Jawawut sebagai Tanaman Alternatif Pengganti Padi dengan Manfaat Nutrisi Melimpah
KenaliÂ
     Sejak harga beras mulai merangkak naik. Sejak itulah berbagai upaya menemukan alternatif pangan yang lebih bervariasi dan bergizi. Salah satu alternatif tanaman pengganti padi yakni jawawut. Apalagi dulunya jawawut pernah menjadi makanan pokok. Jadi tak heran bila tanaman ini layak dibudidayakan untuk mendukung program diversifikasi pangan, apalagi memiliki keungulan nutrisinya melimpah.
     Jawawut dulunya pernah singgah di hati masyarakat sebagai makanan pokok. Tapi, setelah padi mulai dikenal khayalak luas, jawawut mulai dilupakan. Bahkan kini banyak yang tidak mengenal jawawut termasuk saya pribadi. Sehingga berimbas pada budidaya tanaman jawawut oleh petani semakin sedikit. Padahal bila dibandingkan dengan padi, nutrisi jawawut lebih tinggi.
     Tanaman jawawut mulai dibudidayakan sejak 5000 SM di Cina dan 300 SM di wilayah Eropa. Jawarut pernah menjadi makanan pokok di Afrika Utara, selain Asia dan Eropa. Kapan jawawut mulai dikenalkan ke Indonesia? Jawarut dikenalkan oleh Tiongkok yang melakukan imigrasi sekitar 3000-an tahun lalu. Saat itulah, jawawut mulai di kenal luas di Indonesia dan dijadikan makanan pokok oleh beberapa daerah. Ada daerah yang tercatat pernah menjadikan jawawut sebagai makanan pokok yakn pulau Sumba, Pulau Rote, Enrekang, Kaluppini, dan Nusa Tenggara Timur.
     Mengapa potensi jawawut sebagai alternatif pengganti padi? Hal tersebut diungkapkan oleh peneliti dari BRIN bahwa sumber hayati di Indonesia itu beragam sehingga memungkinkan memperoleh sumber daya pangan selain beras salah satunya jawawut. Tanaman jawawut termasuk tanaman C4 yang memiliki keunggulan dapat tumbuh di daerah kering dan semi kering dan bahkan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah mulai tanah berpasir sampai tanah liat.
     Selain itu, keunggulan selanjutnya yakni masa panen singkat. Tanaman tersebut mempunya masa pertumbuhan yang singkat sekitar 60-90 hari. Wow, lebih cepat panen ya bila dibandingkan dengan padi? Tak hanya itu, tanaman jawawut merupakan diversifikasi pangan dalam arti dapat menggantikan sebagian konsumsi padi dengan jawarut. Hal membantu ketergantungan pada satu jenis tanaman yakni padi.
     Dengan dibudidayakan tanaman jawawut dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan masyarakat minimal memenuhi kebutuhan pangan sendiri dan daerah yang sulit memperoleh padi apalagi tanaman ini mudah dibudidayakan dan mengandung senyawa tannin yang dapat dijadikan sebagai antihipertensi.
     Tanaman jawawut mempunyai keunggulan. keunggulannya memiliki kandungan nutrisi yang mengesankan yakni serat. Jawarut kaya akan serat makanan sehingga sangat baik dikonsumsi untuk membantu menjaga kesehatan pencernaan. Serat tersebut berfungsi membantu memperlancar pencernaan dan mencegah sembelit. Selain itu, jawawut mengandung karbohidrat. Kandungan karbohidrat dari jawawut sangat tinggi sebesar 84,2%. Itu berarti jika dikonsumsi akan menjadi sumber tenaga yang mengenyangkan. Tak hanya serat dan karbohindrat. Kandungan nutrisi yang lain yakni lemak sebesar 3.3% dan protein sebesar 10,7%. Itu berarti jawawut layak sebagai alternatif pangan yang patut diperhitungkan apalagi jika dibudidayakan secara luas sehingga ketahanan pangan masyarakat semakin terjaga.
     Selain nutrisi di atas, jawawut mempunyai kandungan mineral seperti besi, magnesium, fospor, seng, kalsium, dan kalium  serta kandungan vitamin X, B1, dan B3. Hal itu sesuai jurnal yang diterbikan oleh Fiel Crop Research Volume 124 dan International of Computer Application Volume 87 No.3. wow, kandungan nutrisinya tinggi ya?
     Sementara cara pengolahan jawawut sama seperti padi. Dari padi menjadi beras. Begitu halnya dengan jawawut. Adapun bulir-bulirnya dapat dihaluskan menjadi tepung untuk membuat roti dan kue. Aneka masakan dari jawawut bisa dibuat bubur sebagai sarapan lezat dan mengenyangkan, serta olahan lainnya.
     Di setiap kesulitan pangan ada jalan keluar terbaik. Memang jika kita telah terbiasa dengan beras ternyata memerlukan waktu beradaptasi dengan kebutuhan pangan lainnya. Tapi hidup adalah dinamis, perlu perubahan untuk mencoba hal-hal baru seperti mengonsumsi jawawut apalagi sampai membudidayakannya tentu sebuah langkah bijak mengatasi krisis pangan. Dengan begitu, kita bisa mengenali dan memanfaatkan jewawut untuk pola makan yang lebih sehat dan beragam.
sumber https://www.instagram.com/kementerianpertanian/ dan https://www.idntimes.com/food/dining-guide/resty/jawawut-tanaman-pangan-terabaikan-yang-kaya-manfaat-exp-c1c2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H