Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menanamkan Mindset Positif pada Anak: Langkah Menuju Kesuksesan di Masa Depan

1 Juli 2024   15:30 Diperbarui: 1 Juli 2024   16:38 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa percaya diri pada anak merupakan salah satu komponen utama mindset positif. Untuk menanamkan rasa percaya diri, maka kita perlu mengenali kelemahan anak yang membuatnya minder dan takut untuk melangkah sehingga kita menuntun anak-anak belajar mengembangkan percaya diri dengan memberikan tantangan tanggung jawab sesuai kemampuan dan juga pertimbangan usianya. Dengan begitu, anak akan belajar mengambil suatu keputusan dengan bijak. Jikalau tantangan yang dilaluinya berhasil jangan lupa berikan suatu penghargaan berupa penghargaan atau pujian yang konstruktif untuk menguatkan keyakinan anak-anak bahwa dirinya mampu. Sebaliknya, jika anak belum berhasil maka berikan dukungan untuk selalu menanamkan perlu kerja keras dan cara terbaik untuk meraih tujuannya.

Mindset yang kuat yang dimiliki oleh anak-anak dapat mengembangkan rasa percaya dirinya yang sehat. Anak akan berusaha memahami bagaimana usaha dan proses belajar yang lebih baik dibandingkan langsung berorientasi pada hasil akhir. Rasa percaya diri yang tertanam pada dirinya maka akan menjadi dorongan untuk mengambil tantangan baru untuk menggapai tujuan dan target yang dituju.

Mengajarkan kemampuan mengelola emosi

Masa remaja terkadang masa untuk mencari jati diri. Dari pengalaman itu terkadang anak memerlukan suatu petunjuk bagaimana anak melangkah agar tidak salah jalan. Begitu halnya dengan interaksi dengan sesama. Setiap orang yang ditemui baik itu temannya atau orang lain tidak semua menyenangkan bagi dirinya sehingga diperlukan kemampuan mengelola emosi yang baik yang tertanam dalam mindset positifnya. Anak-anak perlu diajarkan bagaimana mengenali dan mengelola emosinya sendiri baik itu baik dan tidak baik. Dengan diajarkan pengenalan dan pengelola, orang tua dapat membantu mengajarkan berbagai teknik-teknik relaksasi berupa pernapasan dalam atau meditasi serta contoh bagaimana anak menghadapi situasi emosional dengan cara yang sehat dan konstruktif.

Memberikan teladan yang baik

Dunia anak-anak cenderung menjadi peniru yang baik. Apa yang dilihatnya dan diamati dapat ditirukan dengan gayanya khasnya. Orang tua merupakan guru terbaik di rumah. Sebelum meminta sesuatu kebaikan kepada anak, sebaiknya melakukan refleksi diri untuk meningkatkan kualitas diri agar di dalam benaknya akan tertanam bahwa tidak sekadar meminta tapi mampu memberikan contoh terbaik.

          Dengan memberikan contoh yang baik yang kita menunjukkan dan dapat memberikan pengalaman dalam mengembangkan mindset positif. Untuk itu, kita bisa tunjukkan kepada anak kita bagaimana belajar menghadap sebuah tantangan melalui sikap positif, bagaimana anak belajar dari kesalahan, kecerobohannya, bagaimana terus tegak berdiri dalam berusaha dalam mencapai tujuan, dan sebagainya.

Menumbuhkan rasa empati dan mendorong kreativitas 

Memiliki empati adalah suatu kebaikan. Empati merupakan dorongan dari dalam diri untuk bertindak tanpa diminta. Hal ini perlu kita tanamkan sejak dini kepada anak-anak. Anak perlu diajarkan rasa peduli terhadap perasaan dan derita orang lain agar bertindak tidak menyinggung orang lain. Hal ini akan berdampak ada hubungan sosial yang akan datang. Anak-anak akan mengingat dan mempraktikan kata-kata misalnya maaf, terima kasih, tolong, dan sebagainya. Selain itu, anak-anak perlu diajak terlibat dalam kegiatan sosial sebagai pengenalan untuk menumbuhkan kepekaan sosial yang melahirkan empati dan kebaikan pada anak.

Selain itu, untuk mendorong anak berpikir kreatif dan inovatif, kita dapat membantu anak memandang masalah dari berbagai sudut pandang dan menemukan jalan keluar yang berbeda. Kegiatan untuk menyetimulus tersebut dapat berupa bermain, memecahkan teka-teki yang dapat merangsang pikiran, berkreasi dengan seni, memberikan masalah kepada anak untuk didengar bagaimana anak memberikan pendapatnya, dan sebagainya. Dengan berbagai cara dapat anak lakukan untuk mewujudkan sebuah tujuan agar mimpi yang diharapkan dapat sesuai keinginan.

Menyalahkan anak atas kekurangannya bukan solusi terbaik tapi bagaimana kita berusaha semaksimal mungkin dengan melalui literasi membentuk mindset positif pada anak. Hal ini merupakan suatu investasi jangka panjang sebagai bekal menyambut kesuksesan di masa depan. Dengan kita konsisten dan komitmen memberikan dukungan, mengajarkan makna ketekunan, menumbuhkan percaya diri, dan sebagainya. Cara tersebut akan membantu anak mengembangkan mindset yang kuat dalam benaknya. Selain itu, mindset positif sebagai pondasi yang kuat bagi anak untuk menghadapi segala tantangan yang ada agar anak dapat melalui semua dengan penuh senyum di bagian akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun