensinya.
Membimbing siswa menuju kompetensi
Setelah wali kelas mengidentifikasi bakat dan memberikan ruang untuk mengeksplorasi melalui RUBIKAT maka wali kelas membuka jalur pengembangan melalui kompetensi bimbingan lomba. Kegiatan ini agar murid dapat mengarahkan kemampuan yang dimiliki secara optimal. Memang capek tapi ada kepuasan batin yang tak mampu diucapkan dengan kata. Meskipun tak semua lomba mampu dibimbingnya dan ada juga yang telah berhasil dan berusaha keras kembali. Namun itu bagian dari ikhtiar agar terus belajar dan beradaptasi dengan keadaan untuk menjadi pribadi yang terus berbenah.
Kegiatan makan bersama setiap satu bulan sekali
Kegiatan makan bersama saya rancang sebulan sekali. Dana yang digunakan adalah uang kas dan sumbangan sosial murid. Di acara makan tak hanya merekatkan hubungan kekeluargaan tapi bagaimana menjalin kebersamaan dalam menyiapkan prosesnya dan menikmati setiap hidangan yang dibuat secara bersama-sama. Acaranya saya memanfaatkan jam P5, agar kegiatan tak hanya belajar mengenai tema yang diangkat tapi bagaimana menguatkan karakter kebersamaan dapat terjalin tanpa harus memikirkan kepentingan pribadi.
     Di sini peran wali kelas hanya sebagai fasilitator penggerak yang melibatkan murid untuk merealisasikan dan menanyakan kesiapan untuk acara. Semua perlu pengawasan dan tidak membiarkan begitu saja. Sebab, murid baru kelas X sehingga perlu bimbingan secara keberlanjungan agar kelas XI sudah mandiri sesuai harapan.