Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Gawai sebagai Mainan Balita, Haruskah Kita Khawatir?

5 Agustus 2024   22:56 Diperbarui: 8 Agustus 2024   12:52 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang, perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat dan membawa perubahan terhadap gaya hidup kita sehari-hari termasuk dalam cara mengasuh anak kita. 

Salah satu perubahan yang sering kita saksikan dan bahkan kita sendiri lakukan adalah memberikan kesempatan penggunaan gawai pada anak-anak apalagi anak kita masih usia balita. Meskipun kehadiran gawai sebagai hiburan dan memiliki manfaat sebagai pembelajaran interatif, namun perlukah kita sebagai orang tua khawatir?

Jika kita menyaksikan realita, penggunaan gawai sudah menjadi hal biasa dan tak jarang gawai yang ada menjadi mainan keseharian dan menjadi teman favorit bagi balita. Apakah itu hal yang wajar? Sehingga orang tua tak perlu khawatir dengan keadaan tersebut.

Apakah kita bahagia melihat anak kita diam tak menganggu kesibukan kita? Anggapan itu kurang benar? Justru dalam diamnya itu perlu perhatian kita sebagai orang tua. Jangan sampai kebahagiaan kita sesaat yang mementingkan rutinitas sehari-hari mengesampingkan pertumbuhan anak. Jika terjadi baru menyalahkan anak. Sementara sebagai orang tua tidak melakukan refleksi diri kapan balita diizinkan bersentuhan dengan gawai.

Perubahan zaman perlu kita sikapi dengan bijak. Dengan beradaptasi kita juga dapat menyesuaikan dengan kodrat anak. Anak juga perlu diperkenalkan dengan gawai namun kapan waktu yang tepat dan bagaimana cara kita memastikan penggunaannya secara bijak dan aman? Untuk itu, kita perlu tahu pertimbangan penting berkaitan penggunaan gawai untuk anak kita.

Jika anak sudah senang dengan gawainya, anak akan enggan bersosialisasi dengan lingkungannya. Anak akan asyik dengan gawainya dan mengabaikan yang lainnya sehingga gawai dianggapnya lebih menarik daripada sekitarnya. 

Mengapa gawai menarik bagi balita? Gawai menawarkan pengalaman audio dan visual yang interatif dan menarik sehingga memikat hati balita. Permainan dan aplikasi yang dirancang pada gawai khusunya untuk usia anak-anak sesuai dunianya yang suka warna-warni yang penuh karakter lucu dan memberikan tanggapan secara langsung misalnya animasi atau suara. Saat layar disentuh, maka fitur-fitur ini membuat ekspresi balita senang.

Ketika melihat ekspresi balita senang. Maka sebagai oang tua membuka pintu selebarnya kepada anak sebagai alat menenangkan dan tidak menganggu kesibukan orang tua. Anak akan memperoleh hiburan yang instan pada situasi tertentu tidak hanya di di rumah dan bahkan menunggu di tempat umum sekalipun, dalam perjalanan juga tak lepas dari gawainya sehingga balita terpapar oleh kebiasaan yang sulit untuk dilepaskan.

Risiko Pemakaian Gawai yang Patut Diwaspadai

Perkembangan Sosial Terusik

Jika orang tua tahu kapan waktu yang tepat bagi anaknya bermain gawai tentu akan tahu bagaimana menuntun anaknya untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lainnya. Padahal usia balita juga sangat penting untuk mengenalkan interaksi sosial untuk membentuk perkembangan emosionalnya. 

Jika anak kita terlalu terpikat dengan gawai dan waktunya seharian dihabiskan dengan gawai maka secara tak langsung mengurangi kesempatan berinteraksi dengan keluarga tercinta dan temannya sebayanya. 

Padahal interaksi sosial ini mengajarkan kepada anak bahwa sebagai manusia kita adalah makhluk sosial sehingga sangat penting anak mengenbangkan keterampilan sosialnya.

Selain itu, hambatan lainnya anak cenderung lebih diam karena kurang interaksi. Anak-anak akan mengalami kesulitan berbicara karena sering tidak diajak berbicara dengan orang sekitarnya. 

Semua sibuk dengan sendirinya, sementara anak juga sudah nyaman dengan dunia gawainya. Jika di kemudian hari anaknya sulit bicara, kemudian melakukan kekerasan dan menyalahkan anak karena kurang pandai ini dan itu. Padahal orang tua juga punya andil kesalahan.

Kelalaian kita yang menganggap sederhana ternyata terapi untuk penyembuhan memerlukan biaya yang tak sedikit. Hal ini tak sebanding dengan harga gawai yang kita beli. Inilah suatu pembelajaran yang di luar sana sudah banyak buktinya. 

Ajak anak bermain dengan dunia luar supaya juga mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan. Seringlah libatkan kegiatan kita dan anak agar melatih kemampuan berbicaranya.

Menganggu Kesehatan Fisik

Pernah kita menyaksikan keadaan anak balita yang terlalu tertarik dengan gawai? Wow, sungguh menyedihkan, bukan? Pemakaian gawai yang tidak mementukan skala perioritas  dapat menyebabkan pada masalah kesehatan fisik pada anak misalnya obesitas, gangguan tidur, dan penglihatan. 

Banyaknya kegiatan yang digunakan untuk bermain gawai menyebabkan anak kurang kegiatan fisik sehingga menghambat perkembangan motoriknya dan bahkan cacat mata seumur hidupnya. Apakah cara kita sudah bijak untuk mendiamkan anak?

Ketergantungan pada Gawai

Ketertarikan pada gawai secara berlebihan sebagai hiburan menjadi hal yang tak wajar. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi kebiasaan yang sulit untuk dilepaskan dan bahkan akan berdampak pada perkembangan minat dan potensinya untuk bermain kreatif dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Jika anak diizinkan bermain gawai maka waktunya tidak boleh berlebihan. Cukup satu jam saja. Untuk itu, bagi kita orang tua perlu memperhatikan facktor-faktor yang patut dipertimbangkan saat mengizinkan buah hati berinteraksi dengan gawai yakni perhatikan kualitas kontennya. Pilihlah konten yang bermutu dan edukatif serta interatif yang membantu perkembangan anak misalnya penegnalan warna, bentuk, Bahasa, dan sebagainya.

Faktor yang kedua adalah batasi waktu penggunaan. Pembatasan waktu ini sebagai wujud kasih sayang pada anak. Kita bisa buat kesepakatan dengan anak dengan menumbuhkan keyakinan bahwa usai bermain gawai, waktu yang tepat bermain untuk perkembangan berdasarkan usianya. Untuk itu, dampingi  anak kita saat penggunaan gawai agar waktu yang dberikan sesuai harapan dan tak melebihi dari target yang ditentukan.

Lalu bagaimana cara kita agar anak kita aman dalam pengunaan gawai agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari

  • Batasi waktu penggunaan jangan sampai berlebihan.
  • Pilihlah konten yang edukatif dan sesuai perkembangan anak
  • Alihkan fokus anak pada kegiatan edukatif lainnya seperti mengajaknya bermain di luar atau berjalan-jalan, dan sebagainya
  • Pantau dan damping anak dengan sepenuh hati
  • Berikan keteladanan pada anak sehingga anak tidak meniru gaya kita yang kurang baik terutama dalam penggunaan gawai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun