Membangun Lingkungan Belajar Positif dengan Mengenali 5 Kebutuhan Dasar Murid
Dalam lingkungan pendidikan, guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang positif. Lingkungan belajar yang positif merupakan kunci yang memastikan murid bisa berkembang dengan baik dalam hal akademis maupun sosial emosionalnya. Salah satu cara yang dapat diterapkan dalam  mengenali segala akar permasalahan murid dengan cara memenuhi kebutuhan lima dasar manusia. Jika kebutuhan dasar manusia terpenuhi dengan baik maka murid akan termotivasi untuk terlibat dan berprestasi sehingga permasalahan dapat diminimalisasi.
Namun, jika kita sebagai guru bila dihadapkan oleh suatu kasus permasalahan murid maka kita tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan hukuman. Tapi kita bisa menelusuri bahwa suatu perilaku mempunyai tujuan tertentu. Begitu halnya murid yang sedang melakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan. Saat murid sedang berperilaku yang membuat kita sedikit 'tergelitik' sebenarnya murid berusaha mendapatkan apa yang diinginkan atau sedang memenuhi kebutuhan dasarnya.
Lalu apa saja kebutuhan dasar manusia? Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan bertahan hidup, mendapatkan kasih sayang dan rasa diterima, memperoleh kebebasan, memperoleh kesenangan, dan penguasaan. Dari 5 dasar kebutuhan manusia inilah dapat kita temukan atau digali dari permasalahan anak barangkali murid gagal memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai kebaikan atau melanggar peraturan atau kesepakatan kelas.
Kebutuhan bertahan hidup
Kebutuhan bertahan hidup merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan fisiologis seperti rumah, makan, kesehatan, dan sebagainya. Kebutuhan ini menjadi kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi karena berhubungan dengan kebutuhan fisik dan begitu halnya dengan psikologis seperti kebutuhan akan perasaan aman.
Kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima
Kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima termasuk dalam kebutuhan psikologis. Biasanya murid yang belum memperoleh kasih sayang dari keluarga seringkali membuat sesuatu perilaku yang menarik orang di sekelilingnya untuk memperhatikan. Tingkahnya ada saja yang membuat kita terkadang bersabar. Tapi sejatinya jika ditelesuri ternyata beban hidupnya juga luar biasa. Apalagi keluarganya tak pernah bertanya apa yang dilakukannya. Jadi, dengan mengenali kebutuhan ini kita tahu apa kebutuhan murid yang belum dipenuhi sehingga kita sebagai guru dapat berusaha semampu kita untuk menjadi orang tua yang berusaha memenuhi kebutuhan kasih sayang.
Kebutuhan kasih sayang dan diterima seperti kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial, kebutuhan untuk memberi, menerima kasih sayang, dan kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari suatu kelompok. Selain itu, kebutuhan ini seperti kemauan untuk terhubung dengan orang lain misalnya teman, keluarga, dan sebagainya yang tetap terhubung. Murid yang belum mempunyai kebutuhan dasar kasih sayang dan rasa diterima yang tinggi pada umumnya ingin berusaha disukai dan diterima oleh lingkungannya. Murid akrab dengan orang tuanya dan mau belajar dengan gurunya karena ada rasa suka. Bagi murid, teman sebaya sangatlah penting sehingga bisa bekerja secara kelompok.
Kebutuhan penguasaan (kebutuhan pengakuan atas kemampuan)
Kebutuhan penguasaan berhubungan dengan kekuatan diri guna mencapai sesuatu, menjadi kompoten, terampil sehingga diakui prestasi dan keterampilannya, mau didengarkan, serta mempunyai harga diri. Kebutuhan ini meliputi keinginan seseorang yang mau dianggap berharga, dapat membuat perbedaan, membuat pencapaian, kompeten, diakui keberadaanya, dan dihormati.
Jika kita amati, murid yang mempunyai kebutuhan dasar ini akan memiliki penguasaan yang tinggi yang pada umumnya ingin menjadi pemimpin. Murid cenderung suka berobservasi sebelum mencoba hal baru dan merasa kecewa bila melakukan kesalahan. Selain itu, murid yang tipe ini umumnya rapi dan sistematis dan selalu ingin mencapai sesuatu terbaik.
Oleh karena itu, jika kita mengenali kebutuhan pada murid. Maka sebaiknya kita berikan pujian atau ucapan yang menguatkan mental mereka supaya keberadaan murid diakui dan dihargai. Meskipun belum berhasil tetap guru berikan penguat untuk memotivasi langkah mereka untuk terus berbenah menjadi lebih baik. Usahakan dihindari ucapan negatif agar tidak berpengaruh pada mentalnya sebab penyembuhan memerlukan waktu yang lama. Meskipun ada rasa kesal di hati, sebaiknya ditahan dan sudah tenang bisa diselesaikan dengan dialog bersama murid agar murid juga tahu apa letak kesalahannya dan bertanggung jawab untuk memperbaikinya.     Â
Kebebasan (kebutuhan akan pilihan)
Kebutuhan kebebasan merupakan kebutuhan ingin bebas yang menginginkan kemandirian, otonomi, pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang. Tipe murid yang memiliki kebutuhan kebebasan menginginkan pilihan, banyak gerak, suka mencoba, tidak terlalu berpengaruh pada orang lain dan senang dengan hal baru serta menarik.
Pada era kurikulum merdeka kita mengenal pembelajaran berdiferensiasi. Untuk tipe murid pada kelas ini sangat cocok sekali diterapkan dengan mengenali gaya belajar, minat, dan bakatnya sehingga menghasilkan karya yang luar biasa yang tetap mengacu pada tujuan pembelajaran. Tipe anak dengan kebutuhan ini cepat sekali bosan dan jenuh sehingga perlu variasi metode dan pendekatan yang tepat agar murid bersemangat dalam pembelajaran. Dengan refleksi dan evaluasi berkala, guru dapat memperbaiki pembelajaran menyenangkan di kelas. Begitu halnya dengan penanganan masalah maka guru akan mengetahui bahwa anak menginginkan kebebasan.
Kesenangan (kebutuhan merasa senang)
Kebutuhan merasa senang merupakan kebutuhan untuk mencari rasa bahagia/kesenangan, bermain, dan tertawa. Jika kita bayangkan dalam pembelajaran itu menengangkan maka akan terasa kaku dan monoton. Pada umumnya, murid yang terpenuhi kebutuhan ini akan menikmati apa yang dilakukan. Murid bisa berfokus tinggi saat mengerjakan sesuatu yang disenangi. Murid suka permainan dan mengoleksi barang, suka bercanda, melucu, dan menggemaskan.
Jika dalam pembelajaran sesekali guru bisa bersantai, melakukan ice breaking agar suasana kembali bersemangat. Apalagi pengajarannya siang hari tentu suasana berbeda dengan pagi hari. Di sinilah sebagai guru piawai dalam mengatur pembelajaran agar tetap menarik dan menyenangkan. Namun berbeda halnya dengan mengatasi masalah, terkadang ada sosok murid yang melakukan kreativitas yang membuat temannya tersakiti tapi baginya ada kepuasan karena senang. Hal ini yang patut kita telusuri untuk dibantu penanganannya lebih lanjut agar kebiasaan kurang baik tidak merugikan orang lain.
***
Sumber disarikan dari modul guru penggerak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H