Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mudik Berkesan: Pilihan Kreatif untuk Menyemarakan Liburan Lebaran

14 April 2024   06:00 Diperbarui: 14 April 2024   06:09 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik Berkesan: Pilihan Aktivitas Kreatif untuk Menyemarakan Liburan Lebaran

 

          Momen lebaran telah berlalu. Banyak sekali antivitas yang dilakukan usai lebaran misalnya menghabiskan ke tempat destinasi wisata untuk menghabiskan waktu bersama. Namun, karena berbagai alasan yang menyebabkan tak bisa pergi ke destinasi menyebabkan liburan lebaran kurang menyenangkan. Padahal kondisi apa pun jika kita ingin ciptakan maka situasinya akan seru.

          Ke tempat wisata memang perlu perencanaan dan persiapan. Tak hanya itu ada moda transformasi yang mengantarkan ke tempat tujuan. Selain itu, perlunya anggaran tambahan agar tujuannya dapat tercapai. Kita tak perlu ribet dengan kendala tersebut. Kita bisa menikmati liburan Idul Fitri dengan kreativitas kita sendiri dan membuat keluarga tetap bahagia. Sebab, bahagia itu sederhana tidak selalu identik dengan kemewahan dan fasilitas lengkap.

          Berdasarkan pengalaman pribadi yang saya lakukan untuk mengisi liburan usai lebaran agar anak-anak tetap ada kegiatan sehingga dari aktivitas tersebut dapat memberikan keceriaan dan kebahagiaan tanpa harus ke destinasi. Pilihan kreatif tersebut di antaranya

Memancing

Aktivitas tersebut memang hobi saya sejak kecil. Apalagi medan  kampung orang tua banyak sekali sungai. Sehingga dengan medan tersebut setidaknya mengabulkan untuk dilaksanakan aktivitas tersebut. Di samping itu, orang tua juga memiliki kolam yang di dalamnya ada ikan sungai seperti ikan gabus, ikan keting, ikan nila, dan ikan pepuyu. Sejak dulu kolam tersebut dikelola untuk pembibitan sebelum disebar ke lahan yang luas untuk sistem minapadi. Jika lahan kering kolam itulah yang akan menampung semua induk dan bibit dari ikan tersebut.

          Untuk mewujudkan hal tersebut tidak memerlukan biaya yang besar. Cukup membeli tali senar dan pancing. Lalu mengambil kayu yang ada di sawah. Praktis, tapi menyenangkan. Kita bisa buat tantangan sama anak dengan siapa yang cepat dan terbanyak mendapatkan ikan maka menjadi pemenangnya. Sementara anak yang kecil berusaha menjadi jurinya. Ada tawa yang menggelitik seolah menjadi kehangatan yang hadir menyapa.

          Memancing memang memerlukan kesabaran untuk mendapatkan ikan. Begitu halnya dengan kehidupan. Jika ingin mudah memang tidak perlu susah payah untuk memancing, cukup membeli ikan di pedagang pinggir jalan sudah cukup. Tapi kita mendapatkan dengan penuh perjuangan maka akan berkesan. Hal itulah yang saya tanamkan ke anak. Bahwa hidup merupakan proses sehingga kita perlu menikmati sebuah proses itu agar kita tahu makna perjuangan hingga tujuan tercapai.

          Begitu halnya dengan memancing. Jika kailnya mudah dimakan ikan memberikan pelajaran bahwa proses akan menemui kemudahan. Namun sebaliknya, jika kailnya tidak ada ikan yang mnyentuhnya berarti kita terus usaha agar ikan tertarik pada pancing yang dimiliki.

Masak bersama

Setelah ikan didapatkan, kita perlu melibatkan anak dalam kegiatan masak. Meskipun si kecil hanya sebagai penonton tapi kakaknya bisa dilibatkan untuk menyiapkan bumbu. Kolaborasi itu akan menciptakan proses pembelajaran yang indah yang dapat dikenang. Meskipun sederhana setidaknya memberikan kesan istimewa. Kesan itu akan terus ada manakala ikan hasil dari memancing dapat dimakan bersama-sama keluarga.

Memanem cabai

Pada lebaran ketiga, kami sekeluarga tidak ke mana-mana. Ada salah satu pedagang memesan cabai dari orang tua. Kebetulan cabai orang tua sudah tampak merah dan siap dipanen. Saya mengajak buah hati untut turut membantu. Kebetulan pagi itu, mentari begitu terik terasa di kulit. Dengan memakaikan topi ala sawah, buah hati membantu memanen cabai. Caranya pun unik hanya tangan satu lalu menariknya.

          Meskipun telah diajarinya agar dahan pada tanaman cabainya tidak patah tetap saja masih belum mengerti. Namun, buah hati hanya bisa menangkap agar hati-hati dalam mengambil sehingga dahan yang semula patah menjadi tidak. Sementara hembusan angin enggan menyapa, seolah menambah suasana menjadi panas terasa. Inilah perjuangan bagi seorang petani untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup. Biarlah anak paham akan perihal tersebut. Meskipun panas setidaknya mereka bisa belajar menahan diri untuk menikmati keadaan.

          Pada saat itu, permintaan untuk berteduh tidak juga dihiraukan. Saya pun senang dengan empati yang dimilikinya. Kami terus memetik hingga ada pedagang es keliling melewati depan sawah. Anak saya dan juga orang tua bergegas membelikan es dengan mengejar pedagang tersebut. Rasa haus di tenggorokan dapat teraliri es doger yang segar.

Keliling lahan sawah

Tidak hanya memanen cabai, saya pun mengajak melihat perkembangan tanaman jeruk yang ada di tanggul sawah bersama buah hati. Lahan yang cukup panjang dan terdapat beberapa tanaman jeruk yang mulai berbuah lebat. Namun sayang buahnya masih hijau dan beberapa bagian atas buahnya ada yang sudah tua. Saya pun menikmati sambil merasakan hembusan angin sawah. Inilah momen yang selalu saya rindukan. Bersahabat dengan alam dengan pemandangan padi terhampar.

          Ada kesedihan yang dalam saat lahan yang belum dipanen mengalami serangan hama. Padi tanpa kurang berisi sehingga membuat gagal panen. Padahal upaya yang dilakukan sudah maksimal namun takdir berkehendak lain. Saya pun memberikan pencerahan kepada anak untuk menjelaskan mana padi yang bagus dan mana padi yang mengalami gagal penen. Setidaknya itu menjadi pengalaman indah agar mengetahui pekerjaan kakeknya agar menghargai setiap nasi yang dimakannya.

Keliling daerah persawahan

Saat sore harinya, waktu yang seru untuk keliling daerah persawahan. Akses yang daerah rusak kini menjadi lebih baik. Jalanan daerah sawah telah di semen sehingga memudahkan petani untuk mengangkut hasil panen baik itu padi dan juga sayur. Inilah impian sejak dulu petani harapkan. Akses jalan yang mudah membuat pekerjaan petani juga terbantu.

          Ada kekaguman di hati saya, setiap tanah jalanan mendapatkan perhatian dari warga kampung untuk memanfaatkan dengan menanam jenis tanaman seperti jagung, sayur, pisang, papaya, dan lainnya. Hal itu menjadi pemandangan unik dan penuh kekaguman. Dari kegiatan kreatif itu setidaknya dapat memenuhi kebutuhan hidup. Di samping menyumbangkan oksigen bagi kehidupan. Hawa yang segar dari angin menyapa membuat pikiran rileks meskipun melihat pemandangan padi yang mengalami gagal panen membuat hati terenyum. Meskipun demikian, Tuhan masih menyisahkan padi untuk bisa dipanen sebagai pengganti modal yang telah dikeluarkan.

Itulah beberapa kegiatan dapat mengisi liburan selama lebaran di kampung orang tua. Selama belum bisa ke destinasi, kegiatan itulah yang saya suguhkan untuk buah hati. Kebahagiaan sejati ada di setiap pikiran kita. Jika pikiran kita selalu bahagia maka hati kita akan merasakan damai dan juga bahagia. Sebab, bahagia itu kita yang ciptakan dari hal sederhana sekalipun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun