Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jegok: Teknik Efektif Memancing Ikan Gabus Menggunakan Umpan Katak

12 Juni 2024   22:06 Diperbarui: 14 Juni 2024   18:39 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar teknik 'jegok' memancing ikan gabus,sumber dokpri

Jegok: Teknik Efektif Memancing Ikan Gabus Menggunakan Umpan Katak

Sejak kecil saya telah terbiasa melakukan 'jegok' untuk mendapatkan ikan gabus dengan mudah tak perlu ditunggu seperti layaknya memancing biasanya. Nah, beberapa minggu lalu masa kecil itu terulang lagi saat memenuhi bahan praktik kewirausahaan. Namun untuk mendapatkan ikan gabus di tempat tinggal saya agak susah sehingga harus mendatangi kampung di mana orangtua tinggal.

Untuk ke tempat orangtua, saya mengenakan kendaraan bermotor sekalian menikmati akhir pekan bersama si kecil. Jarak yang ditempuh pun puluhan kilo. Niat hati ingin menikmati perjalanan dengan memandang rimbunan pohon di jalan namun cuaca tidak bersahabat. Hutan lebat mengguyur yang membuat pakaian basah meskipun jas hujan sebagai pelindung tak mampu membuat pakaian aman.

Namun, hujan deras tak membuat si buah hati demam dan tetap semangat sampai tujuan. Walaupun sampai di tempat tujuan malam harinya. Seharusnya perjalanan yang ditempuh 2,5 jam akhirnya melebihi dari target. Di balik itu semua, saya bersyukur bisa sampai dengan selamat di rumah orangtua.

Sesampai di rumah, orangtua menyampaikan bahwa hasil 'jegot' hanya beberapa kilogram. Sementara bahan dari ikan gabus yang diperlukan lebih dari 5 kg. Akhirnya tanpa mengenal lelah, saya, anak balita saya, ibu, dan dua ponakan menangkap katak kecil di pinggir jalan dengan menggunakan senter. Jika selesai hujan anak katak mudah didapatkan namun jika tidak turun hujan agak sulit mendapatkan anak katak. Kalaupun dapat mungkin tidak sesuai harapan.

Saat musim penghujan, daerah tempat tinggal orangtua cepat sekali banjir dan surut. Di depan dan samping ada semacam parit yang tidak begitu besar. Air yang selalu berubah warna, kadang kuning, kadang juga bening. Tapi rata-rata air di desa orangtua masam berwarna kuning. Kalau pun dibuat mandi dan memakai sabun terasa tebal. Sampai terkadang menimbulkan pertanyaan si kecil mengenai hal itu. "Ma airnya mbah tidak bagus" saya hanya tersenyum saja. Sembari melanjutkan mandinya.

Petualangan mencari umpan katak di malam hari dengan diterangi senter dan rembulan malam yang begitu indah bersinar. Taburan bintang yang begitu indah seakan menghapus lelah perjalanan di guyur hujan. Tetangga depan dan belakang bertanya-tanya dan saling menyapa. Begitulah keramahan orang kampung yang terjaga sampai saat ini. Kondisi yang begitu damai membuat nyaman hidup bermasyarakat.

Berpetualang membuat anak balita saya sangat senang dan antusias untuk ikut serta. Tak cukup di pinggir parit, namun di halaman rumah tetangga agar tangkapan katak sesuai keinginan. Karena anak saya sudah mulai mengantuk, sehingga hanya mendapatkan beberapa katak. Itu pun sudah banyak.

Namun, keponakan dari kakak tertua datang memberikan jumlah anak katak yang banyak hasil tangkapan dari daerah rumahnya. Saya juga tak tahu anak tersebut mencari. Mungkin ibu memberikan kabar bahwa saya akan datang untuk mengambil ikan gabus. Hal itu tanpa sepengetahuan dari saya.

Esok harinya, semua pancing yang telah disiapkan telah dipasang umpan katak. Pancing yang digunakan berukuran agak besar sedikit. Sementara alat pancing yang digunakan memancing ikan biasa seperti pepuyu, keting menggunakan ukuran kecil. Pancing yang dibuat memang tidak perlu ukuran dan bertali panjang. Cukup beberapa cm saja sudah cukup. Setelah itu, baru pancingnya diberikan umpan katak yang masih hidup. Katak tersebut berlompat-lompat mungkin terasa sakit karena badanya kena pancing. Itulah yang menjadi daya tarik ikan gabus memakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun