Menggapai Damai di Hati: Memaafkan di Hari Lebaran Idul Fitri Meskipun Kenangan Luka Sulit Dikubur
Kemarin, tepatnya Rabu 10 April 2024 seluruh masyarakat Indonesia merayakan sukacita lebaran dengan penuh kebahagiaan sebagai pertanda berakhirnya bulan Ramadan.Â
Di hari Raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi untuk menguatkan silaturahmi antarsesama dan memperdalam nilai-nilai kemanusiaan misalnya toleransi,keikhlasan, dan juga perdamaian. Selain itu, merupakan momen untuk membersihkan hati dan jiwa dari kebencian dan juga dendam.Â
Kebencian dan juga dendam memang sulit dilupakan apalagi peristiwanya sampai membekas di kalbu. Berusaha menepis memanglah tidak mudah. Tapi berusaha berdamai dengan hati akan membuat kita berusaha melupakan agar hati tetap terjaga.
Kita semua pernah berbuat salah sebab kita sebagai manusia yang tidak sempurna. Sebagai manusia yang tidak sempurna terkadang ada tutur kata yang tidak terkontrol maupun sikap yang berlebihan saat sedang marah sehingga mengakibatkan konflik berkepanjangan.Â
Konfik itu disebabkan karena warisan keluarga, dihianati, pura-pura baik padahal sebaliknya, dan lain-lain. Pengalaman itu selalu menghantui pikiran apalagi rasa trauma yang ditimbulkan mengakibatkan sulit untuk memaafkan.
Barangkali dari kita masih menyimpan kenangan luka masa lalu meskipun tahu bahwa momen lebaran Idul Fitri dianggap sebagai momen untuk saling memaafkan dan berusaha berdamai dengan masa lalu. Namun kenyataan sebagian orang dalam memaafkan masih terasa sulit apalagi luka itu telah mengakar dalam dan mempengaruhi interaksi diri dengan sekitarnya.
Padahal memaafkan merupakan salah satu nilai yang telah dianjurkan oleh Agama Islam dan bahkan Baginda Rasulullah mengajarkan kepada kita semua betapa pentingnya memaafkan dalam banyak hadisnya bahkan dalam situasi sulit sekalipun.Â
Namun dalam praktiknya memafkan sering kali mengalami kesulitan dan memilih untuk bersikeras menyimpan rapat-rapat di benak. Namun perlu diingat bahwa proses berdamai dengan luka perlu agar pikiran tenang. Kita juga tak perlu menepis bahwa kenangan luka pernah ada tapi berusaha menerima kenyataan dan berusaha memilih untuk tidak mengeraskan hati terjebak dalam lingkaran negatif.
Saatnya kita berusaha membebaskan hati dan pikiran di momen istimewa ini untuk melepaskan segala benci dan dendam dan berusaha sekuat tenaga mengubur luka yang masih terpatri di hati.Â