Saat kita memutuskan untuk penerapan strategi ini tentuk ada tantangan dan bagaimana cara mengelola posisi kontrol. Memang dalam mengelola posisi kontrol tidaklah selalu mudah. Namun, guru dapat melakukan keseimbangan antara menjadi ororitatif dan suportif. Adapun tantangan yang perlu kita sikapi di antaranya menahan diri untuk tidak menghakimi, menjaga otoritas tanpa menjadi otoriter, dan memberikan fasilitas tanpa memaksakan solusi.
Dengan menyakini, kita menerapkan segitiga restitusi memberikan keunggulan dalam mengatasi masalah murid yang beragam di kelas dan juga di sekolah. Keunggulan itulah yang menjadi dasar mengapa pendekatan ini kita terapkan di kelas?
Meningkatkan hubungan guru dan murid
Dengan melakukan validasi dan empati, guru berusaha membangun hubungan yang baik dengan murid. Murid seolah merasa lebih dihargai dan didengar yang akhirnya meningkatkan  rasa saling percaya dan kedekatan antara murid dan guru.
Mengurangi masalah di kelas
Melalui penerapan segitiga restitusi yang humanis dan empati, maka masalah di kelas setidaknya dapat diminimalisasikan. Murid di kelas cenderung bekerja sama dan menunjukan tindakan positif sehingga mereka saling dipahami dan didukung oleh guru.
Fokus pada pemulihan dan pembelajaran
Jika guru memutuskan untuk menerapak pendekatan ini tentu brharap memberikan kesempatan pada murid untuk belajar dari kesalahan yang dilakukan guna melakukan perbaikan. Hal ini sangat membantu  murid dalam memahami konsekuensi diri dari perilaku mereka dan belajar untuk bertanggung jawab.
Mengembangkan disiplin diri yang positif
Penerapan restitusi ini mendorong murid untuk mengambil tanggung jawab mengenai perilakunya. Mereka dapat menguatkan didiplin disiplin diri dengan lebih sadar dari perlakunya terhadap orang lain sehingga akan menumbuhkan motivasi intrinsik untuk menjadi murid lebih baik dari sebelumnya.
    Â