Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyulam Impian di Awal Tahun Baru Islam, Refleksi dan Resolusi

6 Juli 2024   21:15 Diperbarui: 6 Juli 2024   21:18 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi poster dan ucapan selamat Tahun Baru Islam 2024, 1 Muharram 1446 H.(National Today) 

Menyulam Impian di Awal Tahun Baru Islam: Refleksi dan Resolusi

        Tak terasa waktu terus bergulir secara cepat. Apa yang kita lakukan sesuai rencana mungkin ada yang berhasil dan mungkin pula perlu pemantapan. Semua momen baik untuk melakukan refleksi diri. Namun, memulai dari momen tahun baru Islam juga baik sambil menyulam harapan dengan merenung, melakukan evaluasi diri, dan meninjau kembali perencanaan yang ingin kita raih dengan penuh keyakinan dan harapan serta diperlukan sebuah resolusi baru agar menjadi kenyataan.

          Kita bisa mengukir hidup kita menjadi berwarna. Warna apa yang kita ingin goreskan tergantung cara kita. Apakah kita mau stagnan di tempat? Merasa aman di zona nyaman? Atau mengambil sebuah tantangan agar mengunggah semangat baru tumbuh? Apalagi tantangan di depan diperlukan keuletan untuk menyulam harapan agar setiap perjalanan memiliki kisah indah yang dikenang dan menginspirasi bagi orang lain.

          Jika kita tengok sejarah, tahun baru islam dikenal dengan nama Hijriah. Hal tersebut mengingatkan kembali pada suatu peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Peristiwa tersebut merupakan simbol perubahan, perjuangan, dan keberanian meninggalkan zona nyaman untuk meraih tujuan yang lebih besar. Kita bisa belajar dari peristiwa tersebut untuk menebalkan semangat menuju suatu perubahan yang positif demi hidup kita lebih baik. Bukankah setiap orang mendambakan hari ini lebih baik daripada sebelumnya? Lalu pelajaran apa yang bisa kita petik dari peristiwa hijrah tersebut?

          Untuk mengambil langkah baru diperlukan keberanian untuk berubah. Hal tersebut juga dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad yang berani melakukan hijrah. Dari langkah Beliau, kita belajar mempunyai keberanian untuk keluar dari suatu kebiasaan lama yang kurang baik dengan mencoba suatu tantangan baru yang positif.

          Selain itu, untuk mewujudkan langkah tersebut, kita memerlukan kerja sama dan solidaritas. Begitu halnya pada peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Beliau yang menunjukkan pentingnya kerja sama dan solidaritas yang tercermin dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang bekerja sama dengan keikhlasan dalam menciptakan komunitas yang harmonis dan kuat.

          Tak hanya itu, setiap kita menjalani suatu perubahan diperlukan keteguhan dan kesabaran. Dari peristiwa hijrah kita belajar bagaimana keteguhan dalam menghadapi setiap hambatan hidup yang memerlukan langkah tanggap untuk menepis setiap duri yang menghadang.

          Langkah pertama menuju perubahan adalah melakukan refleksi diri. Kita perlu melakukan perenungan mengenai perjalanan hidup kita setahun belakang dengan menganalisis ketercapaian, kegagalan, dan pelajaran berharga yang diperoleh. Dengan begitu, kita bisa mengambil langkah bijak dalam melakukan proses refleksi dengan cara melakukan evaluasi. Kita bisa melihat kembali tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apakah perlu ditinjau kembali? Apakah semua tercapai atau perlu adanya perbaikan?

          Dengan meninjau kembali, kita akan menemukan pelajaran yang berharga dari setiap kegagalan. Dari kegagalan kita belajar bagaimana kita bangun atau bangkit dari keterpurukan untuk memperbaiki masa depan. Sehingga kita bersyukur dan berdoa atas nikmat dan berkah yang Allah berikan di setiap langkah perjuangan. Langkah perjuangan yang yang memerlukan dukungan dari orang-orang terdekat. Selain itu, analisislah apakah dukungan yang ada masih terdapat kekurangan?

          Setelah melakukan refleksi diri, maka langkah berikutnya kita menentukan resolusi  berupa tujuan baru untuk tahun yang akan datang. Buatlah tujuan yang realistis dan dapat diukur sehingga membantu memudahkan kita melakukan evaluasi dalam mencapainya di kemudian hari. Untuk itu, kita dapat memperhatikan beberapa aspek yang mesti diperhatikan dalam menyusun revolusi yakni aspek spiritual, kesehatan, pendidikan dan karier, keuangan, serta hubungan sosial.

          Kemudian langkah selanjutnya, memulailah dengan langkah kecil penuh komitmen dan konsisten. Sebab, perubahan yang besar tidak datang dalam waktu sekejab tapi memerlukan suatu usaha secara berkesinambungan. Untuk itu, cara berikut barangkali bisa kita semua terapkan untuk memotivasi diri agar semangat dalam mewujudkan revolusi tercapai

  • Tulislah tujuan dan tempelah di tempat yang mudah dilihat. Hal ini sebagai motivasi di saat mulai turun.
  • Buatlah rencana aksi dengan memecahkan resolusi besar menjadi langkah-langkah kecil yang mudah dilakukan. Untuk itu, buatlah aksi tindakan yang spesifik dan tentukan estimasi waktu pencapaiannya.
  • Lakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur kemajuan. Dengan melakukan secara berkala kita akan mengetahui perkembangan, apakah ada hambatan dengan menemukan solusi dan menyesuaikan dengan rencana jika diperlukan.
  • Menemukan dukungan sosial. Terkadang mencapai rencana perlu melibatkan orang-orang terdekat agar tujuan tercapai. Dukungan tersebut akan menambah motivasi guna menambah imun dalam mencapai tujuan tersebut.
  • Tetap berpikir positif dan selalu bersyukur pada pencapaian hal-hal kecil sekalipun. Hal tersebut membantu kita menjaga semangat dan motivasi diri.

Semoga harapan yang kita sulam menjadi suatu kenyataan. Semoga pula di tahun baru ini kita menjadi pribadi lebih baik dari sebelumnya, lebih dewasa dalam memandang masalah, lebih bijak dalam mengambil suatu keputusan, dan lebih dekat dengan Yang Mahakuasa. Apa pun rintangan yang di depan tidak mudah goyah tapi tetap optimis ke depan seperti batu karang yang tetap teguh meskipun dihatam badai gelombang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun