Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Gawai sebagai Mainan Balita, Haruskan Kita Khawatir?

5 Agustus 2024   22:56 Diperbarui: 5 Agustus 2024   23:02 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain gawai.(PEXELS/JESSICA LEWIS) 

Gawai sebagai Mainan Balita, Haruskah Kita Khawatir?

          Di zaman sekarang, perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat dan membawa perubahan terhadap gaya hidup kita sehari-hari termasuk dalam cara mengasuh anak kita. Salah satu perubahan yang sering kita saksikan dan bahkan kita sendiri lakukan adalah memberikan kesempatan penggunaan gawai pada anak-anak apalagi anak kita masih usia balita. Meskipun kehadiran gawai sebagai hiburan dan memiliki manfaat sebagai pembelajaran interatif, namun perlukah kita sebagai orang tua khawatir?

          Jika kita menyaksikan realita, penggunaan gawai sudah menjadi hal biasa dan tak jarang gawai yang ada menjadi mainan keseharian dan menjadi teman favorit bagi balita. Apakah itu hal yang wajar? sehingga orang tua tak perlu khawatir dengan keadaan tersebut.

          Apakah kita bahagia melihat anak kita diam tak menganggu kesibukan kita? Anggapan itu kurang benar? Justru dalam diamnya itu perlu perhatian kita sebagai orang tua. Jangan sampai kebahagiaan kita sesaat yang mementingkan rutinitas sehari-hari mengesampingkan pertumbuhan anak. Jika terjadi baru menyalahkan anak. Sementara sebagai orang tua tidak melakukan refleksi diri kapan balita diizinkan bersentuhan dengan gawai.

          Perubahan zaman perlu kita sikapi dengan bijak. Dengan beradaptasi kita juga dapat menyesuaikan dengan kodrat anak. Anak juga perlu diperkenalkan dengan gawai namun kapan waktu yang tepat dan bagaimana cara kita memastikan penggunaannya secara bijak dan aman? Untuk itu, kita perlu tahu pertimbangan penting berkaitan penggunaan gawai untuk anak kita.

          Jika anak sudah senang dengan gawainya, anak akan enggan bersosialisasi dengan lingkungannya. Anak akan asyik dengan gawainya dan mengabaikan yang lainnya sehingga gawai dianggapnya lebih menarik daripada sekitarnya. Mengapa gawai menarik bagi balita? Gawai menawarkan pengalaman audio dan visual yang interatif dan menarik sehingga memikat hati balita. Permainan dan aplikasi yang dirancang pada gawai khusunya untuk usia anak-anak sesuai dunianya yang suka warna-warni yang penuh karakter lucu dan memberikan tanggapan secara langsung misalnya animasi atau suara. Saat layar disentuh, maka fitur-fitur ini membuat ekspresi balita senang.

          Ketika melihat ekspresi balita senang. Maka sebagai oang tua membuka pintu selebarnya kepada anak sebagai alat menenangkan dan tidak menganggu kesibukan orang tua. Anak akan memperoleh hiburan yang instan pada situasi tertentu tidak hanya di di rumah dan bahkan menunggu di tempat umum sekalipun, dalam perjalanan juga tak lepas dari gawainya sehingga balita terpapar oleh kebiasaan yang sulit untuk dilepaskan.

Risiko pemakaian gawai yang patut diwaspadai

Perkembangan sosial terusik

Jika orang tua tahu kapan waktu yang tepat bagi anaknya bermain gawai tentu akan tahu bagaimana menuntun anaknya untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lainnya. Padahal usia balita juga sangat penting untuk mengenalkan interaksi sosial untuk membentuk perkembangan emosionalnya. Jika anak kita terlalu terpikat dengan gawai dan waktunya seharian dihabiskan dengan gawai maka secara tak langsung mengurangi kesempatan berinteraksi dengan keluarga tercinta dan temannya sebayanya. Padahal interaksi sosial ini mengajarkan kepada anak bahwa sebagai manusia kita adalah makhluk sosial sehingga sangat penting anak mengenbangkan keterampilan sosialnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun